Hati-hati! Ini 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif pada Anak

Bisa menghambat perkembangan anak

Setiap orangtua pastinya ingin memastikan bahwa anaknya terlindungi dari bahaya. Sayangnya, niat baik ini kadang membuat orangtua menjadi over protektif terhadap anak.

Over protektif memiliki arti perlindungan yang dibesar-besarkan, dan apa pun yang dilakukan secara berlebihan dapat memiliki efek buruk. Orangtua yang over protektif biasanya bersikap kaku dan seolah sering membangun sangkar emas untuk anak-anaknya, yang membuat anak aman dari bahaya, tapi tetap saja itu adalah sangkar. Akibatnya, kelak di masa depan, anak ini mungkin enggan melebarkan sayapnya dan terbang sendiri.

Lalu apa implikasi dari pengasuhan yang over protektif bagi anak-anak? Jawabannya ada dalam pembahasan berikut.

1. Membuat anak rentan menghadapi kecemasan

Hati-hati! Ini 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif pada Anakpixabay.com/RachelBostwick

Pola asuh yang over protektif menyebabkan anak tumbuh rentan terhadap kecemasan. Ini sangat masuk akal, mengingat pola asuh yang over protektif berasal dari kecemasan pada orangtua. Orangtua sadar bahwa dunia adalah tempat yang tidak aman, sehingga sangat khawatir bahwa anak mendapatkan masalah. Karena itu mereka berusaha untuk melindungi anak-anak semaksimal mungkin.

Semua ketakutan dan kecemasan orangtua diproyeksikan dan ditransmisikan ke anak, yang pada gilirannya menginternalisasikannya dan membuat anak rentan cemas serta takut akan apa pun yang tidak diketahui di luar zona nyaman anak. Secara tidak langsung, orangtua yang over protektif mendorong anak-anak untuk menghindari situasi yang menakutkan, alih-alih menghadapinya.

2. Anak tidak bisa mengambil keputusan sendiri

Hati-hati! Ini 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif pada Anakpexels.com/August de Richelieu

Masalah klasik dari orangtua yang over protektif adalah anak menjadi kesulitan dalam mengambil keputusan. Anak seperti tidak dapat membuat keputusan besar maupun kecil dalam hidup tanpa berbicara dan mendapatkan persetujuan dari orangtua. Ini karena anak tumbuh dalam kondisi berpikir bahwa hanya orangtuanya yang benar-benar dapat menjaga dan melindunginya, sehingga kemampuan anak untuk mengambil keputusan jadi terhambat.

Menginginkan masukan orangtua adalah hal yang baik, tetapi merasa sangat bergantung secara emosional dan merasa tidak aman tanpa bantuan orangtua bukanlah keadaan yang sehat, dan itu adalah salah satu masalah yang dihadapi banyak anak dari keluarga yang over protektif.

Baca Juga: Sering Terlewatkan, 5 Tanda Stres pada Anak yang Tak Boleh Diabaikan

3. Kurang percaya diri

dm-player
Hati-hati! Ini 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif pada Anakpexels.com/cottonbro

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh over protektif cenderung memiliki masalah dengan harga diri. Ini terkait dengan bagaimana harga diri terbentuk, yaitu dengan menilai bagaimana orang lain menghargai kita. Dan orangtua yang terus-menerus melindungi, menghalangi, dan melarang anaknya dapat mengirimkan pesan bahwa anak yang bersangkutan tidak mampu, rentan, tidak dapat melakukan ini sendiri, dan tidak akan bertahan tanpa bantuan.

Dengan kata lain, perhatian yang diberikan orangtua over protektif bukanlah yang perhatian yang menumbuhkan rasa cinta dan penerimaan pada diri sendiri.

4. Anak merasa dunia hanya berputar di sekitar mereka

Hati-hati! Ini 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif pada Anakpexels.com/Gustavo Fring

Anak-anak yang terbiasa menjalani segala sesuatunya sesuai dengan keinginan orangtua mereka mungkin di masa depan akan mengalami kesulitan dan kekecewaan ketika mereka menyadari bahwa hidup tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya. Anak bahkan mungkin merasa pantas mendapatkan hal-hal yang tidak mereka dapatkan.

Ditambah, anak cenderung lebih dimotivasi oleh penghargaan daripada kepuasan diri.

5. Anak cenderung perfeksionis

Hati-hati! Ini 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif pada Anakpexels.com/mohamed Abdelgaffar

Orangtua yang over protektif mungkin sering menunjukkan kecenderungan narsistik terhadap anak-anak mereka. Persetujuan dan kepuasan mereka bersyarat dan bergantung pada tindakan anak, yang membuat anak beranggapan bahwa mereka harus menjadi sempurna atau sesuai dengan keinginan orangtua agar dapat diterima dan dicintai oleh orangtua.

Akhirnya, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang haus akan pujian, ekspektasi, dan penghargaan. Bukan tidak mungkin jika anak menjadi tidak siap menghadapi kegagalan dan penolakan.

Tidak diragukan lagi, pola asuh yang terlalu protektif memiliki beberapa efek yang cukup buruk bagi anak. Jika kamu termasuk salah satu orangtua yang over protektif, pertimbangkan kembali dampak yang mungkin timbul dari pola asuh ini. Selain itu, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melindungi anak, tidak selalu dengan pola asuh over protektif.

Baca Juga: 5 Perilaku Anak yang Membuat Orangtua Kesal, Tapi Sebenarnya Normal

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya