Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Parenting atau pola asuh adalah hal esensi bagi kehidupan seorang anak. Parenting menjadi peletak dasar bagaimana seorang anak tumbuh di masa depan. Hal tersebut bertujuan untuk menyiapkan anak pada kondisi ideal sebelum dirinya memasuki elemen yang lebih besar yaitu masyarakat.
Pengetahuan parenting perlu banget nih diketahui bagi semua orang apalagi bagi orangtua ataupun calon orangtua. Untuk menyiapkan polah asuh yang terbaik dan sesuai dengan karakter seorang anak.
Terdapat 5 style parenting yang dilansir youtube Sprouts dan dampaknya bagi kehidupan anak. Nah ini mungkin saja dapat membantu bagi para calon ibu atau calon ayah untuk menentukan style parenting yang sehat bagi anak nanti. Simak penjelasannya berikut.
1. Orangtua otoriter (Authoritarian Parents)
ilustrasi orang tua yang otoriter (pexes.com/August de Richelieu) Orangtua yang otoriter menunjukan rasa cinta mereka terhadap anaknya dengan mengontrol dan menuntut kepatuhan anak. Mereka percaya dengan aturan yang ketat akan membantu anak berperilaku baik nantinya di masyarakat. Anak harus disiplin mengikuti apa yang orangtua perintahkan.
Dalam style ini anak terbiasa mengikuti perintah orangtuanya untuk membuat orangtuanya senang. Anak akan menekan dirinya dan perasaannya untuk menjadi penurut sehingga merasa terkekang. Kedepannya mereka sulit menemukan jati dirinya sendiri karena dipaksa senantiasa mengikuti perintah. Mungkin mereka terlihat sempurna bagi orangtua dan masyarakatnya tetapi merasa terkekang dan tidak bahagia didalamnya.
2. Orangtua permisif (Permissive Parents)
ilustrasi orang tua permisif (pexels.com/Kha Ruxury) Style kedua ini berbanding terbaik dengan style yang pertama. Anak dibebaskan tanpa adanya kontrol apapun dari orangtua anak bebas melakukan apapun. Orangtua akan melakukan apapun agar anak mendapatkan apa yang diinginkannya asal anak merasa senang.
Efeknya anak senantiasa melakukan apapun yang menurutnya benar dan dirinya senang. Anak tidak akan pernah belajar mengontrol emosinya dan mengatasi konflik. Bahkan tidak mempedulikan apa yang menjadi aturan disekitarnya karena mereka terbiasa dibebaskan tanpa aturan dari kecil. Dan fatalnya mereka sering melanggar aturan dan dianggap nakal oleh masyarakat.
Baca Juga: 5 Cara Jaga Hubungan Baik antara Orangtua dan Anak yang Broken Home
3. Orangtua otoratif (Authoritative Parents)
ilustrasi orang tua otoratif (pexels.com/Ketut Subiyanto) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Untuk yang ketiga ini merupakan gabungan dari dua style sebelumnya. Orangtua tidak hanya memenuhi kebutuhan anak tetapi juga memberikan kebebasan anak dengan batasan-batasan tertentu. Sehingga masih terdapat kontrol orangtua didalamnya. Orangtua senantiasa berdiskusi dengan anak dan mendengarkan apa yang anaknya inginkan untuk mengambil keputusan.
Anak akan merasakan support yang orangtua berikan atas apa yang diinginkannya karena ia merasakan pendapatnya didengarkan. Namun anak juga akan mengetahui adanya batasan-batasan yang tidak boleh dia langgar. Sehingga mereka akan mengetahui cara terbaik untuk menempatkan dirinya di sosial.
4. Orangtua cuek (Neglectful Parents)
ilustrasi orang tua yang cuek (pexels.com/RODNAE Production Nah untuk style yang keempat ini merupakan contoh style parenting yang sebaiknya dihindari. Orangtua secara fisik ada dan memenuhi segala kebutuhan fisik anaknya. Namun peran mereka hanya terbatas dalam fisik saja. Mereka tidak menjalankan peranya sebagai orangtua dibalik kebebasan yang diberikan untuk anak. Bahkan tidak ada feedback atau perhatian untuk anak.
Anak akan merasa apapun yang dilakukan tidak akan ada yang peduli padanya. Sehingga akan terjadi krisis kepercayaan pada dirinya dan orang lain. Bahkan image buruk tentang dirinya sendiri karena ia merasa tidak layak untuk dicintai juga mencintai. Fatalnya anak akan menutup dirinya untuk tidak merasakan apapun.
Baca Juga: 5 Tips Parenting Plan Terbaik Setelah Perceraian, Buat Batasan!