TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Masalah Rumah Tangga yang Tak Bisa Diselesaikan Melalui Konseling

Perceraian tetap akan terjadi & susah dihindari

ilustrasi konseling (pexels.com/Polina Zimmerman)

Selama ini, konseling pada psikolog pernikahan sering dilakukan oleh pasangan suami istri yang sedang ada masalah. Tujuannya tak lain adalah membuat masalah cepat selesai tanpa adanya perceraian di akhir rumah tangga. 

Namun, tidak semua konseling mampu menemukan solusi untuk rumah tangga yang sedang dijalani. Adakalanya konseling sama sekali tidak membantu menyelesaikan masalah, seperti pada masalah rumah tangga di bawah ini. 

1. Ketika kedua pihak sudah sama-sama malas untuk memperbaiki hubungannya

pexels.com/Vera Arsic

Hubungan rumah tangga itu tidak seperti hubungan pacaran dulu, yang apa pun bisa selesai dengan putus. Harus diselesaikan dengan benar.

Namun, bila di antara keduanya, baik istri maupun suami sudah tak ingin lagi memperbaiki hubungan rumah tangganya, maka konseling akan percuma dilakukan. Mereka tetap akan berpegang pada keinginannya untuk berpisah, meski sudah diberi nasihat dan saran yang baik dari psikolog., 

Baca Juga: 5 Alasan Rumah Tangga yang Harmonis Tetap Butuh Konseling Psikolog

2. Ketika ada satu pihak yang sudah bertekad untuk benar-benar bercerai

pexels.com/cottonbro

Keinginan untuk bercerai yang sungguh-sungguh dari satu pihak, pastilah ada alasan yang sangat mendasar dan tak bisa dimaafkan. Oleh karena itu, jika salah satu pihak berniat dengan sungguh-sungguh ingin pisah, maka melakukan konseling tidak akan mengubah pendiriannnya.

Justru, yang ada hanyalah membuang waktu dan biaya, karena dia yang benar-benar ingin cerai tidak akan mereka nasihat apa pun dari orang lain, meski itu psikolog pernikahan. 

3. Ketika ada yang berselingkuh dan punya anak dengan selingkuhannya

unsplash.com/Annette Sousa

Perselingkuhan adalah pengkhianat paling besar dalam hubungan rumah tangga. Di mana, komitmen dan janji di hadapan Tuhan telah dilanggar. Apa lagi, jika ditambah punya anak dari selingkuhannya tersebut, maka rumah tangga yang tadinya bahagia akan berubah menjadi berantakan dan hancur.

Untuk tetap mempertahankan hubungan dengan cara meminta bantuan psikolog, maka akan percuma dilakukan. Korban dari perselingkuhan tidak akan pernah mau untuk kembali bersama lagi, meski pasangannya rela meninggalkan selingkuhannya itu. 

4. Ketika ada kekerasan dalam rumah tangga yang terus menerus terjadi

pexels.com/Vera Arsic

Ketahuilah, jika kekerasan dalam rumah tangga, baik secara fisik dan psikis tidak akan pernah berakhir, kecuali dengan cara berpisah dan bercerai. Karena, meski dibantu dengan bantuan psikolog pernikahan, kekerasan yang dilakukan oleh salah satu pihak pada pasangannya adalah bentuk watak yang sulit untuk diubah.

Keterlibatan psikolog untuk dapat mempersatukan kembali pasangan suami istri akan percuma dilakukan. Di mana, jika memang bisa bersatu, kekerasan dalam rumah tangga masih akan tetap ada. 

Baca Juga: Dear Pasangan Muda, Mau Tahu Cara Atur Keuangan Rumah Tangga Ideal?

Verified Writer

P U T R I

Yuk menulis lagi!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya