Dari Kenangan Masa Kecil, LEGO Jadi Sarana Bonding Raditya Dika-Anak

- Ayah Radit memberikan ruang khusus LEGO karena ia jarang memiliki teman
- Radit dan istrinya meneruskan kebiasaan bermain LEGO sebagai sarana bonding dengan anak
- Radit mengajak serta buah hatinya ke LEGO Holiday Experience hadir di 23 Paskal Bandung yang akan berlangsung hingga Januari 2026
Jakarta, IDN Times - Sebagai pionir permainan balok plastik, nama LEGO sudah tidak asing lagi bagi anak-anak di seluruh dunia. Merek permainan ini bahkan sudah menjadi majas metonimia saking populernya. Majas metonimia umumnya terjadi tatkala merek dagang yang sangat terkenal, dipakai sebagai nama sebuah barang. Alih-alih menyebut permainan blok atau balok plastik, orang akan secara langsung menyebut LEGO.
Dari situ saja, coba bayangkan bagaimana dalamnya kenangan anak-anak di dunia akan LEGO? Bagaimana mereka berlomba menyelesaikan permainan tersebut? Bagaimana mereka merengek dibelikan lagi ke orangtuanya ketika LEGO-nya baru saja tuntas? Tanpa terasa, kenangan manis tersebut terbawa hingga mereka dewasa.
Sama halnya dengan penulis buku, komika, dan aktor Raditya Dika. Pada talkshow #MainBarengBerbagiCeria pada Jumat (12/12/2025) di 23 Paskal Bandung, Jawa Barat, ia mengisahkan bagaimana melekatnya permainan tersebut dari dirinya kecil hingga sekarang menjadi orangtua. Bahkan, ada yang ia wariskan ke putra-putrinya mengingat manfaat LEGO yang lebih dari sekedar bermain. Simak selengkapnya!
1. Ayah Radit menghadiahi ruang khusus LEGO karena ia jarang memiliki teman

Kedekatan Radit dan LEGO harus diakui berkat peran serta sang ayah saat dirinya masih kanak-kanak. Kepedulian sang ayah karena putranya tidak memiliki banyak teman dan lebih senang menyendiri, justru mendekatkan sosok komika itu kepada brand mainan anak global yang melegenda.
"LEGO itu menyelamatkan masa kecil saya karena dulu saya jarang punya temen. Jadi, kerjaannya ke perpustakaan, baca buku. Ini true story. Terus bokap kayak kasihan gitu. Jadi, ada satu kamar kosong di rumah, dulunya gudang. Dia bilang, 'Udah, deh. Kamu kan suka LEGO. Kamar ini dijadikan kamar LEGO kamu,'" kenang Radit.
Radit lanjut bernostalgia, "Waktu itu masih pake LEGO yang ada jalanan itu, kayak LEGO City kan. Jalannya bisa disambung. Jadi, gue suka bikin kayak ada mobilnya. Terus bikin kayak jalanan-jalanannya di ruangan itu. Mainnya sendiri."
Sama seperti Radit, sang istri Anissa Aziza juga adalah pemain LEGO. Saat pandemik mendera Indonesia, menyusun LEGO adalah kegiatan yang mengasyikkan untuknya sembari mengisi waktu luang di tengah-tengah situasi pembatasan sosial. Koleksinya menjadi begitu beragam lantaran ia rajin membelinya di salah satu marketplace.
2. Dari kenangan masa kecil itulah, Radit dan istrinya meneruskan kebiasaan bermain LEGO sebagai sarana bonding dengan anak

