TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Agar Anak Sukses di Masa Depan

Jangan suka menginterupsi

Rensia Sanvira selaku Parenting Expert and Founder of Mamalyfe.id menjadi pembicara dalam Virtual Press Conference: "Rebuild The World #BebaskanKreasimu!" yang diselenggarakan oleh The Lego Group. 30 September 2021. (IDN Times/M.Tarmizi Murdianto)

Dalam membesarkan anak, sering kali orangtua lupa bahwa mereka hanya berusaha untuk mendidik anak kecil, bukan seorang anak yang dipersiapkan untuk jadi orang dewasa. Padahal, momen masa kecil merupakan hal penting untuk tumbuh anak menjadi orang berkarakter baik di masa dewasa.

Menurut Rensia Sanvira selaku Parenting Expert and Founder of Mamalyfe.id, masa dewasa anak justru lebih panjang dibanding masa anak-anak. Karena itu, sangat disayangkan bila gak sedikit orangtua yang melupakan tanggung jawab asli mereka untuk membangun karakter anak dan memberikannya skill agar jadi orang dewasa yang bermanfaat dan sukses.

Pada acara Virtual Press Conference: "Rebuild The World #BebaskanKreasimu!" yang diselenggarakan oleh The Lego Group, Kamis (30/09/2021), Rensia memberikan pernyataan mengenai beberapa hal yang sebaiknya orangtua lakukan bila ingin anaknya sukses di masa dewasa. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Jangan langsung membantu anak yang sedang kesulitan

Rensia Sanvira selaku Parenting Expert and Founder of Mamalyfe.id menjadi pembicara dalam Virtual Press Conference: "Rebuild The World #BebaskanKreasimu!" yang diselenggarakan oleh The Lego Group. 30 September 2021. (IDN Times/M.Tarmizi Murdianto)

Berhenti membantu anak ketika sedang dalam kesulitan, merupakan langkah awal yang bisa orangtua lakukan agar anak memiliki karakter yang lebih baik. Menurut Rensia, ini karena orangtua juga harus memberikan kesempatan anak untuk melatih pikiran mereka.

"Kita juga harus memberikan kesempatan untuk dia melatih pikirannya. Ketika ada sesuatu yang ditanyakan, jangan langsung kita bantu. Hal ini juga berhubungan dengan kepercayaan dirinya. Ketika anak yang bisa membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri, maka dia akan percaya diri ketika dihadapkan pada sebuah masalah," terangnya.

Ia juga mengatakan bila otak anak ibarat sebuah otot yang jika semakin dilatih, maka akan semakin berkembang. Maka dari itu, membantu anak yang sedang kesusahan justru mampu merusak kemampuan anak dalam berpikir kreatif dan membatasi daya imajinasi. 

"Permainan sederhana seperti Lego Bricks ini salah satunya. Ketika membangun sebuah bentuk lalu gak bisa, maka dia harus berjuang untuk membuat sesuatu yang sesuai dengan imajinasinya. Jangan langsung dibantu karena menangis. Sebab, itu justru bisa mengakibatkan tantrum. Selain itu, dalam momen ini ia juga akan berlatih untuk membuat keputusan dalam memilih bentuk yang diinginkan," tambahnya.

2. Bebaskan waktu anak untuk bermain

Rensia Sanvira selaku Parenting Expert and Founder of Mamalyfe.id dan Rohan Mathur,  Marketing Director The LEGO® Group, Southeast Asia dalam Virtual Press Conference: "Rebuild The World #BebaskanKreasimu!" yang diselenggarakan oleh The Lego Group. 30 September 2021. (IDN Times/M.Tarmizi Murdianto)

Selanjutnya, beri kebebasan waktu anak untuk bermain. Artinya, bukan membiarkan anak bermain semaunya dan sepuasnya, melainkan jangan menginterupsi anak ketika mereka sedang bermain. 

Sebab, bila hal ini kamu lakukan, justru dapat membatasi daya kreativitas anak dan membuatnya beranggapan jika segala sesuatu harus sesuai dengan keinginan orangtua. Hal terpenting adalah mendampinginya, bukan menginterupsinya.

"Kita harus beri kebebasan waktu anak untuk bermain. Jangan langsung menginterupsi karena itu bisa membatasi daya kreativitasnya. Kita gak bisa segala sesuatu itu harus tergantung dengan keinginan orangtua. Kita bebaskan, namun bukan berarti permainan yang berbahaya. Kita juga harus mendampinginya," jelasnya.

Baca Juga: 5 Kunci agar Lamaranmu Direstui Orangtua Pasangan, Auto Jadi Mantu!

3. Bangun bonding yang kuat dengan anak

Rensia Sanvira selaku Parenting Expert and Founder of Mamalyfe.id dan Rohan Mathur,  Marketing Director The LEGO® Group, Southeast Asia dalam Virtual Press Conference: "Rebuild The World #BebaskanKreasimu!" yang diselenggarakan oleh The Lego Group. 30 September 2021. (IDN Times/M.Tarmizi Murdianto)

Pasti gak ada orangtua yang ingin anaknya menjadi orang yang gak sukses. Sayangnya, banyak orangtua lupa membangun bonding yang kuat dengan anaknya. Inilah salah satu faktor yang kerap membuat anak memiliki karakter yang kurang baik dan sulit sukses.

"Kita gak bisa bereskpektasi anak akan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri ketika sudah besar tanpa kita ajarkan. Oleh karena itu, penting untuk membangun bonding antara orangtua dan anak. Untuk melakukannya, kamu bisa coba membantu ketika ia sedang bermain Lego Bricks. Namun, alih-alih menginterupsinya bermain, coba minta tolong untuk dibuatkan sebuah bentuk tertentu. Itu bisa memicu rasa peka anak terhadap keinginan orang lain," katanya.

4. Dukung potensi yang anak miliki

Rensia Sanvira selaku Parenting Expert and Founder of Mamalyfe.id menjadi pembicara dalam Virtual Press Conference: "Rebuild The World #BebaskanKreasimu!" yang diselenggarakan oleh The Lego Group. 30 September 2021. (IDN Times/M.Tarmizi Murdianto)

Peran orangtua sangat penting guna tumbuh kembang anak di masa depan. Selain memberikan kebebasan bermain dan membangun bonding, orangtua juga harus mendukung potensi yang dimiliki anak, apa pun itu.

"Banyak anak yang daya kreativitasnya justru dibatasi dan hilang karena gak sesuai dengan keinginan oleh orangtua. Padahal, bisa jadi anak tersebut memiliki keterampilan untuk menjadi arsitektur, misalnya. Dukung potensi yang dimiliki oleh mereka. Contohnya, saat bermain Lego Bricks, biarkan mereka membangun apa pun itu. Jangan biarkan kamu mengarahkannya sesuai dengan keinginanmu," pesan Rensia.

Baca Juga: 5 Kekhawatiran Orangtua saat Melepas Anaknya Pergi Merantau

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya