Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Hal yang Membuat Anak Tidak Terbuka pada Orangtuanya

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Pixabay)

Sebagai mama dan papa muda, banyak hal yang masih harus kamu dan pasangan pelajari. Banyak sikap masa lajang yang tanpa sengaja kamu lakukan, yang keliru untuk kamu hadapkan pada sang buah hati. Kamu dan pasangan adalah tempat seorang anak mengenal dunia. Siap atau tidak, segalanya harus siap.

Berikut ini sepuluh hal yang terkadang menjadi pemicu, seorang anak menjadi sangat tertutup pada orangtuanya. Kondisi yang sangat buruk untuk perkembangan mentalnya. Semoga bisa jadi referensi untuk kamu, simak ulasannya.

1.Orangtua jarang mengajak anak berbicara, karena tuntutan aktivitas di luar rumah yang tidak lagi bisa dikendalikan

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/pixabay)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/pixabay)

2.Orangtua kurang peduli dengan cerita dan kehidupan keseharian anak, karena sudah menyerahkan sepenuhnya pada pembantu atau pengasuh anak

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/RODNAE Productions)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/RODNAE Productions)

3.Orangtua sering memotong pembicaraan sehingga membuat anak kehilangan kepercayaan diri untuk menyampaikan pendapat dan isi hatinya

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Monstera)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Monstera)

4.Orangtua otoriter yang hanya mengenal aturan ya atau tidak, sehingga rumah hanya terhias ketakutan

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/cottonbro)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/cottonbro)

5.Orangtua membocorkan rahasia anak di depan orang lain dan menganggapnya sebagai lelucon

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Keira Burton)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Keira Burton)

6.Orangtua tidak terbuka tentang kehidupan dan aktivitas mereka, sehingga anak pun melakukan hal yang sama

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/cottonbro)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/cottonbro)

7.Orangtua selalu berprasangka negatif, selalu menyalahkan perilaku anak, yang akhirnya membuat anak semakin menutup diri

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Victoria Borodinova)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Victoria Borodinova)

8.Karena kelelahan setelah aktivitas di luar rumah, orangtua menjadi lebih sensitif dan mudah marah pada sang anak

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Monstera)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Monstera)

9.Orangtua menegur anak di depan orang lain tanpa memperhatikan perasaan anak

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/cottonbro)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/cottonbro)

10.Orangtua menganggap kebanggaan hanya dari sebuah prestasi yang besar, akhirnya prestasi kecil anak tidak dihargai

Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi anak bersedih. (pexels.com/Mikhail Nilov)

Demikian sepuluh hal yang bisa menyebabkan seorang anak menutup diri dari lingkungannya. Mengingat mental seorang anak adalah hal prioritas, semoga penjelasan di atas bisa membantu untukmu dan pasangan. Untuk membesarkan sang buah hati dengan kasih dan penuh penerimaan.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
erwanto
Editorerwanto
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Prewed Artis dan Seleb Tema Modern Terbaik 2025, Bikin Terpukau!

16 Des 2025, 13:21 WIBLife