5 Alasan Daddy Issues Bisa Memengaruhi Cara Memilih Pasangan

Pernah merasa pola hubunganmu dengan pasangan selalu berulang? Atau justru kamu sering tertarik pada tipe pasangan yang karakternya jauh berbeda dari ayahmu? Hal ini sering dikaitkan dengan daddy issues, yaitu masalah emosional yang muncul akibat hubungan yang kurang sehat dengan sosok ayah.
Daddy issues bisa memengaruhi banyak aspek dalam hidup, terutama bagaimana kita memilih pasangan. Hubungan dengan ayah, baik itu positif atau negatif, sering kali meninggalkan jejak yang dalam.
Nah, berikut lima alasan kenapa daddy issues bisa berdampak besar pada cara kamu menentukan pasangan. Yuk, simak!
1. Pengalaman masa kecil membentuk ekspektasi akan pasangan ideal

Ayah adalah role model pertama tentang bagaimana pria bertindak dalam sebuah hubungan. Kalau hubunganmu dengan ayah kurang baik, pengalaman ini bisa membentuk ekspektasi yang kamu bawa ke hubungan romantis.
Misalnya, kalau ayahmu kurang perhatian, kamu cenderung mencari pasangan yang super perhatian untuk mengisi kekosongan itu. Sebaliknya, kalau kamu terbiasa dengan pengabaian, tanpa sadar kamu mungkin memilih pasangan dengan pola serupa karena itu yang terasa “normal” bagimu.
2. Gaya kelekatan yang terbentuk sejak kecil sulit diubah

Attachment style atau gaya kelekatan seseorang banyak dipengaruhi oleh hubungan awal dengan orang tua, terutama di masa kecil. Jika ayahmu kurang hadir secara emosional atau fisik, ini bisa menciptakan pola anxious attachment (terlalu bergantung) atau avoidant attachment (menjaga jarak emosional).
Akibatnya, kamu bisa jadi terlalu clingy dalam hubungan atau malah sulit berkomitmen karena takut terluka. Pola ini sering terjadi tanpa disadari dan bisa memengaruhi cara kamu menjalin hubungan di masa depan.
3. Trauma masa lalu bisa membuat sistem 'red flag' internalmu tidak berfungsi

Hubungan yang buruk dengan ayah bisa memengaruhi cara kamu membaca tanda bahaya (red flag) dalam hubungan. Ada orang yang jadi terlalu sensitif terhadap tanda-tanda tertentu, sementara yang lain malah cenderung mengabaikannya.
Kalau kamu pernah mengalami hubungan keluarga yang toxic, kamu mungkin merasa “biasa” dengan pola seperti itu. Akibatnya, kamu bisa tidak sadar bahwa hubunganmu saat ini mengulang pola yang sebenarnya tidak sehat.
4. Kebutuhan validasi yang tak terpenuhi menciptakan pola hubungan yang tidak sehat

Kurangnya pengakuan atau validasi dari ayah sering membuat seseorang mencari pengakuan di tempat lain, termasuk dari pasangan. Hal ini bisa menciptakan ketergantungan emosional yang tinggi dan hubungan yang berat sebelah.
Kamu mungkin terlalu berusaha keras untuk mendapatkan perhatian atau kasih sayang dari pasangan, bahkan sampai mengorbankan kebahagiaanmu sendiri. Pola ini sulit dihentikan kalau tidak disadari sejak awal.
5. Ketakutan ditinggalkan memengaruhi keputusan dalam hubungan

Daddy issues sering membuat seseorang memiliki ketakutan mendalam akan ditinggalkan (abandonment issues). Ketakutan ini bisa memengaruhi cara kamu mengambil keputusan dalam hubungan.
Kamu mungkin bertahan dalam hubungan yang toxic karena takut sendirian, atau justru buru-buru mengakhiri hubungan sebelum orang lain yang meninggalkan. Pola ini bisa terus berulang kalau kamu tidak mencoba memahami dan mengatasinya.
Daddy issues memang bisa meninggalkan jejak yang dalam dalam kehidupan kita, termasuk dalam cara memilih pasangan. Tapi kabar baiknya, ini bukan sesuatu yang tidak bisa diubah. Memahami dampaknya adalah langkah awal untuk memperbaiki pola yang tidak sehat.