TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Mencegah Munculnya Depresi Pasca Melahirkan

Semua ibu sedang berjuang dari nol

ilustasi ibu bahagia (pexels.com/william-fortunato)

Menikah, mengandung dan melahirkan adalah fase yang dilalui oleh sebagian besar wanita. Setiap fase memiliki tantangan dan rintangannya tersendiri. Menurut Mental Health America, 1 dari 8 wanita bisa mengalami depresi dalam rentan usia 25--44 tahun.

Seorang istri dan ibu yang baru saja melahirkan seorang anak pun rentan terkena depresi pasca melahirkan. Ada yang disebut baby blues ada pula yang dinamakan postpartum depression. Apa saja yang bisa dilakukan agar mampu mengurangi kemungkinan munculnya depresi paska melahirkan? 

1. Dampingi ibu yang baru melahirkan

ilustasi ayah mendampingi ibu yang baru melahirkan (pexels.com/nappy)

Ibu yang baru saja melahirkan bukan hanya lelah secara fisik, tapi juga lelah secara emosional. Diharapkan orang sekitar mampu memahami kondisi tersebut. Pendampingan sangat dibutuhkan bagi seorang ibu yang baru saja melahirkan.

Bukan mengambil alih semua tugasnya. Hanya mendampingi, memberi arahan, bahkan mungkin nasehat saat melihatnya tengah kebingungan. Pendampingan seperti ini mengurangi perasaan sendiri pada seorang ibu baru. 

2. Dengarkan setiap keluh kesahnya

ilustrasi suami dan istri (pexels.com/ketut-subiyanto)

Berkeluh kesah bukan berarti tak bersyukur atas apa yang telah diperoleh dalam hidup. Termasuk bagi seorang ibu yang baru melahirkan. Hal yang ia butuhkan terkadang bukan nasihat, tapi telinga yang siap mendengarkan.

Para ibu mungkin terlihat sanggup melakukan banyak pekerjaan rumah tangga sekaligus. Namun, para ibu juga bisa merasa tak berdaya saat keluh kesahnya tak didengar. Apalagi dianggap remeh oleh orang sekitar. Meski terlihat biasa, namun berdampak besar bagi kebahagiaan seorang ibu. 

Baca Juga: Melahirkan Metode Eracs Sembuh 24 Jam, Tapi Ada Syaratnya

3. Tawarkan bantuan meski tak diminta

ilustrasi ayah mengasuh bayi (pexels.com/katie)

Rasa lelah berlebih hingga waktu tidur yang berkurang tentu bisa membuat mood berantakan. Emosi naik dan turun tanpa alasan. Tak jarang para ibu disalahkan karena dianggap kurang bersyukur saat mengeluh dan meminta bantuan. Padahal para ibu sudah lelah melakukan banyak hal meski tanpa bantuan. 

Mengurangi ancaman depresi para ibu baru, tak ada salahnya menawari para ibu bantuan. Sekedar menawari membeli makanan di luar, menggantikannya mencuci pakaian, atau sekedar menjaga buah hati. Membuat para ibu merasa pekerjaan menjadi lebih ringan. 

4. Hibur saat sedang bersedih

ilustrasi dua wanita saling menguatkan (pexels.com/liza-summer)

Mood yang berantakan tak jarang membuat seorang ibu tiba-tiba menangis. Tubuh yang lelah dan tak ada tempat berkeluh kesan bisa menjadi salah satu alasannya. Saat sudah berubah peran dan bertambah tanggung jawab, para ibu akan lebih mudah merasa tak berdaya. 

Saat bersedih dan menangis, jangan paksa para ibu untuk berhenti dan tenang. Para ibu tahu apa yang mereka lakukan dan butuhkan. Hanya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada di hati. Dengarkan saja, temani dan kuatkan ia.

5. Beri sedikit jeda untuk dirinya sendiri

ilustrasi ibu menonton film (pexels.com/vlada-karpovich)

Kesibukan menjalankan peran dan tanggung jawab baru tentu membuat para ibu merasa penat. Seolah tidak ada jeda bagi diri sendiri. Lelah hingga bosan pasti ada di dalam benaknya. Dari yang biasanya bisa berkegiatan di luar rumah, bisa beristirahat dan melakukan hobi, kini para ibu harus rela mengurangi waktunya demi fokus merawat anak yang masih bayi. 

Tak ada salahnya memberi jeda bagi seorang ibu untuk menikmati waktu bersama dirinya sendiri. Biarkan dia merasakan kenikmatan sejenak merawat diri, memanjakan tubuh, bahkan memuaskan hasrat untuk sekedar memesan makanan kesukaan. Termasuk memberikan jeda untuknya menikmati waktu tidur dengan lebih tenang atau menonton drama favoritnya meski hanya satu jam saja. 

6. Ajak diskusi berbagai hal

ilustrasi pasangan sedang berdiskusi (pexels.com/gary-barnes)

Rasa jenuh bisa muncul kapan saja pada seorang ibu yang baru melahirkan. Waktu sehari rasanya tidak cukup sekedar membagi peran sebagai istri, ibu dan dirinya sendiri. Terlalu fokus menjalankan tanggung jawab terkadang membuatnya semakin bosan. Seorang ibu terkadang perlu bahan pembicaraan lain agar sedikit terlepas dari pikiran tentang rutinitasnya. 

Banyak hal yang bisa didiskusikan dengan seorang ibu. Ajak para ibu untuk membahas apapun yang ia inginkan. Sesekali ajak berdiskusi di luar kehidupan di dalam rumah. Supaya pikiran tetap terbuka dan tidak bosan dengan hal yang itu-itu saja. Dengarkan dan beri tanggapan tanpa menghakimi karena bisa jadi para ibu kurang up to date dengan berita yang ada. 

Verified Writer

Nelsi Islamiyati

Menulis adalah salah satu terapi terbaik saat kita mulai lelah berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya