TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Hal yang Dilakukan Toxic Parents, Pernah Mengalami?

Jangan sampai justru kamu yang melakukannya

ilustrasi anak dengan orang tua toxic (pexels.com/Keira Burton)

Mungkin kita semua pernah merasakannya, meskipun tidak selalu menyadari bahwa perilaku orang tua kita dapat memiliki dampak negatif yang mendalam. Toxic parents adalah mereka yang secara tidak sehat mengontrol anak-anak mereka. Hal tersebut memicu kecemasan dan sering kali merendahkan kita secara emosional.

Dalam paragraf ini, kita akan membahas delapan kalimat toxic yang seringkali diucapkan oleh orang tua yang berpotensi merusak hubungan anak. Hal ini tentu saja sekaligus mengajak kita untuk merenung apakah kita pernah mengalami situasi serupa dalam kehidupan kita. Jangan sampai justru kamu yang melakukannya, ya!

1. Kata-kata yang merendahkan penampilan

ilustrasi aktivitas body shaming (pexels.com/Alex Green)

Kata-kata yang merendahkan penampilan merupakan bentuk perlakuan yang tidak pantas. Saat seseorang diserang dengan kata-kata yang menghina penampilannya, itu tidak hanya bisa melukai perasaan mereka, tetapi juga merusak kepercayaan diri. Penting bagi kita untuk menghormati dan mendukung satu sama lain.

Tidak perlu memandang fisik atau penampilan seseorang. Menggunakan kata-kata yang merendahkan hanya akan menciptakan suasana yang tidak sehat. Sebagai masyarakat yang lebih bijak, kita seharusnya selalu berusaha untuk mendukung, dan mempromosikan kesadaran akan pentingnya menghargai keragaman penampilan fisik.

Baca Juga: 5 Tips Menghindari Sikap Toxic Parents, Bebaskan Anak dengan Batasan

2. Sering melayangkan pertanyaan provokatif dibanding empati

ilustrasi lontaran pertanyaan provokatif (pexels.com/Joshua Santos)

Pertanyaan yang toxic parents lakukan bisa menjadi senjata tajam yang digunakan untuk mengecam, meragukan, atau mengkritik tindakan anak. Pertanyaan tersebut bertujuan merangsang kemarahan atau keraguan terhadap tindakan anak. Hal ini tidak hanya bisa merusak hubungan interpersonal, tetapi juga memunculkan konflik yang tidak perlu.

Sebaiknya orang tua berkomunikasi secara konstruktif. Bisa dimulai dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat mendukung dan memahami, daripada mengadopsi pendekatan yang provokatif. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan mendukung perkembangan positif dalam hubungan orang tua dengan anak.

3. Memiliki keinginan egois

ilustrasi keinginan orang tua yang terlalu egois (pexels.com/Keira Burton)

Keinginan yang egois mengacu pada dorongan untuk memprioritaskan hanya diri sendiri. Hal ini tanpa memperhatikan kebutuhan atau kebahagiaan sang anak. Saat orang tua terlalu terpaku pada keinginannya, hal ini bisa dapat merusak hubungan sosial dan emosional.

Penting bagi kita untuk berusaha menjaga keseimbangan antara memenuhi keinginan pribadi dan memperhatikan kepentingan bersama. Dengan begitu, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Kerja sama dan empati pun menjadi fondasi yang kuat dalam menjalani kehidupan bersama.

Baca Juga: 5 Keyakinan Ini Akan Kamu Miliki Jika Dibesarkan Oleh Toxic Parent

4. Membuat anak merasa seperti beban

ilustrasi anak (pexels.com/100 files)

Membuat anak merasa seperti beban adalah tindakan yang dapat berdampak serius pada perkembangan emosional dan psikologisnya. Ketika orang tua atau wali merendahkan anak seperti sebagai penghambat dalam kehidupan keluarga, hal ini bisa menciptakan luka emosional. Anak mungkin merasa bersalah atas eksistensi mereka.

Ini juga dapat mengganggu hubungan orang tua-anak. Hal ini tentu saja menghambat komunikasi terbuka dan membuat anak merasa tidak aman dalam ekspresi perasaannya. Penting bagi orang tua dan wali untuk selalu mengingat bahwa anak adalah anugerah.

5. Sering membandingkan anak dengan orang lain

ilustrasi anak (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Membandingkan anak dengan orang lain adalah kecenderungan yang bisa merusak kesejahteraan emosional dan mental anak. Ketika anak terlalu sering dibandingkan dengan orang lain, terutama dalam hal prestasi hingga penampilan, hal itu bisa menciptakan perasaan rendah diri. Perbandingan ini dapat mengganggu perkembangan diri anak.

Tindakan ini memicu kecemasan, depresi, atau bahkan masalah kesehatan mental lainnya. Penting bagi setiap individu untuk merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Selain itu, hargailah perbedaan yang membuat kita unik.

Baca Juga: 5 Hal yang Mesti Kamu Kuasai Agar Nanti Tidak Menjadi Orangtua Toxic

6. Sering bertindak abusive atau merendahkan

ilustrasi anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Pernyataan verbal yang bersifat abusive atau merendahkan dapat menyebabkan kerusakan emosional yang serius pada individu yang menjadi targetnya. Ketika seseorang terus-menerus diekspose terhadap kata-kata kasar, menghina, atau mengancam, dampaknya bisa sangat merugikan. Hal ini dapat mengganggu kepercayaan diri.

Selain itu, tindakan ini juga dapat mengurangi harga diri, dan menciptakan perasaan kecemasan. Lebih lanjut, kata-kata kasar ini juga dapat berdampak negatif pada hubungan interpersonal. Hal menghancurkan kepercayaan dan komunikasi yang sehat.

7. Selalu mengancam akan ditinggal

ilustrasi ancaman (pexels.com/Monstera Production)

Ancaman untuk meninggalkan anak disebut sebagai threatening abandonment. Tindakan ini sangat merusak secara emosional dan psikologis. Saat seseorang menggunakan ancaman ini dalam hubungan, itu menciptakan perasaan tidak aman, kecemasan, dan ketidakstabilan emosional pada individu yang menjadi targetnya.

Ancaman ini merupakan bentuk manipulasi yang serius, karena bisa digunakan untuk mengontrol, mendominasi, atau bahkan menekan anak. Dampaknya bisa sangat merugikan. Anak yang mengalami ancaman semacam itu akan terjebak dalam hubungan tidak sehat.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Dibesarkan Orangtua Toksik, Pendapatmu Gak Dianggap!

Verified Writer

Porcelain

꒰ঌ ig: nndf_prcl ໒꒱

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya