5 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua saat Anak Memiliki Teman Toxic

Jangan biarkan anak terjebak dalam pertemanan tidak sehat

Bukan hanya keluarga, lingkungan pertemanan juga dapat memengaruhi pembentukan kepribadian anak. Setiap orangtua tentu ingin agar anak mereka dapat dikelilingi oleh teman-teman yang baik dan membawa nilai-nilai positif padanya.

Namun bila kamu menyadari bahwa teman anakmu toxic, maka kamu perlu waspada. Dilansir Psychology Today, Erin Leonard, Ph.D, seorang psikoterapis dan penulis tiga buku tentang hubungan dan pengasuhan anak, mengatakan bahwa orang yang toxic memiliki sifat narsisme yang kuat, egosentris, dan manipulatif.

Ketika kondisi tersebut terjadi pada teman anakmu, kamu mungkin akan tergoda untuk segera mengakhiri hubungan pertemanan tersebut. Akan tetapi, perlu diingat bahwa cara ini belum tentu efektif karena bisa saja anak kamu telah dimanipulasi oleh teman-temannya, sehingga ia mungkin lebih memilih tetap berteman dengan mereka daripada tidak punya teman sama sekali.

Kendati demikian, kamu tidak perlu cemas. Ada cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu anak yang memiliki teman toxic. Simak kelima caranya di bawah ini.

1. Berikan ruang untuk anak agar ia dapat mencurahkan isi hatinya

5 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua saat Anak Memiliki Teman Toxicilustrasi ibu dan anak berpegangan tangan (freepik.com/senivpetro)

Anak-anak mungkin telah mengalami masa yang sulit saat bersama teman-temannya dan ingin meluapkan segala emosinya. Untuk itu, tugas orangtua adalah berempati dengan apa yang mereka rasakan.

Ketika anak menceritakan tentang teman-temannya yang toksik kepadamu, mungkin kamu ingin langsung memberitahu bahwa pertemanannya itu tidak sehat dan harus segera diakhiri. Akan tetapi, kamu tidak boleh terburu-buru dalam mengambil keputusan, apalagi saat emosi anak masih belum stabil.

Daripada langsung memberikan saran, lebih baik dengarkan dan pahami apa yang mereka sampaikan. Rangkul dan berikan pelukan hangat supaya dirinya tak semakin bersedih dan merasa sendiran.

“Hal terpenting yang harus dilakukan orangtua adalah menghargai perasaan anak,” ujar Erin Leonard, seorang psikolog, dilansir Huffpost.

“Dengan begitu, anak akan terus berbicara dan terbuka kepadamu,” tambahnya.

2. Ajukan pertanyaan terbuka kepada anak

5 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua saat Anak Memiliki Teman Toxicilustrasi seorang ibu menenangkan anaknya (pexels.com/Ron Lach)

Setelah anak selesai bicara dan merasa lebih tenang, kamu dapat mengajukan pertanyaan terbuka berdasarkan informasi yang telah diberikan. Cobalah untuk mengajukan pertanyaan tentang mengapa ia merasakan perasaan tersebut dan mengapa ia masih ingin tetap menjalin pertemanan dengan temannya.

Selain itu, Ann Louise Lockhart, seorang psikolog anak yang berpraktik di Texas, dikutip Huffpost, menyarankan untuk mendiskusikan tentang bagaimana seharusnya seorang teman yang baik. Caranya, bisa dengan membuat daftar singkat mengenai kriteria seorang teman baik dan hubungan persahabatan yang sehat.

Sebab, seringkali sulit bagi seorang anak untuk melihat manipulasi dari temannya yang toksik. Sehingga, sangat penting untuk memberitahu mereka tentang perbedaan antara teman yang benar-benar tulus dan yang hanya menyakiti atau memanfaatkannya saja.

3. Kembangkan rasa percaya kepada anak

dm-player
5 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua saat Anak Memiliki Teman Toxicilustrasi ibu dan anak selfie (freepik.com/freepik)

Menurut Leonard, menjaga kepercayaan dalam hubungan sangatlah penting. Oleh karenanya, sampaikan kepada anak bahwa kamu tidak akan pergi ke sekolah atau menemui orangtua temannya tanpa seizin anak.

Barangkali, kepercayaan anak telah berulang kali dilanggar oleh temannya yang beracun. Jadi, penting sekali untuk memiliki hubungan yang bisa mewujudkan rasa percaya antara orangtua dan anak.

“Hubungan orangtua dan anak yang kuat akan membuat dunia luar menjadi lebih baik. Jika kamu menjaga dunia internal anak dan memberi mereka tempat yang aman untuk berbagi kekhawatiran dan tetap berada dekat. Anak itu sendiri akan menjaga dunia luarnya,” tutur Erin Leonard, PhD, seorang psikoterapis, dikutip PureWow.

Baca Juga: 5 Karakter Teman saat Traveling Bareng, Pernah Punya Teman Narsis?

4. Bantu anak untuk menghadapi teman toxic dengan cara yang tepat

5 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua saat Anak Memiliki Teman Toxicilustrasi ibu dan anak tersenyum (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bagaimanapun, kepribadian toxic sangat berbahaya. Selain pandai memanipulasi, orang yang toxic sama sekali tidak sadar dan tidak peduli bagaimana tindakan dan perkataannya berdampak pada orang lain.

Jadi, jangan biarkan anak kamu untuk bergerak sendiri. Kamu harus tetap berada di sampingnya dan membantu untuk menghadapi temannya yang toxic dengan cara yang tepat.

Beritahu anak bahwa ia harus membela dirinya dengan cara yang tenang. Seperti, mengabaikan atau menjauhkan diri dari perilaku temannya yang toksik, menetapkan batasan, serta menyebut dinamikannya sebagai bentuk menolak untuk terprovokasi.

"Ini tentang membimbing anak kamu melalui berbagai cara yang dapat dilakukan, sehingga mereka dapat mengetahui apa yang terbaik bagi mereka saat ini," ujar Lockhart, dikutip Huffpost.

5. Bantu anak untuk mengakhiri pertemanan toxic

5 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua saat Anak Memiliki Teman Toxicilustrasi dua orang anak sedang ngobrol (freepik.com/freepik)

Ketika anak mulai sadar bahwa selama ini temannya hanya membawa luka dan siap untuk mengakhiri pertemanan toksiknya, inilah saat yang tepat untuk membantu anak keluar dari pertemanan beracun itu. Dilansir Mom, seorang psikoterapis dan penulis parenting, Mary Jo Rapiny, mengatakan ada beberapa rencana yang bisa orangtua dan anak buat untuk memutus pertemanan toksik, seperti menolak ajakan bergaul dengan teman tersebut, meminimalisasi interaksi, dan menetapkan batasan.

Leonard juga mengatakan, bahwa menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak yang tulus dan baik hati dapat membuat anak merasa diterima, dihormati, dan dilibatkan. Hubungan ini memungkinkan anak kamu menyadari bahwa ada perbedaan besar yang membuat pertemanan ini jauh lebih indah dibanding dengan pertemanannya di masa lalu. Wawasan itulah yang nantinya akan menolong mereka untuk benar-benar keluar dari hubungan pertemanan yang beracun.

Berteman dengan orang toxic bisa sangat melelahkan, menguras tenaga, dan juga emosi. Karenanya, orangtua perlu mewaspadai dan memantau pergaulan si kecil di mana pun ia berada. Semoga dengan menerapkan kelima cara di atas, anak kamu dapat terlepas dari pertemanan beracun serta dapat menemukan teman yang lebih baik.

Baca Juga: 25 Kata-kata Kecewa sama Teman, Terasa Menyakitkan!

Delvi Ayuning Photo Verified Writer Delvi Ayuning

Menulis bukan hanya menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya