TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Upaya Cegah Anak Menjadi Pelaku Bullying, Kasih Sayang Itu Penting!

Yuk, hidupkan lagi peran orangtua di rumah

ilustrasi berbicara pada anak (pexels.com/julia-m-cameron)

Mendapati anak kita tak menjadi korban bullying atau perundungan memang melegakan. Akan tetapi, hati kita pasti bakal hancur bila mengetahui justru anak kitalah yang menjadi pelakunya.

Kita akan merasa malu, marah, dan kecewa pada anak maupun diri sendiri lantaran gagal mendidik anak. Oleh karena itu, sejak dini kita harus melakukan upaya-upaya untuk mencegah anak menjadi pelaku bullying.

Sulit? Tidak juga, asalkan kita benar-benar menyadari tanggung jawab kita sebagai orangtua. Ayo disimak agar tak menyesal di kemudian hari.

1. Memberi anak perhatian dan kasih sayang

ilustrasi keluarga (pexels.com/gabby-k)

Anak yang merasa bahagia dengan kehidupannya di rumah mustahil menjadi pelaku bullying. Ia dibesarkan dengan perhatian dan kasih sayang, maka ia pun menyebarkan kasih sayang itu pada teman-temannya.

Ia akan memiliki empati yang tinggi pada siapa saja dan menunjukkan sikap melindungi. Bukan justru menganiaya fisik maupun psikis temannya yang menjadi tanda adanya kemarahan dan kebencian dalam dirinya.

2. Menanamkan nilai-nilai moral sekuat mungkin dalam diri anak

ilustrasi berbicara pada anak (pexels.com/yankrukov)

Ini yang mungkin kerap terabaikan dalam kehidupan masa kini dengan beragam kesibukannya. Kita merasa cukup dengan menyekolahkan anak atau mengikutkannya les pelajaran ini itu.

Kita lupa bahwa di luar pelajaran, anak perlu betul-betul dididik perihal moralitas. Anak harus tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya lengkap dengan penjelasannya.

Wajib bagi kita untuk menjelaskan perilaku apa saja yang termasuk dalam bullying dan dampaknya pada korban. Kita harus mengajari anak cara yang lebih baik untuk mengekspresikan rasa tidak sukanya pada teman sekaligus kemampuan mengendalikan diri.

Baca Juga: Tukang Bully, 5 Zodiak yang Dikenal Sering Mengganggu Orang Lain 

3. Mengajari anak cara menghargai perbedaan

ilustrasi berbicara pada anak (pexels.com/ron-lach)

Bullying biasanya menimpa orang yang dianggap berbeda dari pelakunya. Baik berbeda dalam hal kekuatan, status sosial ekonomi, tumbuh kembangnya, maupun terkait SARA.

Maka dari itu, pendidikan mengenai perbedaan atau keberagaman sangat penting dalam sebuah keluarga. Kita harus mengajarkan indahnya perbedaan, bukan justru membencinya.

4. Memberi tahu anak cara memilih teman yang baik

ilustrasi berbicara pada anak (pexels.com/gabby-k)

Pengaruh pergaulan tidak dapat dipandang sebelah mata terutama pada anak berusia remaja atau yang lebih muda lagi. Sebelum anak mulai bersekolah, kita harus membekalinya dengan pedoman dalam memilih teman.

Dorong anak untuk berteman dengan murid yang tidak bandel. Sebaliknya, minta anak untuk menjaga jarak dari anak-anak yang perilakunya kurang baik. 

Anak harus mengerti bahwa sekalipun ia ingin berteman dengan semua orang, tidak semua orang akan memberikan pengaruh yang baik baginya. Selagi pertahanan diri anak belum kuat, ia harus pintar memilih teman. Jika tidak, ia bakal terpengaruh.

5. Mengenal teman-teman anak

ilustrasi pertemanan (pexels.com/mary-taylor)

Namanya saja anak-anak. Kita sudah memberi tahu sesering mungkin perihal cara memilih teman yang baik, belum tentu dalam praktiknya akan lancar. 

Anak mungkin saja merasa tidak enak saat terus didekati sekelompok teman yang terkenal nakal dan diajak bergabung. Di sinilah pentingnya kita mengenal teman-temannya.

Bila teman-temannya tahu betapa dekat hubungan kita dengan anak, mereka akan takut untuk memberikan pengaruh buruk padanya. Kita tidak sedang bersikap over protective melainkan kita memang punya tanggung jawab untuk menjaga anak.

Baca Juga: 5 Ciri Atasan Toxic, Hobi Bully dan Kamu Harus Hati-hati, ya!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya