Setiap anak perempuan pasti punya hubungan yang unik dengan orangtuanya. Tak terkecuali denganku, yang tumbuh dalam love-hate relationship terutama dengan ibu. Namun seiring bertambahnya usia, hubunganku dengan ibu mulai berubah.
Dari tahap remaja galau yang banyak memberontak, menuju ke tahap yang lebih dewasa yang lebih mengerti kenapa ibu melakukan hal-hal itu dulu.
Jika bisa mengulang masa muda itu lagi, hal inilah yang ingin kuucapkan rasa terima kasih pada ibu.
Dan karena itu, aku belajar dari persahabatan yang kujalani. Aku belajar mana teman yang sejati, aku belajar mana orang yang harus kuhindari untuk kesehatan mental dan kesuksesanku.
Kadang kita bertengkar karena itu dan kamu sakit hati untuk itu. Padahal, semua yang kau lakukan adalah untuk kebaikanku.
Di dalam hidupmu bukan cuma kebahagiaanku saja, tapi juga kebahagiaan dirimu sendiri. Sekali-kali, kamu perlu egois dan mengungkapkan apa yang kamu inginkan. Belilah sesuatu yang bagus, senangkan dirimu sendiri.
Ingat ketika aku bilang kalau aku mau pulang terlambat karena ada kegiatan ekstrakurikuler? Tentu saja kamu tahu, kalau aku berbohong padamu. Aku ingin pergi jalan-jalan dengan temanku, tapi takut untuk minta izin padamu. Daripada membuatmu marah, aku memilih mengatakan kebohongan itu.
Tak peduli seberapa parahnya kita bertengkar, tapi kamu tak pernah pergi dari sisiku. Kamu mendukungku, dan percaya padaku, meski kadang aku tak percaya pada diriku sendiri.
Percayalah, aku tidak ingin membuatmu malu dan kecewa karena setiap hal yang kulakukan. Aku ingin membuatmu bangga, dengan caraku sendiri. Meski kadang tak semuanya itu benar.
Terima kasih karena selalu jadi tempatku untuk pulang di saat aku butuh penyemangat. Terima kasih karena tanganmu tak pernah tertutup dan selalu memeluk ketika aku butuh. Terima kasih karena telah melahirkanku, dan memilih untuk berjuang bersamaku.
I love you, ibu!