TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Jaga Kesehatan Mental Anak Selama Pembelajaran Jarak Jauh

Bangun hubungan yang baik dengan anak!

Ilustrasi anak belajar di rumah (dok. Zenius)

Dampak pandemik COVID-19 gak hanya dirasakan oleh orang dewasa, namun juga bagi anak. Sebab, gak mudah bagi para siswa untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

Kurangnya interaksi dengan teman-teman sekelas secara langsung, beban tugas yang menumpuk, dan ruang gerak saat bermain yang terbatas, turut berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak. Bahkan, menurut keterangan dari World Health Organization (WHO), setengah dari kasus gangguan mental yang dialami orang dewasa bahkan dimulai sebelum usianya 14 tahun.

Artinya, masa kanak-kanak merupakan masa yang rentan untuk kemungkinan terjadi gangguan kesehatan mental. Dalam peringatan World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 10 Oktober setiap tahunnya, berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental anak saat masa PJJ yang telah dilansir dari rilis Zenius.

1. Bangun hubungan baik dengan anak

ilustrasi orang menasihati (pexels.com/Julia M Cameron)

Ketika pandemik, anak menghabiskan sebagian besar atau bahkan seluruh waktunya di rumah. Untuk itu, orang tua perlu membangun kedekatan dengan anak dengan menunjukkan perhatian secara maksimal.

Gak hanya itu, orangtua juga harus bisa menjadi pendengar yang baik dan menjadi sosok sahabat yang selalu siap sedia bagi anak. Dengan cara ini, anak akan mendapatkan kasih sayang serta terbiasa untuk berkomunikasi dan terbuka dalam menceritakan kesulitan yang dialaminya. 

2. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi

Ilustrasi anak makan (freepik.com/nensuria)

Makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, membantu kinerja otak, juga membuat anak berpikir lebih jernih. Maka dari itu, jangan lupa untuk memberikan variasi makanan yang beragam serta gizi seimbang.

Meski begitu, sesekali gak ada salahnya untuk mengajak anak mengonsumsi makanan favoritnya agar mood mereka jadi lebih baik. Namun, pastikan untuk selalu memenuhi konsumsi air putih sesuai kebutuhan, ya!

3. Tidur dan istirahat yang cukup

ilustrasi anak perempuan bangun tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orangtua perlu memperhatikan jam tidur anak dengan baik. Jangan sampai anak tidur terlalu larut malam karena dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan mental sekaligus fisik. 

Durasi tidur yang ideal bagi anak usia 6-13 tahun adalah 9 sampai 11 jam per hari. Sedangkan, bagi anak usia 14-17 tahun adalah 8 hingga 10 jam per hari. Selain itu, batasi screen time anak supaya tidak terlalu lama bermain gadget.

Baca Juga: 5 Tips Melakukan Bonding Time dengan Anak dari Psikolog Anak-Remaja

4. Dampingi anak saat belajar

Ilustrasi anak belajar di rumah (dok. Zenius)

Di masa pandemik ini, orang tua juga berperan sebagai guru bagi anak-anak di rumah. Kehadiran orang tua dalam proses belajar bisa menambah dukungan sehingga anak lebih termotivasi dan menikmati waktu belajarnya.

Bantu anak saat ia menghadapi kesulitan, memberi arahan dalam mengerjakan tugas, serta memberikan cara-cara kreatif dalam belajar agar kegiatan PJJ lebih optimal. Orangtua juga bisa memanfaatkan cuti sesekali untuk menemani anak sekolah online.

5. Beri kegiatan bermanfaat

Ilustrasi anak bermain gawai (dok. Zenius)

Salah satu masalah bagi anak saat pandemik adalah kurangnya kegiatan sehingga mudah merasa bosan. Gak jarang, handphone dan TV menjadi pilihan yang sering diberikan oleh orang tua.

Padahal, banyak kegiatan seru dan bermanfaat walau hanya di rumah, misalnya melukis, bermain musik, dan mengikuti kelas online. Selain itu, orangtua juga bisa mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah, seperti memasak atau berkebun.

6. Tetap terhubungan lewat virtual meeting

Ilustrasi virtual meeting (pexels.com/August de Richelieu)

Interaksi sosial dengan teman sebaya adalah hal penting bagi perkembangan sosial maupun moral anak. Di masa pandemik ini, teknologi bisa dimanfaatkan misalnya dengan membuat agenda bersama orangtua lainnya untuk melakukan pertemuan virtual.

Pada momen itu, anak-anak bisa mengobrol sebebas-bebasnya tanpa membahas pelajaran dengan teman-temannya. Terdengar seru sekali, bukan?

Baca Juga: 5 Alasan Orangtua Gak Boleh Bertengkar di Depan Anak-anak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya