TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

#MahaKaryaAyahIbu: Inilah 5 Alasan Biografi Orangtua Bisa Menjadi Hadiah Termahal Bagi Mereka

Karena kenangan tidak akan terbeli oleh uang.

pexels.com

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Seringkali saya berpikir, saat saya mapan kelak, saya akan memanjakan kedua orang tua saya dengan uang dan barang-barang yang mereka butuhkan. Sejak kecil, Ibu sering kali mengungkapkan kesedihannya karena tidak bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya secara materi. Oleh karena itu, saya memikirkan ulang hal apa selain uang yang bisa saya persembahkan untuk kedua orang tua saya kelak.

Saya kemudian ingat, Ayah saya -saya biasanya memanggilnya Bapak- merupakan orang yang sangat suka membaca dan menulis. Buku biografi kedua orang tua saya adalah sesuatu yang ingin saya persembahkan pada mereka. Inilah 5 alasan kenapa kamu juga harus mempersembahkan buku biografi untuk kedua orangtuamu.

Setiap Kisah adalah Sejarah, Begitu Juga Kisah Orangtua Kita

pixabay.com

Saya sering menanyakan kehidupan kedua orang tua saya di masa lalu. Seperti apa kehidupan sekolah mereka? Bagaimana mereka bertemu dan jatuh cinta? Apakah kamu pernah menanyakannya? Kamu akan terkejut dengan kisah-kisah mereka yang akan terdengar jauh dari ekspektasimu. Di saat teknologi belum secanggih sekarang, mungkin saja kedua orang tuamu harus menahan rindu berbulan-bulan untuk berkomunikasi. Galilah cerita soal kedua orang tuamu dari hal-hal yang kecil. Kamu pasti akan semakin bersyukur menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tulislah diam-diam kisah mereka.

Kenangan Tidak Selamanya Terpelihara dalam Ingatan

pixabay.com

Saya sedih menuliskan ini, akan tetapi saya paham orang tua saya tidak akan selamanya memiliki ingatan yang baik. Selagi ingatan mereka masih baik, saya akan sesering mungkin menanyakan kehidupan mereka di masa lalu hingga bisa membuahkan biografi.

Di saat orangtua saya sudah tidak bisa mengingat dengan baik, saya ingin mereka duduk bersama, meminum teh manis panas di Minggu pagi yang cerah, membaca kisah hidup mereka yang sudah saya tuangkan ke dalam sebuah biografi. Tulisan, akan selamanya merawat ingatan.

Orangtua Kita Istimewa, Apapun Profesi Mereka

pixabay.com

Beberapa tahun lalu, saya menemukan buku 'Islam di Amerika' yang ditulis oleh (Alm) Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga teman dekat ayah saya di pondok pesantren Tebuireng dulu. Saya kemudian berseloroh, teman Bapak menulis pengalamannya di Amerika, Bapak kapan? Bapak terkekeh, lalu menjawab, dia bukan siapa-siapa. Buku biografi ini akan menjadi bukti bahwa profesi orang tua saya tidaklah penting. Sekalipun bagi dunia orang tua saya bukan siapa-siapa, tapi bagi anak-anaknya mereka adalah segalanya.

Di Masa Tua Mereka, Bacaan Kisah Masa Lalu akan Sangat Romantis.

pixabay.com

Saya membayangkan, di hari tua mereka, ayah dan ibu saya akan menghabiskan waktu berdua dengan aktivitas yang monoton. Namun bila saya memberikan persembahan kepada mereka sebuah buku biografi kisah hidup mereka, alangkah berbeda keseharian mereka.

Ayah dan ibu saya akan membaca bersama, tertawa mengenang masa lalu mereka, sesekali menimpali,"Memang dulu begini, ya?" Saya tidak akan bisa lebih bahagia dari menyediakan hal yang bisa membuat mereka terus saling mencintai meski usia tidak lagi muda.
 

Writer

Sofiati Mukrimah

Penulis yang baperan. Bisa dilihat dari cuitannya di @sofiati_M

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya