TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Ilmu Parenting dari Drama 'Record of Youth', Bisa Jadi Panutan!

KDrama yang super recommended! 

Instagram.com/recordofyouth_official

Kehadiran keluarga menjadi aspek yang sangat dominan dalam KDrama Record of Youth. Maklum, temanya sendiri adalah perbandingan keluarga sendok emas dan sendok kotor.

Karena dominannya unsur keluarga ditambah tema yang menarik, banyak ilmu parenting yang bisa kita jadikan panutan lho! Ini dia inspirasi parenting dari para orangtua Record of Youth yang sering dilupakan!

1. Tidak ikut mencela anak karena sudah banyak yang melakukannya di luar sana 

Instagram.com/tvndrama.official

"Jika orangtua tak percaya anak mereka, lantas siapa? Lihatlah ke luar. Ada banyak orang mengantre untuk mencelanya." - Han Ae Suk

Bagi anak manapun, pasti lebih menyakitkan dicela oleh orangtuanya sendiri daripada dicela oleh orang lain. Sayangnya, banayk orang tua yang tak menyadari hal ini. Bukankah orang tua harusnya malah jadi tempat ternyaman memperoleh dukungan?

2. Menopang mimpi anaknya, bukan mematahkan mimpinya  

Instagram.com/tvndrama.official

"Aku tak ingin menjadi orang yang mematahkan mimpinya." - Han Ae Suk

Pada kondisi keluarga yang tanpa privilege, cita-cita dan pilihan hidup memang terbatas. Tapi, mematahkan mimpi mereka tanpa menunjukkan dukungan moral dan finansial sama sekali juga bukan hal yang bagus. Lebih baik jika berdialog terlebih dulu daripada langsung mengerdilkan mimpi mereka.

3. Sama seperti orangtua, anak adalah individu, bukan objek kepemilikan

Instagram.com/recordofyouth_official

"Kami memang karya kalian, tapi bukan milik kalian." - Won Hae Hyo

Menjadi orangtua membutuhkan kemampuan yang bagus dalam meredam ego. Tentu saja agar tidak merasa memiliki superioritas dan hierarki pada anak. Membuat anak sebagai objek penurut akan membuatnya sulit memahami diri sendiri.

4. Tidak membuat anak merasa bersalah karena harus bekerja keras demi mereka 

Instagram.com/recordofyouth_official

"Ibu susah payah membesarkanku? Kenapa aku tak ingat? Aku ingat jelas bahwa aku dipaksa menjadi orang dewasa sejak kecil." - Ahn Jeong Ha

Kalian mungkin masih sangat sering mendengar atau melihat seseorang yang sudah jadi ayah/ibu mengeluh di depan anaknya karena telah bekerja keras membiayai mereka. Ingat ya, bagaimanapun mereka tak pernah meminta dihadirkan di dunia. Jadi, kelelahan itu sudah menjadi risiko membesarkan anak.

Baca Juga: 5 Drama Korea November 2020 yang Patut Dinanti, Ada Namgoong Min!

5. Membiayai anak bukan memberi utang atau investasi 

Instagram.com/recordofyouth_official

"Kenapa kau menganggap pemberian orangtua sebagai utang budi?" - ayah Ahn Jeong Ha

Salah satu ciri umum Asian parents adalah pandangan bahwa anak merupakan jaring pengaman di hari tua. Bukan berarti anak tak perlu berbakti pada orangtua, tentu saja itu bagus, tapi tidak seharusnya dengan unsur desakan atau dorongan sistematis untuk membalas budi, yang jelas, pamrih itu sama sekali bukan hal yang baik.

6. Kekerasan dalam mendidik adalah ego 

Instagram.com/recordofyouth_official

"Aku tak akan menggunakan kekerasan pada anak." - Kim I Yeong

Sekalipun tergolong sebagai milenial, tak jarang lho, ada orang yang berpikir bahwa kekerasan adalah bagian dari mendidik. Padahal, dalam sikap keras tersebut tidak ada aspek membangun yang fokus pada solusi. Yang namanya mendidik dan belajar harusnya dilakukan dengan kondisi yang nyaman, bukan penuh tekanan.

7. Tidak mengkambinghitamkan anak orang lain dalam menangani masalah anak sendiri 

Instagram.com/recordofyouth_official

"Aku tak bisa libatkan anak orang lain untuk kebaikan anakku." - Sa Yeong Nam

Tidak jarang nih, kalian mungkin tak sengaja bertemu dengan ibu-ibu yang sengaja membuat anak orang lain terlihat buruk agar anaknya terhindar dari masalah. Ini tetap saja toksik ya, mau anak sendiri atau bukan, tanggung jawab sebagai orang dewasa berlaku di manapun.

8. Jika menginginkan sesuatu, jangan menuntutnya dari anak 

Instagram.com/recordofyouth_official

"Orangtua seharusnya memberi, bukan menerima dari anak." - Sa Yeong Nam

Barangkali karena berbagai keinginan dan kebanggan yang tak dapat diwujudkan sendiri, banyak orangtua yang ingin merasa bangga pada dirinya, tapi dengan cara memanfaatkan anaknya.

Maka dari itu, sebelum kamu menikah dan memutuskan punya anak, kamu harus benar-benar meyakinkan diri bahwa apa pun yang kamu inginkan untuk dirimu adalah tanggung jawabmu sendiri.

Baca Juga: 8 Spot Alam Korea Selatan Ini Bikin Drama Sageuk Makin Asyik Ditonton

Verified Writer

Novia Aisyah

Some Scandinavian thoughts addict

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya