ilustrasi pasangan (IDN Times/Mardya Shakti)
Magen Yeladim International Child Safety Institute menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan terjadinya child grooming. Pertama, pelaku akan menargetkan calon korban yang terlihat memiliki kepercayaan diri yang rendah, terisolasi, maupun kesepian. Anak yang mengalami konflik dalam keluarga atau minim dari perlindungan orangtua, juga bisa jadi target korban child grooming.
Kedua, pelaku akan berupaya keras untuk membangun kepercayaan korban. Pelaku akan melihat apa saja yang dia perlukan, belajar memahami kebutuhan korban, hingga menjalin komunikasi yang dekat dengan korban.
Ketiga, pelaku akan mengisi kebutuhan tersebut. Pelaku bisa saja memberikan hadiah yang spesial atau perhatian lebih kepada korban. Cara seperti ini juga berguna untuk membangun kepercayaan kepada keluarga korban.
Keempat, pelaku dan korban mulai menghabiskan banyak waktu bersama. Momen ini dimanfaatkan pelaku untuk menjalin hubungan yang rahasia dan terisolasi dari orang lain.
Kelima, seksualisasi hubungan terjadi ketika pelaku mengenalkan banyak hal yang berkaitan dengan konteks seksual. Pelaku bisa saja memberikan gambar, melakukan percakapan intim, hingga menciptakan situasi yang intim. Keingintahuan korban dimanfaatkan pelaku untuk mengontrol hubungan tersebut.
Terakhir, pelaku akan terus berusaha untuk menjaga hubungan itu. Apabila terjadi perilaku kekerasan seksual, maka pelaku bisa akan terus memanipulasi agar korban tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain.