TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Cegah Anak Alami Kecemasan saat Pertama Sekolah

Paling sering cemas berpisah dari orangtua

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bersekolah akan menjadi pengalaman baru bagi anak setelah bertahun-tahu hanya tinggal di rumah. Ini merupakan pengalaman pertama anak keluar dari zona nyamannya. Wajar bila anak merasa takut. Bahkan di hari pertama nanti biasanya ia tantrum.

Bisakah hal tersebut dicegah? Tentu, dengan cara memperkenalkan tentang sekolah pada anak sejak dini. Berikut enam hal yang dapat orangtua lakukan untuk mempersiapkan anak sekolah demi mencegah kecemasannya.

1. Mendorong anak untuk bermain dengan anak tetangga dan sepupu

ilustrasi bermain bersama (pexels.com/Ron Lach)

Masalah sosialisasi kerap membuat anak tidak nyaman. Anak yang terlalu banyak bermain di dalam rumah saja dan tidak berteman dengan anak tetangga lebih mungkin mengalami kecemasan ketika bersekolah.

Lain apabila sejak dini ia telah diajari untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Termasuk kerap mendatangi saudara-saudara sepupunya. Anak bakal lebih percaya diri dan merasa aman saat ditinggal orangtua di sekolah.

2. Sering-sering menceritakan tentang sekolah pada anak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Werner Pfennig)

Topik sekolah anak bukan cuma konsumsi orangtuanya. Sebagai individu yang akan menjalaninya, anak perlu tahu gambaran tentang sekolahnya nanti. Kenapa ia harus bersekolah?

Apa yang akan didapatkannya dari kegiatan itu? Apakah di sana menyenangkan? Orangtua harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi benak anak.

Baca Juga: 5 Kesulitan yang Dialami Anak saat Pertama Kali Masuk Sekolah, Catat!

3. Menjelaskan singkatnya waktu belajar anak di sekolah

ilustrasi mengantar anak (pexels.com/Kampus Production)

Meski orangtua telah menjelaskan pentingnya bersekolah, anak mungkin belum tertarik. Terlebih ketika ia membayangkan lamanya waktu sekolah. Dia barangkali mengira akan ditinggalkan orangtua di sekolah dari pagi sampai sore.

Bayangan yang keliru ini harus diluruskan. Jelaskan konsep waktu atau gambaran berapa lama anak di sekolah. Misalnya, untuk PAUD anak cuma berada di sekolah selama dua jam. Gambarkan bahwa dua jam tidaklah lama, sama dengan waktu tidur siang anak.

4. Membantu anak mendapatkan kawan di awal sekolah

ilustrasi anak-anak bermain (pexels.com/Lukas)

Anak yang lebih pemalu dan tertutup memerlukan bantuan orangtua buat mendapatkan teman pertamanya. Anak tetangga yang kebetulan bersekolah di sana selalu menjadi pilihan tepat. Anak tidak merasa terlalu asing dengannya.

Kalaupun tak ada anak tetangga yang bersekolah di situ, ajak anak berkenalan dengan siapa saja. Orangtua sebaiknya mulai berusaha mencarikan teman untuk anak sejak masa pendaftaran sekolah. Tujuannya, biar anak sudah tidak terlalu canggung ketika sekolah dimulai.

5. Memperkenalkan anak pada guru dan staf sekolah

ilustrasi mengantar anak (pexels.com/Samuel Peter)

Di rumah, anak selalu bersama orang dewasa. Seperti orangtua, kakek dan nenek, kakak, serta pengasuh atau ART. Tak heran jika anak masih gugup sekalipun sudah dikenalkan ke teman-temannya.

Ia juga butuh mengenal guru dan staf sekolah. Orang-orang dewasa membuatnya merasa lebih aman. Gak usah ragu untuk memperkenalkan anak pada mereka sambil menitipkannya kalau ada apa-apa. Beri tahu anak juga bahwa ia bisa berkata pada guru atau staf jika memerlukan sesuatu.

Baca Juga: 5 Cara Simpel Memilih Sekolah Anak, Jangan Asal Daftar!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya