#MahakaryaAyahIbu: Sebuah Mahakarya Indah Untukmu dari Hasil Kerja Kerasku

Kerja kerasku demi sebuah persembahan untuk kalian berdua, Ayah dan Ibu tercinta.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Si sulung dari keluarga yang hidup sederhana. Mungkin seperti itulah yang saya rasakan selama ini. Tinggal di sebuah desa yang di penuhi masyarakat yang sangat ramah dan saling menjunjung tinggi keharmonisan. Berawal dari 17 tahun lalu, saat pertama kali aku menghirup udara segar sebagai seorang bayi yang baru saja terlahir ke dunia. Tangisan pertamaku yang tak pernah dilupakan oleh Ibu dan Ayahku hingga sekarang.

Hidup sederhana dari hasil usahanya sendiri untuk menghidupi keluarga kecil yang menjadi sumber kebahagiannya. Sang Ayah yang sangat disiplin dan tegas kepada anak-anaknya. Saya sendiri dengan ayahku sangat akrab seperti ayah dan anak pada umumnya. Kadang sebuah cerita kecil menghasilkan canda yang dapat menghangatkan suasana menjadi sangat bahagia. Begitu juga dengan sosok tegar penuh kekuatan dalam membesarkanku hingga tumbuh menjadi seorang pemuda seperti sekarang. Mungkin tidak ada yang dapat menandingi rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Hal itulah yang membuat Ibu ku tak pernah segan dalam mendidik dan membesarkanku.

dm-player

Hidup dilingkungan yang penuh dengan orang - orang menjunjung tinggi keharmonisan membuatku tumbuh menjadi seorang yang lembut dan sangat menghormati orang yang lebih tua dariku, terutama kepada kedua orang tuaku. Salah satu cita-citaku sejak kecil adalah untuk membuat mereka kagum dan bahagia mempunyai anak sepertiku. Mungkin itulah yang membuatku berpikir untuk menjadi seorang perantau demi membahagiakan mereka kelak.

Kurang lebih 6 bulan yang lalu saya memilih untuk memberitahukan kepada orang tuaku sebuah keinginan kecil untuk dapat bersekolah kepulau Jawa, dan mereka pun dengan penuh rasa ikhlas merelakan ku untuk pergi menuntut apa yang kuinginkan. Yah meskipun berpisah dengan mereka memang sangat susah tapi untuk sebuah cita - cita saya harus kuat menjalani apa yang saya inginkan sendiri.

Dan hari yang kutunggu pun akhirnya tiba, tangis haru yang terdengar dari semua kerabat dan orang tuaku sendiri terdengar ditelingaku dan membuatku ikut bergelinang air mata. Mungkin sangat berat berpisah dengan mereka, namun ini lah jalan yang telah kupilih sebagai seorang anak yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda mandiri seperti sekarang.

Hari demi hari kini kujalani seorang diri diperantauanku. Banyak hal asing yang masih belum saya mengerti, baik itu budaya orang lain, bahasa daerah mereka, hingga bagaimana beretika dengan baik terhadap mereka. Berbekal sebuah ketulusan dan ikhlas saya akhirnya bisa menjalani hidup yang lebih baik. Seperti seorang mahasiswa pada umumnya, setiap hariku dihiasi oleh kegiatan yang tak pernah lepas dari kampus, buku, tugas, dan teman baru. Ada kalahnya saya mencoba untuk mencari pekerjaan sampingan maupun mencoba untuk menjadi seorang penulis demi meraup pundi pundi uang untuk hidup di kampung orang.

Saya sangat ingin menjadi orang yang dapat hidup dari kerja kerasku hingga bisa membahagiakan orang tuaku kelak. Mungkin hal ini lah yang mendorong ku untuk bisa menjadi seperti sekarang. Kadang air mataku jatuh dengan sendirinya ketika aku rindu dengan kedua orang tuaku. Ingin rasanya dengan apa yang telah kulewati dari sekarang aku dapat memeluk mereka berdua, Ayah dan Ibuku tercinta sambil berkata kepada mereka, "Inilah mahakarya yang bisa kuberikan kepada Ayah dan Ibu dari hasil kerja kerasku sendiri."

Fadhil Photo Writer Fadhil

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya