Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak dimarahi (freepik.com/freepik)
ilustrasi anak dimarahi (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Menjalani hidup dengan orangtua toksik bukan hal mudah, namun kamu tidak sendirian.
  • Menghormati bukan berarti nurut terus-terusan, kamu punya hak untuk berkata tidak dan membangun batasan.
  • Hormat bisa dilakukan tanpa harus hadir secara fisik, mengakui pernah disakiti adalah langkah awal yang penting.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjalani hidup dengan orangtua yang toksik memang bukan hal mudah. Di satu sisi, kamu diajarkan sejak kecil untuk selalu menghormati mereka. Di sisi lain, perlakuan mereka sering kali meninggalkan luka batin yang gak terlihat, tapi dampaknya bisa bertahan seumur hidup.

Situasi ini bisa bikin kamu bingung: tetap menghormati demi norma, atau jaga jarak demi kewarasan? Gak ada jawaban yang seragam untuk pertanyaan ini.

Hubungan orangtua-anak itu kompleks. Apalagi kalau kamu tumbuh dengan orangtua yang manipulatif, sering meremehkan, atau bahkan gak pernah peduli soal perasaanmu.

Tapi tenang, kamu gak sendirian. Di artikel ini, kamu akan diajak memahami cara-cara menghormati orangtua yang toksik tanpa harus mengorbankan diri sendiri.

1. Pahami bahwa menghormati bukan berarti tunduk

ilustrasi pria merenung (unsplash.com/Karl Fredrickson)

Banyak orang masih salah kaprah soal arti kata “menghormati”. Menghormati bukan berarti kamu harus nurut terus-terusan, apalagi kalau yang mereka minta jelas-jelas menyakiti atau merugikanmu. Menghormati bukan berarti kamu wajib bertahan dalam hubungan yang menyakitkan atau menerima semua bentuk perlakuan buruk.

Kamu punya hak untuk berkata tidak. Menolak perlakuan yang kasar atau manipulatif bukan tanda durhaka. Justru itu tanda kamu sayang pada dirimu sendiri. Hormat itu bisa ditunjukkan dengan cara yang lebih sehat, tanpa harus tunduk atau diam saat disakiti.

2. Tetapkan batasan yang sehat

ilustrasi memegang ponsel (pexels.com/George Milton)

Kalau kamu merasa hubungan dengan orangtua sudah terlalu melelahkan, saatnya kamu buat batasan. Ini penting banget untuk jaga kesehatan mental. Batasan ini bisa berupa frekuensi komunikasi, topik pembicaraan yang boleh dibahas, atau waktu pertemuan yang kamu rasa aman.

Membangun batasan dalam hubungan keluarga dapat mengurangi stres dan meningkatkan self-esteem. Bukan berarti kamu menjauh karena benci ya, tapi karena kamu butuh ruang untuk sembuh dan bertumbuh.

3. Pilih cara menghormati yang cocok buatmu

ilustrasi doa (pexels.com/Arina Krasnikova)

Gak ada aturan baku soal bagaimana cara menghormati orangtua yang toksik. Kamu bisa memilih cara yang paling nyaman, bahkan jika itu berarti menjaga jarak. Misalnya, tetap bersikap sopan saat bertemu, gak membalas ucapan menyakitkan dengan kemarahan, atau cukup mendoakan dari kejauhan.

Menghormati bisa dilakukan tanpa harus hadir secara fisik. Doa, kata-kata baik tentang mereka di depan orang lain, atau membangun nama baik keluarga bisa jadi bentuk penghormatan yang kamu pilih, bahkan jika kamu sudah memutuskan hubungan.

4. Akui luka batinmu dan cari bantuan profesional

ilustrasi sedih (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)

Menghormati orangtua bukan berarti kamu harus memendam semua luka sendirian. Mengakui bahwa kamu pernah disakiti adalah langkah awal yang penting. Banyak dari kita gak sadar kalau perlakuan orangtua saat kecil itu termasuk dalam bentuk kekerasan emosional.

Kalau kamu merasa kesulitan memproses perasaan atau terus merasa bersalah karena menjaga jarak dari orangtua, pertimbangkan untuk bicara dengan psikolog. Menerima kenyataan secara utuh (bukan versi idealisasi), adalah kunci untuk mulai sembuh. Proses ini butuh waktu, tapi kamu layak untuk pulih.

5. Hormati mereka tanpa kehilangan dirimu sendiri

ilustrasi menyesal (freepik.com/freepik)

Kamu tetap bisa menghormati orangtua meskipun memilih untuk tidak mencintai mereka secara emosional. Gak semua orangtua pantas mendapatkan cinta dari anaknya, apalagi jika mereka terus-menerus menyakiti tanpa merasa bersalah.

Kamu bisa menghormati mereka sebagai manusia, sebagai sosok yang pernah memberimu kehidupan, tanpa harus mengabaikan luka yang mereka timbulkan. Pilih cara yang gak merusak harga dirimu. Kalau kamu perlu menjauh, itu bukan egois. Itu bentuk keberanian dan penghargaan terhadap dirimu sendiri.

Menghormati orangtua yang toksik memang bukan perkara hitam putih. Butuh keberanian untuk berkata, “Aku tetap menghormatimu, tapi aku juga harus melindungi diriku sendiri.” Pilihan kamu untuk menjaga jarak atau membuat batasan bukan berarti kamu durhaka, tapi justru bentuk kedewasaan emosional.

Setiap orang punya kisah dan prosesnya sendiri. Terpenting, jangan lupakan dirimu dalam proses ini. Kamu berhak bahagia, berhak sehat secara mental, dan berhak bebas dari rasa bersalah yang gak perlu. Hormat itu bisa tetap diberikan, selama gak mengorbankan dirimu sendiri.

Sumber:
https://www.randifine.com/post/toxic-parents-must-we-honor-and-respect-them

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team