TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ucapan Perhatian Orangtua yang Dinilai Sebagai Toxic Positivity

Sudah tahu belum, nih? 

imdb.com

Setiap orangtua di dunia pasti akan memberikan hal yang terbaik untuk anak-anaknya, tanpa terkecuali. Segala perhatian dan kasih sayang tercurahkan dengan setulus hati agar anak-anaknga bisa tumbuh dengan baik. 

Namun, tanpa disadari, terkadang perhatian yang diberikannya justru mengandung toxic positivity. Toxic positivity adalah ucapan perhatian dan penyemangat yang justru malah memberikan dampak negatif bagi mental. Jika terus menerus dilakukan, bentuk perhatian ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dimana anak akan merasa tertekan dan terluka. 

Berikut lima bentuk ucapan perhatian orangtua yang justru dinilai sebagai toxic positivity. 

1. "Kamu gak boleh sedih, harus jadi anak yang tegar"

pexels.com/Engin Akyurt

Setiap anak itu boleh sedih dan harus mengeluarkan emosi negatif dalam dirinya. Jika emosi negatifnya tidak dikeluarkan, hal itu malah membuatnya semakin tertekan dan terluka. Sebagai orangtua, jangan memaksa anaknya untuk menjadi tegar.

Mengucapkan perhatian seperti itu, bukan malah membuat sangat anak merasa ada yang peduli, justru malah sebaliknya. Anak dituntut untuk menjadi sempurna dan harus bersikap baik, padahal menjadi sosok yang sempurna dan tegar itu harus dimulai dari contoh orangtua. 

Baca Juga: 6 Cara Ungkapkan Terima Kasih kepada Orangtua, Gak Harus Dikatakan

2. "Kamu harus kuat, sebab kamu harus jadi contoh yang baik untuk adik-adikmu"

imdb.com

Merasa patah semangat hingga putus asa akibat masalah hidup yang tak kunjung berhenti pasti membuat siapa pun terpuruk. Sebagai orangtua katakanlah kata-kata penyemangat yang tulus. Namun, harus juga memilih kata yang baik untuk diucapkan. 

Mengucapkan kata "kamu harus kuat, harus jadi contoh yang baik untuk adik-adikmu" Bukanlah sebuah penyemangat. Perkataan seperti itu justru menunjukkan bahwa seorang kakak tidak boleh lemah. Padahal merasa di titik lemah itu wajar dan sangat normal terjadi. Tidak semua anak bisa berlaku kuat dan menyimpannya sendiri. 

3. "Secepatnya kamu harus dapat kerja, karena kami sudah mengeluarkan banyak uang untuk pendidikanmu"

imdb.com

Sebagai orangtua, tugas mereka adalah memberikan sandang, pangan dan papan. Biaya pendidikan sangat wajar mereka keluarkan untuk kebaikan anak-anaknya. 

Namun, saat keduanya sudah mulai mengungkit segala biaya yang telah dikeluarkan dan tanpa disadari menyuruh untuk menggantikan semuanya, itu adalah bentuk perhatian yang toxic. Setiap anak pasti tahu cara berterima kasih pada kedua orangtuanya, tanpa perlu mereka ucapkan secara terbuka. 

4. "Ini semua demi kebaikanmu"

pexels.com/Genor Chiomento

Memang semua yang dilakukan oleh orangtua adalah demi kebaikan dari sang anak, tapi jika semuanya diatur oleh orangtua, lalu di mana peran anak untuk hidupnya sendiri? Hidup anak adalah keinginan anak.

Tidak baik mengatur segala hal yang berurusan dengan anak, apa lagi jika mendiskusikan tentang anak tanpa meminta persetujuan darinya. Memang semuanya demi kebaikan, tapi jika terus menerus anak tidak ada andil di dalam hidupnya sendiri, justru perilaku tersebut adalah bukti dari sebuah toxic positivity. 

Baca Juga: Jangan Marah, 5 Kesalahan Orangtua Ini Harus Kamu Maklumi

Verified Writer

P U T R I

Yuk menulis lagi!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya