TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Anak Sering Keluar Rumah, Bisa Karena Gak Nyaman

Jangan buru-buru menyalahkan anak, ya!

ilustrasi bermain di luar rumah (pexels.com/Kindel Media)

Sebagai orangtua, kita tentunya ingin menjalin kedekatan dengan anak. Saling mengobrol santai, melakukan kegiatan seru bersama-sama, atau bahkan hanya sekadar menonton film di ruang tengah. Sayangnya seiring beranjak dewasa, anak mulai memilikinya dunia sendiri.

Tanpa sadar, benteng pun mulai tercipta lantaran dia lebih asyik melakukan aktivitas yang disukainya. Dia pun semakin sering berpergian. Bukan tak mungkin para orangtua jarang bertemu dengan sang anak di rumah. Waktu yang dihabiskan bersama pun kian menipis.

Kita akhirnya bertanya-tanya, mengapa mereka jarang sekali berada di rumah dan sangat sering berpergian. Daripada penasaran, lebih baik cari tahu jawabannya berikut ini.

1. Merasa tidak nyaman 

ilustrasi anak sedih (freepik.com/jcomp)

Mari evaluasi kembali sikap kita pada anak. Sering kali tanpa sadar kita melakukan hal-hal yang membuat dia merasa tidak nyaman. Mulai dari sering membentaknya saat melakukan kesalahan sepele atau bahkan menghakiminya saat bercerita. Bagaimanapun, anak juga punya perasaan yang harus dihargai. 

Selain itu, anak bisa saja merasa tidak nyaman karena kondisi rumah yang tidak kondusif. Daripada menyaksikan keretakan hubungan orangtuanya atau terkungkung dalam aturan yang keras, dia memilih untuk menghabiskan waktu di luar rumah sehingga perasaannya jauh lebih tenang.

Baca Juga: 5 Manfaat Penting dari Belajar Sembari Bermain bagi Anak-anak

2. Tidak memiliki teman bermain di rumah

ilustrasi sekelompok anak bermain (unsplash.com/spikeball)

Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga perlu membangun hubungan sosial dengan manusia lain. Mereka bisa merasa kesepian saat sendirian. Sayangnya, orangtua sering kali terlalu sibuk dengan urusannya sehingga tak sempat mengajak sang anak bermain.

Tak heran jika akhirnya mereka memilih bermain di luar bersama teman-temannya. Saking asyiknya bahkan sampai lupa waktu. Jika hal ini terjadi, jangan gegabah menyalahkan mereka sebab permasalahannya bisa terletak pada diri kita sendiri.

3. Aktivitas yang padat di sekolah

ilustrasi kegiatan ekstrakulikuler (pexels.com/cottonbro)

Saat mulai bersekolah, anak akan memiliki jadwal kegiatannya sendiri. Tak hanya belajar di kelas, namun juga kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi yang diminatinya. Apalagi jika anak memiliki karakter yang aktif, mereka akan lebih lama menghabiskan waktu di sekolah.

Sebenarnya ini tidak masalah selama kegiatannya membawa dampak positif. Interaksi sosial yang dia jalin dengan banyak orang juga bisa mendukung dia untuk mencapai potensi maksimalnya. Namun mereka tetap perlu pengawasan, jadi kita sebagai orangtua tidak boleh lepas tangan begitu saja.

4. Suka bereksplorasi

ilustrasi mendampingi anak bereksplorasi (pexels.com/Kindel Media)

Proses perkembangan anak akan melalui beberapa tahapan. Saat balita, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ini mendorongnya untuk mengeksplorasi banyak hal di sekitar. Tahapan ini sangat penting sebab bisa melatih kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah pada anak saat mereka dewasa. 

Maka dari itu, orangtua perlu memberikan fasilitas mumpuni untuk menunjang kegiatan eksplorasinya. Sediakan permainan mengasah otak yang mengasyikkan. Jika pada akhirnya mereka tetap memilih bermain dengan teman-temannya, mungkin dia merasa bosan sebab permainannya kurang banyak dan variatif. 

Baca Juga: 5 Perlakuan Buruk Orangtua yang Tanpa Sadar Menjadi Trauma Bagi Anak

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya