Ketahui 6 Tanda Helicopter Parent, Apakah Kamu Termasuk?

Tentu saja setiap orangtua pasti ingin mendidik dan membimbing anaknya untuk menjadi seorang yang sukses di masa depan. Namun, tanpa disadari orangtua bisa melakukan hal itu secara berlebihan, lho! Inilah yang disebut dengan helicopter parent.
"Mereka sering mengatur jadwal anak-anak mereka secara mikro dan sering campur tangan untuk membuat segalanya lebih lancar bagi anak-anak mereka." kata Michelle M. Reynolds, PhD, seorang psikolog klinis, dilansir Verywell Family.
Helicopter parenting ternyata dapat memberikan dampak yang tidak baik untuk anak kelak. Karena itu, ketahuilah tanda-tanda helicopter parenting berikut ini.
1. Takut akan hasil yang buruk tentang anakmu
Kamu khawatir tentang kemungkinan kegagalan anakmu. Kamu percaya bahwa keterlibatanmu dapat membantu anakmu menghindari nilai rendah di sekolah atau kekecewaan dalam hidup.
Namun, ketika orang tua mengarahkan perilaku anak dan tidak memberikan waktu sendiri, hal itu dapat menyebabkan rendahnya harga diri. Selain itu dapat menyebabkan kemungkinan stres, kurangnya keterampilan, ketidakbahagiaan, dan perjuangan pada anak.
2. Khawatir berlebihan dan cemas tentang dunia
Kecemasanmu tentang dunia pada umumnya dapat membuat kamu mengambil alih kendali anak. Kamu melakukan hal tersebut dalam upaya untuk melindungi mereka, namun secara berlebihan.
"Kekhawatiran dapat mendorong orangtua untuk mengendalikan anak-anak mereka agar mereka tidak kecewa atau terluka," kata Carolyn Daitch, Ph.D, direktur di Center for the Treatment of Anxiety Disorders, dilansir Mom Junction.
Namun harus dipahami bahwa, mengendalikan anak secara berlebihan dapat membuat anak menjadi tidak mandiri. Selain itu dapat membuat anakmu merasa tidak percaya diri.
3. Memiliki tekanan untuk sukses sebagai orangtua
Analis perilaku bersertifikat dari Crossvine Clinical Group, mencatat bahwa beberapa orang akhirnya menggunakan gaya asuh ini karena mereka merasakan tekanan untuk berhasil sebagai orangtua dan untuk anak mereka. Karena tekanan untuk sukses, orangtua mungkin menaruh terlalu banyak harapan pada anak-anak mereka.
"Semua orangtua ingin anak-anak mereka aman, bahagia, dan dicintai," kata Michelle M. Reynolds, PhD, seorang psikolog klinis, dilansir Verywell Family.
Dr. Reynolds juga mengatakan bahwa, hal tersebut tidak realistis, tetapi orangtua sering berpikir jika anak mereka tidak melakukan sesuatu dengan baik, itu adalah cerminan mereka sebagai orangtua. Hal itu dapat menyebabkan stres dan mungkin kebencian pada anak-anak mereka.
4. Selalu merasa ingin membantu dalam hal kecil
Ingin merasa dibutuhkan dapat menyebabkan kesulitan membiarkan anak bergerak menuju kemandirian. Ada juga beberapa orangtua yang sangat khawatir jika anak mereka terluka baik secara emosional maupun fisik. Karena itu, kamu mungkin cenderung memantau anak-anakmu dengan cermat.
"Tunjukkan bahwa anda memiliki kepercayaan pada anak anda ketika mereka mencoba melakukan sesuatu," kata Leslie Petruk, direktur Stone Center for Counseling & Leadership dilansir Fatherly.
Contohnya, tidak perlu repot-repot mencoba mengikat tali sepatunya. Melakukan tugas-tugas sulit untuk anak-anak alih-alih membiarkan mereka melakukan tugas-tugas itu sendiri mengirimkan pesan bahwa mereka tidak mampu dan tidak kompeten.
5. Kamu mengerjakan tugas sekolah mereka
Kamu mungkin membantu dalam jangka pendek, yakni menyelesaikan tugas tepat waktu, tetapi kamu juga melakukan kerugian besar dalam jangka panjang. Perilaku seperti ini akan sepenuhnya mengubah persepsi anakmu tentang bagaimana tugas harus ditangani dan akan membuat mereka sama sekali tidak siap untuk masa dewasa.
"Mereka mungkin mulai percaya bahwa setiap orang harus melakukan sesuatu untuk mereka daripada melakukannya sendiri," kata Leslie Petruk, direktur Stone Center for Counseling & Leadership dilansir Fatherly.
Hal tersebut dapat menyebabkan banyak tantangan di kemudian hari. Selain itu dapat mempersulit mereka untuk terlibat dalam hubungan yang sehat sebagai orang dewasa kelak.
6. Kamu menangani konflik anakmu dengan temannya
Campur tangan dalam situasi intimidasi adalah suatu hal penting. Namun, ketika kamu turun tangan untuk menyelesaikan konflik antara anakmu dan teman-temannya, kamu merugikan mereka.
Ini sekali lagi mengirimkan pesan bahwa mereka tidak tahu bagaimana menyelesaikan berbagai hal, yang dapat melumpuhkan kepercayaan diri dan harga diri seorang anak. Selain itu, bisa menimbulkan perasaan malu dan tidak puas.
Bagaimana mengenai helicopter parenting? Apakah kamu atau orangtuamu memiliki tanda-tanda tersebut? Mulai sekarang, kontrol dan batasi agar kamu dapat mengurangi gaya asuh helicoptermu terhadap anakmu, ya!