TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Hidupkan Obrolan di Keluarga, Ciptakan Keharmonisan

Topiknya bisa macam-macam

ilustrasi keluarga (pexels.com/Arina Krasnikova)

Sebagai sebuah keluarga, apa saja yang biasanya kalian lakukan selama di rumah? Apakah bercakap-cakap antaranggota keluarga sudah otomatis terjadi atau kalian lebih banyak saling diam? Orangtua dan anak seperti selalu tenggelam dalam urusan masing-masing.

Padahal, kurangnya obrolan antara orangtua dengan anak bisa melemahkah hubungan kalian. Sebab, kalian menjadi tidak dekat secara emosi, kurang mengenal satu sama lain, gak bisa saling memberi dukungan, dan akan sering terjadi kesalahpahaman. Hidupkan percakapan di rumah dengan cara sebagai berikut:

1. Ini bukan hanya tugas seorang ibu

ilustrasi keluarga (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Anak tidak hanya memerlukan ibunya, tetapi juga ayahnya. Jangan membuat hidupnya kekurangan kasih sayang ayah karena ayah gak mau diganggu saat di rumah. Ayah tidak pernah mengobrol dengan anak dan seperti cuma ada ibu dalam hidupnya.

Kalau sehari-hari ayah telah disibukkan dengan pekerjaan, waktu di rumah harus digunakan sebaik mungkin buat mendekatkan diri dengan anak. Perlu usaha aktif dari ayah untuk membuat anak nyaman dengannya. Salah satunya melalui sering mengajaknya bicara.

2. Gadget dan televisi tidak boleh menyita perhatian orangtua

ilustrasi keluarga (pexels.com/Annushka Ahuja)

Tentu saja orangtua boleh mengobrol dengan anak sambil menikmati tayangan televisi atau sesekali memeriksa gadget. Bahkan acara televisi juga dapat menjadi topik obrolan yang seru. Namun, perhatian orangtua harus tetap lebih fokus pada anak.

Jangan malah orangtua marah bila anak mengajak mengobrol ketika kalian asyik menonton berita, sinetron, atau pertandingan olahraga. Atau, orangtua tidak memperhatikan kata-kata dan ekspresi anak. Ini sangat melukai perasaan anak, lho. Ia bakal merasa diabaikan dan dianggap gak penting oleh orangtua.

Baca Juga: 5 Topik Obrolan Positif untuk Meramaikan Suasana, Seru Tanpa Gibah

3. Topik tak hanya soal anak, pengalaman orangtua juga bisa diceritakan

ilustrasi keluarga (pexels.com/olia danilevich)

Mengobrol dengan anak tak akan membosankan bila topiknya gak terbatas pada dunia anak. Orangtua bisa menceritakan pengalaman mereka di masa lalu atau apa yang baru-baru ini terjadi saat berkegiatan. Biarkan anak mendengarnya.

Jika percakapan di rumah cuma tentang dunia anak, ini bisa bikin kalian semua kurang menikmatinya. Anak merasa dicecar oleh orangtua. Sementara itu, orangtua sendiri kadang capek harus memperhatikan anak terus. Orangtua juga butuh didengarkan.

4. Dorong anak agar lebih terbuka tentang perasaannya

ilustrasi keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)

Kalau anak sedang bersedih atau memikirkan sesuatu, usahakan orangtua menjadi yang pertama mengetahuinya. Ini tidak bisa hanya mengandalkan ketajamanan insting orangtua, tapi juga melalui obrolan. 

Hindari selalu melarang anak bersedih atau merasa kesal. Terima dulu apa pun yang dirasakannya atas sesuatu. Tanyakan alasan-alasan di balik emosi itu. Barulah perlahan-lahan orangtua meluruskan emosi anak yang berlebihan atas suatu peristiwa.

Baca Juga: 5 Pandangan Seseorang saat Kamu Terlalu Mendominasi Obrolan

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya