Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Langkah Menjadi Orangtua yang Positif dan Jauh dari Kata Toksik

ilustrasi keluarga bahagia (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi keluarga bahagia (freepik.com/pressfoto)

Sebagai orangtua, salah satu tanggung jawab terbesar adalah memastikan bahwa kamu menciptakan lingkungan yang sehat dan positif bagi anak-anakmu. Namun, terkadang, tanpa disadari, perilaku yang gak sehat bisa meracuni hubunganmu dengan anak-anak, dan bahkan membuat kamu menjadi orangtua yang toksik, lho. Duh, jangan sampai, deh!

Nah, demi menghindari hal tersebut, begini nih, enam langkah penting yang bisa kamu ambil untuk mencegah dirimu dari menjadi toksik parent. Juga, bagaimana caranya memastikan bahwa kamu memberikan support dan cinta yang sehat kepada anak-anak. Check it out!

1. Kesadaran akan pola perilaku

ilustrasi orangtua dan anak (Pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi orangtua dan anak (Pexels.com/August de Richelieu)

Langkah pertama yang gak boleh diabaikan dalam mencegah dirimu menjadi toksik parent adalah dengan meningkatkan kesadaran akan pola perilakumu sendiri. Coba deh, perhatikan bagaimana kamu bereaksi terhadap stres, frustrasi, atau tekanan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika berinteraksi dengan anak-anak.

Coba perhatikan dan sadari apakah kamu cenderung bersikap otoriter, kritis, atau mengontrol? Menyadari pola perilaku ini adalah langkah pertama yang sangat penting untuk mengubahnya.

2. Penguasaan emosi

ilustrasi orangtua yang emosi (freepik.com/freepik)
ilustrasi orangtua yang emosi (freepik.com/freepik)

Selanjutnya, penguasaan emosi adalah kunci untuk menghindari perilaku toksik sebagai orangtua. Gak diragukan lagi, belajar mengenali dan mengelola emosimu dengan baik adalah keterampilan penting yang bisa membantumu tetap tenang dan terkendali dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Cobalah untuk mengembangkan strategi pemulihan diri yang efektif, ya. Seperti latihan pernapasan atau berjalan-jalan, untuk membantumu meredakan emosi negatif sebelum meledak dihadapan anak-anak.

3. Terapkan keterbukaan dan empati

ilustrasi seorang ayah berbicara dengan anaknya (freepik.com/freepik)
ilustrasi seorang ayah berbicara dengan anaknya (freepik.com/freepik)

Gak hanya itu, keterbukaan dan empati adalah kunci lain untuk membangun hubungan yang sehat dengan anak-anak. Gak ada salahnya mencoba menjadi pendengar yang baik dan menghargai perspektif mereka, bahkan jika kamu gak setuju sekalipun.

Terapkan komunikasi yang terbuka dan jujur, dan berbicaralah dengan anak-anakmu dengan penuh pengertian dan kasih sayang. Ini akan membantu mereka merasa didengar dan dihargai, dan sekaligus membantu memperkuat ikatan di antara kalian.

4. Menetapkan batasan yang sehat

ilustrasi sedang berkomunikasi dan memberi dukungan (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi sedang berkomunikasi dan memberi dukungan (pexels.com/Kampus Production)

Berikutnya, menetapkan batasan yang sehat sangat penting untuk membantu mencegah perilaku toksik. Tentukan aturan dan ekspektasi yang jelas untuk anak-anakmu, sekaligus juga pastikan bahwa batasan-batasan tersebut benar-benar realistis dan adil.

Sebaiknya, hindari mengontrol atau mengintimidasi anak-anak, ya. Berikan mereka kebebasan untuk berkembang sesuai dengan kepribadian dan minatnya sendiri.

5. Belajar dari kesalahan

ilustrasi sedang berkomunikasi (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi sedang berkomunikasi (pexels.com/Monstera Production)

Sebagai orangtua, pastinya kamu gak selalu akan membuat keputusan yang tepat atau bertindak dengan sempurna. Jadi, berusahalah untuk belajar dari kesalahan dan selalu mencoba untuk menjadi lebih baik.

Mintalah maaf kepada anak-anakmu jika kamu melakukan kesalahan atau menyakiti mereka secara gak sengaja. Kemudian, jadikanlah kesalahan tersebut sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan belajar bersama.

6. Mintalah dukungan dari orang terdekat

ilustrasi seseorang konsultasi (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi seseorang konsultasi (pexels.com/Timur Weber)

Terakhir, jangan ragu untuk mencari dukungan jika kamu merasa kesulitan dalam peran sebagai orangtua ini. Bicarakan perasaanmu dengan pasangan, teman, atau profesional kesehatan mental jika memang diperlukan.

Kabar baiknya, mendapatkan dukungan dan bimbingan bisa membantu mengatasi masalah yang kamu hadapi sebagai orangtua. Sehingga ini juga bisa mencegah kamu dari menjadi toksik.

Percayalah, kamu bisa mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah dirimu menjadi toksik parent. Ingatlah bahwa menjadi orangtua adalah perjalanan yang terus berlanjut, dan dengan keinginan untuk memperbaiki diri dan menjalin hubungan yang positif, kamu bisa menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan dukungan bagi anak-anakmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us