Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Hal Sepele di Rumah yang Bisa Jadi Penyebab Pertengkaran, Hati-hati!

ilustrasi orang bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Tinggal serumah bareng orang lain, baik itu pasangan, keluarga, maupun teman kos, memang gak selalu gampang. Meski kelihatannya akrab dan cocok, kadang masalah kecil justru bisa jadi pemicu konflik yang bikin suasana rumah gak nyaman. Lucunya, bukan hal besar seperti keuangan atau prinsip hidup yang bikin ribut, tapi justru hal-hal sepele yang terus diulang dan dibiarkan.

Kalau gak segera dibicarakan atau diselesaikan, hal-hal kecil ini bisa jadi "bom waktu" yang meledak kapan aja. Nah, daripada hubungan di rumah makin renggang cuma karena masalah-masalah sepele, mending kita kenali dulu yuk apa aja hal kecil yang sering jadi penyebab pertengkaran biar bisa dicegah dari sekarang. Simak sampai akhir, ya!

1. Piring kotor yang menumpuk dan gak cepat-cepat dicuci

ilustrasi orang mencuci piring (pexels.com/MART PRODUCTION)

Salah satu hal sepele yang paling sering menimbulkan cekcok di rumah adalah piring kotor. Awalnya cuma satu piring saja di wastafel, tapi kalau dibiarkan bisa menumpuk jadi lima. Yang merasa paling sering cuci piring bisa merasa dimanfaatkan, sedangkan yang malas cuci piring merasa gak ada yang mengingatkan dengan baik-baik.

Sebenarnya, masalah ini bisa diatasi dengan komunikasi yang simpel, yaitu dengan bikin jadwal cuci piring gantian, atau setuju bahwa siapa yang masak nggak perlu cuci piring. Masing-masing harus punya tanggung jawab biar nggak ada yang merasa dirugikan di rumah.

2. Menaruh barang nggak di tempatnya

ilustrasi orang duduk di kamar berantakan (pexels.com/cottonbro studio)

Benda-benda kecil seperti kunci motor, remote TV, atau gunting kuku yang sering tiba-tiba hilang padahal cuma dipindah tanpa izin bisa bikin frustrasi banget. Benda-benda tersebut bisa jadi sumber amarah kalau salah satu pihak merasa harus selalu jadi detektif di rumah.

Kalau kejadian ini sering berulang, salah satu pihak bisa merasa orang lain di rumah nggak menghargai keteraturan atau enggan menjaga barang bersama. Padahal solusinya sederhana banget, cukup biasakan untuk mengembalikan barang ke tempat semula dan informasikan kalau kamu meminjam atau memindahkan barang milik bersama.

3. Terus-terusan menyalakan AC atau kipas

ilustrasi orang kedinginan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Perdebatan tentang suhu ruangan sering terjadi antara dua tipe manusia: tim yang suka dingin banget dan tim yang gampang masuk angin. Yang satu merasa nyaman kalau ruangan sejuk, yang satu lagi malah harus pakai jaket walau di dalam rumah.

Masalah ini sering nggak dibicarakan secara langsung padahal cukup penting untuk kenyamanan bersama, lho. Jalan tengahnya adalah  kompromi. Misalnya dengan nge-set suhu AC di angka netral atau menyalakan kipas dengan timer. Kalau perlu, diskusikan waktu-waktu tertentu di mana suhu bisa diatur sesuai kesepakatan.

4. Volume TV atau musik terlalu kencang

ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/cottonbro studio)

Lagi pengin tidur atau kerja, tapi ada yang nyetel TV atau musik keras-keras? Ini bisa langsung bikin mood anjlok. Mungkin bagi satu orang, suara keras itu menyenangkan atau bahkan motivasi, tapi buat yang lain bisa sangat mengganggu.

Masalahnya sering muncul di malam hari atau saat salah satu penghuni rumah butuh ketenangan. Solusinya? Sepakati jam-jam tertentu sebagai jam tenang, atau pakai headset kalau lagi pengin dengar musik keras. Dengan sedikit empati, semua bisa tetap menikmati waktu masing-masing tanpa saling ganggu.

5. Ada yang nggak pernah buang sampah

ilustrasi membuang sampah (pexels.com/Cup of Couple)

Sampah rumah tangga bisa cepat numpuk, dan kalau gak ada yang buang, rumah bisa jadi sumber bau. Biasanya, tugas ini dianggap enteng sampai salah satu orang merasa terus-terusan jadi "petugas kebersihan" rumah.

Kalau sudah seperti itu, rasa kesal bisa makin besar. Padahal solusinya bisa sederhana: bagi tugas buang sampah berdasarkan hari, atau gantian setiap dua hari. Yang penting, ada kesadaran bareng bahwa rumah yang bersih dan bebas bau adalah tanggung jawab semua orang, bukan cuma satu orang aja.

6. Kebiasaan menunda-nunda beres-beres rumah

ilustrasi orang merapikan rumah (pexels.com/Andrea Piacquadiao)

Kalau lagi mager, kalimat "besok aja deh" sering jadi mantra andalan. Namun, kalau semua orang di rumah berpikir begitu, bisa dipastikan rumah jadi berantakan dalam waktu singkat. Awalnya dari debu yang dibiarkan, lalu cucian numpuk, dan akhirnya jadi bencana kecil di rumah.

Salah satu orang bisa menjadi pihak yang selalu beres-beres, sementara yang lain santai aja. Situasi ini bisa bikin konflik secara nggak langsung, misalnya lewat sindiran atau pasif-agresif. Padahal kalau dibagi dan dikerjain bareng-bareng, kerjaan rumah nggak akan terasa berat dan suasana rumah juga jadi lebih sehat dan nyaman.

7. Nggak kasih respons saat dipanggil

ilustrasi orang mendengarkan musik (pexels.com/cottonbro studio)

Yap, sesederhana nggak kasih respons ketika dipanggil bisa bikin ribut satu rumah. Buat sebagian orang, nggak merespons saat dipanggil adalah bentuk ketidaksopanan atau kurang perhatian. Jadi, sebisa mungkin, luangkan beberapa detik untuk menjawab. Komunikasi yang baik dimulai dari hal sekecil ini. Kalau satu sama lain merasa didengar atau dihargai, rumah pun terasa lebih hangat dan nyaman.

Terkadang kita terlalu fokus sama masalah besar sampai lupa kalau hal-hal kecil justru yang sering bikin hubungan di rumah jadi panas. Kalau saling peka, jujur, dan mau kompromi, masalah-masalah sepele ini bisa dicegah sebelum jadi konflik serius, lho. Jadi, yuk mulai lebih perhatian sama kebiasaan sehari-hari di rumah. Karena rumah yang nyaman dimulai dari hal kecil yang disepakati bersama!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us