6 Cara Ayah Bisa Lebih Dekat dengan Anak, Gak Perlu Ribet

Menjadi ayah bukan cuma soal bekerja keras dan mencukupi kebutuhan rumah tangga. Lebih dari itu, anak juga butuh sosok ayah yang hadir secara emosional, bukan sekadar hadir secara fisik. Sayangnya, banyak ayah merasa bingung harus mulai dari mana untuk membangun kedekatan dengan anak. Apalagi kalau selama ini kamu lebih sering sibuk kerja daripada di rumah.
Tapi kabar baiknya, kamu gak perlu jadi ayah yang sempurna atau selalu punya banyak waktu luang. Justru, kedekatan itu bisa dibangun dari hal-hal kecil yang kamu lakukan dengan konsisten. Anak gak butuhmu jadi superhero, mereka cuma butuh kamu yang benar-benar hadir. Nah, berikut enam cara sederhana tapi bermakna yang bisa kamu lakukan untuk lebih dekat dengan anak.
1. Luangkan waktu, bukan sisa waktu

Anak-anak bisa merasakan kapan kamu benar-benar hadir dan kapan kamu cuma “ada tapi gak sepenuhnya ada.” Jadi, bukan soal berapa lama kamu menghabiskan waktu bersama mereka, tapi seberapa penuh perhatianmu saat itu. Satu jam main bareng tanpa gangguan HP jauh lebih bermakna daripada seharian bareng tapi sibuk sendiri.
Luangkan waktu khusus buat anak, walaupun cuma sebentar setiap hari. Bisa waktu malam sebelum tidur, saat sarapan, atau di akhir pekan. Tunjukkan bahwa kamu memang ingin bersama mereka, bukan karena terpaksa. Dari situlah koneksi emosional pelan-pelan mulai tumbuh.
2. Dengarkan cerita mereka tanpa buru-buru menanggapi

Anak, sekecil apa pun usianya, butuh didengarkan. Kadang cerita mereka terdengar sepele, mungkin tentang mainan, teman sekolah, atau gambar yang mereka buat. Tapi buat mereka, itu penting. Dan saat kamu benar-benar mendengarkan tanpa menginterupsi, mereka merasa dihargai.
Belajar menahan komentar atau nasihat di awal. Fokus dulu buat menunjukkan bahwa kamu hadir dan peduli. Tatap matanya, anggukkan kepala, beri tanggapan kecil seperti, “Wah, seru banget ya.” Ini mungkin sederhana, tapi efeknya besar: anak akan tahu bahwa ayahnya bukan cuma pendengar yang baik, tapi juga sahabatnya.
3. Libatkan diri dalam aktivitas sederhana mereka

Kedekatan gak selalu harus dibangun lewat momen besar atau liburan mahal. Kadang justru momen paling akrab tercipta dari hal-hal yang biasa aja, seperti mewarnai bareng, bantuin PR, atau masak mie sama-sama. Anak-anak gak butuh hal mewah, mereka cuma butuh kehadiranmu dalam kegiatan sehari-hari.
Kamu bisa mulai dari hal kecil yang mereka suka. Misalnya, nonton kartun kesukaan mereka, ikut main balok, atau sekadar duduk menemani saat mereka bermain. Dari sana, kamu bisa mengenal dunia mereka lebih dalam. Dan perlahan, anak juga akan merasa nyaman buat terbuka sama kamu.
4. Beri pujian yang tulus dan spesifik

Jangan pelit memberi pujian, terutama kalau anak sedang belajar atau mencoba sesuatu yang baru. Tapi ingat, pujian yang paling mengena adalah yang tulus dan spesifik. Alih-alih hanya bilang “bagus,” kamu bisa bilang, “Ayah suka cara kamu menyelesaikan gambar ini, warnanya keren banget!”
Pujian kayak gitu bisa membangun rasa percaya diri anak, sekaligus menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan usaha mereka. Mereka akan merasa dilihat dan dihargai, bukan cuma sekadar “anak kecil” yang dianggap remeh. Dan dari sana, kamu jadi sosok yang mereka percaya untuk berbagi.
5. Tunjukkan kasih sayang secara langsung

Anak gak akan pernah bosan diberi pelukan, cium kening, atau digendong meski mereka udah agak besar. Kasih sayang yang kamu tunjukkan secara fisik bisa bikin mereka merasa aman dan dicintai. Kadang, ayah suka ragu menunjukkan itu karena takut dibilang cengeng atau gak tegas.
Padahal, kedekatan emosional justru dibangun dari momen-momen hangat semacam itu. Kamu gak harus berlebihan, cukup lakukan dengan tulus dan konsisten. Ucapan sederhana seperti “Ayah sayang kamu” juga punya dampak besar di hati anak. Jangan anggap remeh kekuatan sentuhan dan kata-kata penuh cinta.
6. Jadilah contoh yang bisa mereka tiru

Anak-anak cenderung meniru, bukan cuma mendengar. Jadi kalau kamu ingin anakmu jadi pribadi yang baik, sabar, atau bertanggung jawab, kamu perlu menunjukkan hal-hal itu duluan. Cara kamu bicara, bersikap, atau memperlakukan orang lain akan mereka amati dan tiru tanpa kamu sadari.
Kamu gak harus sempurna, tapi menunjukkan usaha untuk terus belajar jadi ayah yang lebih baik akan sangat berarti buat mereka. Saat mereka melihat kamu minta maaf, mengakui kesalahan, atau sabar menghadapi sesuatu, mereka akan belajar hal-hal itu dari kamu. Dan di situlah, kedekatan kalian terbentuk lewat teladan, bukan sekadar teori.
Menjadi ayah yang dekat dengan anak bukan soal punya banyak waktu atau banyak uang. Tapi soal kamu mau benar-benar hadir, mendengar, dan terlibat. Anak-anak gak butuh hal besar, mereka cuma butuh tahu bahwa mereka penting di hidup kamu. Dan kamu bisa mulai membangun itu dari sekarang, lewat cara-cara yang sederhana tapi konsisten.
Kedekatan dengan anak adalah investasi jangka panjang yang akan kamu syukuri suatu hari nanti. Karena saat mereka besar, mereka gak akan selalu ingat mainan yang kamu belikan, tapi mereka akan selalu ingat gimana rasanya dicintai dan dihargai oleh ayahnya. Dan itu dimulai dari hal-hal kecil yang kamu lakukan hari ini.