Diakui Radit, LEGO telanjur jadi bagian hidupnya. Sejak ia masih anak-anak, berpacaran, hingga menjadi orangtua, LEGO selalu jadi barang yang ia beli. Hal itu ia teruskan pula ke kedua buah hatinya, Alea dan Aca. Bukan cuma untuk bermain, Radit dan istrinya juga memetik beragam manfaat positif dari menyusun LEGO. Salah satunya, bonding saat menemani sang anak bermain.
"Ketika anakku sudah mulai besar, tanpa aku mengajari mereka, mereka pengen nyoba juga. Aku sukanya LEGO punya koleksi untuk berbagai usia. Itu bisa jadi salah satu kegiatan untuk anak sekarang," tutur Anissa. Menurutnya, bahkan bermain LEGO juga mendukung berkembangnya syaraf motorik anak.
Selain itu, bermain LEGO juga mengajarkan anak untuk belajar bersabar, mengikuti proses, dan lebih teliti. "Waktu awal-awal, anak-anak kayak, 'Kok belum kelar, sih?' Sekarang, anak lebih sabar, lebih teliti. Di LEGO itu kan, dia punya rentang umur ya. Ada yang 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun. Aku memang nyobain anak itu main LEGO sesuai umurnya dulu karena setiap bukunya beda-beda," paparnya lagi.
Ditambahkan Anissa, anak-anaknya menjadi lebih sabar dengan mengikuti langkah-langkah yang tertera pada buku. Jika tiba-tiba saja berpindah ke LEGO yang tidak sesuai usia, ditakutkan mereka akan kaget dengan tingkat kesulitannya karena rangkaian LEGO akan lebih detail dan rumit. Karena alasan tersebut, ketelitian juga diperlukan.
Berbeda dengan Anissa, Radit justru fokus pada isu screen time untuk anak. LEGO menyelamatkan anak-anaknya dari paparan teknologi berlebih di usia 2-3 tahun. "Nah, yang menyelamatkan itu permainan-permainan seperti ini, seperti LEGO karena distraksinya itu bisa langsung ke kegiatan aktif. Gak cuma disuruh mewarnai atau segala macam, tapi dia jadi berkreasi dan berpikir. Lumayan, itu ngebantu banget. Screen time mereka sekarang cuma seminggu sekali," kata penulis buku Kambing Jantan itu.
3. Radit mengajak serta buah hatinya ke LEGO Holiday Experience hadir di 23 Paskal Bandung yang akan berlangsung hingga Januari 2026

Bertepatan dengan musim liburan akhir tahun, Radit dan istrinya mengajak kedua buah hatinya ke LEGO Holiday Experience di 23 Paskal Bandung. Acara ini berlangsung dari 11 Desember 2025 hingga 11 Januari 2026. Serunya, acara ini gak cuma soal belanja LEGO dan diskonnya saja. Beragam aktivitas seru telah disiapkan.
Ada Garage Sleigh It di mana anak-anak dan orangtua diajak membangun kendaraan versi mereka sendiri menggunakan LEGO bricks, kemudian menampilkannya di area display khusus. Ada pula Kitchen Gingerbread Glow-Up, zona yang mengajak pengunjung untuk membuat dekorasi bertema Natal berdasarkan imajinasi masing-masing.
Lalu, ada Attic Party Prep Quest, spot untuk mewarnai dengan lembar aktivitas khusus bertema liburan. Di Living Room Jolly Stocking Stuffers, pengunjung bisa membuat dekorasi Natal menggunakan LEGO® bricks, kemudian menampilkannya di area Living Room. Terakhir, Outdoor Party Tallest Tree Tournament jadi tantangan seru bagi pengunjung untuk membangun pohon tertinggi dalam waktu 30 detik.
"Begitu masuk sini, gue suka sama centerpiece itu, kayak kota. Itu kayak yang ada di kamar gue dulu tuh. Ada bangunannya, ada segala macam," tutur Radit soal bagian favoritnya di LEGO Holiday Experience.
Masih belum cukup? Ajak keluarga berfoto di depan pohon natal LEGO bricks berukuran asli pertama di Indonesia. Pohon natal setinggi 4,5 meter ini dirakit menggunakan 298.530 LEGO bricks melalui proses pembangunan selama 1.608 jam oleh 22 LEGO Model Builders profesional. Instalasi ini jadi salah satu pohon LEGO bricks bertema natal terbesar di Asia. Pertama kalinya ditampilkan di Indonesia dan Bandung yang terpilih, instalasi berskala besar ini merupakan ikon perayaan liburan di akhir tahun.
“Musim liburan adalah momen untuk merayakan kebersamaan. Kampanye Holiday tahun ini kami hadirkan agar keluarga Indonesia dapat menikmati pengalaman bermain yang menyenangkan sekaligus menciptakan kenangan berharga bersama. Kehadiran Pohon Natal LEGO bricks berukuran asli pertama di Indonesia, menjadi simbol kreativitas dan kehangatan liburan,” ujar Rohan Mathur, Marketing Director, The LEGO Group.
Kamu sudah ada rencana liburan di akhir tahun? Bagaimana kalau ajak keluargamu ke LEGO Holiday Experience hadir di 23 Paskal Bandung saja? Sebuah kesempatan langka, lho!



















