TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Membekali Anak untuk Sadar Bahaya Pelecehan Seksual

Bicarakan pada anak untuk antisipasi!

ilustrasi anak sedang kaget (pexels.com/Kampus Production)

Anak-anak menjadi tempat yang mudah dikelabui oleh pelaku pelecehan seksual. Dengan iming-iming hadiah dan ancaman si pelaku gampang saja menaklukkan korbannya. Dan sebagai orang tua kita sering kali lalai untuk mengawasi anak kita. Lalu bagaimana caranya seorang anak bisa menjaga dirinya sendiri dan sadar atas bahaya pelecehan seksual?

Mulailah dari lingkungan keluarga untuk membekali anak sadar atas bahayanya, ini 5 caranya!

1. Bicarakan apa itu seks, resiko, dan dampaknya sesuai umur anak

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Membicarakan seks menjadi hal yang tabu bagi orang tua, padahal ini sangat penting. Anak harus tahu apa itu seks dari orang yang dipercayainya. Pendidikan seks dari rumah bisa dimulai dari adab berganti baju. Ajarkan anak untuk tidak melihat orang lain berganti baju atau sebaliknya menutup tubuhnya saat berganti baju di depan orang lain.  

Ajarkan anak rasa malu memperlihatkan anggota tubuh tertentu pada orang lain.  Bicarakan seks sesuai umur anak. Semakin besar seorang anak maka semakin matang dia dalam memaknai kata 'seks'. Serta bahaya dan dampak jika dia melakukannya tidak sesuai kaidah. 

2. Ajarkan anak untuk tidak sembarang masuk ke kamar orang lain termasuk keluarganya sendiri

ilustrasi anak bermain di kamar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Seks bisa terjadi karena tempat dan situasi yang mendukung. Juga keadaan rumah yang kurang kontrol terhadap privasi. Anak-anak terbiasa masuk ke kamar orang dewasa meskipun itu kamar paman atau bibinya sendiri. Di sinilah anak merasa duluan nyaman di tempat yang tidak seharusnya dia berada. 

Katakan bahwa kamar orang lain itu bukanlah tempat bermain. Jangan biasakan anak mudah berlalu lalang ke kamar orang lain meskipun itu masih keluarganya sendiri. Terapkan aturan bahwa kamar itu tempat privasi yang tidak boleh sembarangan dia datangi.

Baca Juga: 5 Tips Menghindari Pelecehan Seksual di Tempat Umum

3. Tegaskan pada anak bahwa dia boleh berteriak saat orang lain membuatnya tidak nyaman

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/August de Richelieu)

Kadang kita selalu menuntut anak untuk patuh dan menurut pada orang lain. Tanpa mempertimbangkan kemauan dan rasa nyaman pada anak. Mulai sekarang tegaskan bahwa anak boleh berteriak di saat dia merasa tidak nyaman dengan orang lain. 

Biasakan anak untuk mengutarakan isi hatinya dan tanyalah pendapatnya tentang orang lain. Untuk anak yang punya sosok idola dalam keluarganya berikan juga batasan untuk tidak berlebihan dekat dengan anak. Karena biasanya pelaku pelecehan seksual justru berasal dari keluarga sendiri. 

4. Larang anak bermain di tempat sepi di luar pengawasan orang lain

ilustrasi anak saat sendirian (pexels.com/RODNAE Production)

Biasanya terjadi nih anak-anak sering kali bermain di tempat sepi hanya berdua dengan teman, atau orang dewasa saja. Katakan bahwa berdua-duaan di tempat sepi itu tidak baik karena bisa ditemani oleh setan. Perhatikan kondisi rumah yang sepi di mana anak hanya ditemani oleh satu orang dewasa saja. 

Bahkan kejadian seksual bisa terjadi di antara teman bermain sendiri atau yang sesama jenis. Karenanya perlu pengawasan ketat terhadap perilaku anak dengan kondisi tempat yang memungkinkan terjadinya pelecehan seksual. Biasakan meminta bantuan orang sekitar untuk memantau anak di saat sedang bermain. 

Baca Juga: 5 Tips Menghindari Pelecehan Seksual di Tempat Umum

Verified Writer

yenny anggraini

Berusaha menjadi lebih baik

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya