8 Cara Tingkatkan Keterampilan Sosial Anak Berkebutuhan Khusus

Sebagai orangtua atau wali dari anak berkebutuhan khusus, kamu lah yang paling tahu tentang apa yang anak hadapi terutama dalam lingkungan sosial. Meskipun situasi sosial mungkin sulit bagi anak mana pun, anak dengan kondisi autisme menghadapi tantangan yang unik.
Dilansir Autism Learning Partners, banyak anak berkebutuhan membutuhkan dukungan khusus untuk belajar tentang perilaku sosial dan cara berinteraksi dalam berbagai situasi sosial. Anak-anak dengan autisme mungkin sering merasa kewalahan atau tidak yakin dengan langkah pertama yang harus diambil untuk mewujudkan interaksi yang diinginkan.
Mengembangkan keterampilan sosial akan membantu membangun dan memperkuat hubungan mereka dengan lingkungan. Apalagi, ada banyak cara untuk membantu anak berkebutuhan khusus meningkatkan keterampilan sosialnya. Untuk mengetahuinya lebih dalam, IDN Times telah merangkumnya melalui artikel di bawah ini.
1. Mengikuti pelatihan keterampilan sosial

Untuk mendidik anak menjadi lebih baik, orangtua juga perlu mendidik diri sendiri tentang cara meningkatkan keterampilan sosial pada anak. Apalagi, ketika menjadi orangtua dari anak berkebutuhan khusus diperlukan usaha untuk selalu belajar.
Dilansir Raising Children The Australian Parenting, pelatihan keterampilan sosial dapat membantu anak berkebutuhan mengembangkan keterampilan sosial dengan cara yang terstruktur. Pelatihan keterampilan sosial ini juga bisa didapatkan melalui prasekolah atau sekolah anak, bisa juga sesi dengan psikolog, ahli patologi wicara, ahli terapi okupasi, atau profesional kesehatan lainnya.
Orangtua perlu meluangkan waktu untuk meneliti program pelatihan keterampilan sosial, atau sosial skill training. Pasalnya, hal ini dapat membantu anak berkebutuhan khusus untuk lebih memahami apa yang harus dilakukan saat berinteraksi sosial.
Pelatihan ini dapat membantu anak belajar mengenali ekspresi dan emosi yang berbeda. Selain itu, lewat pelatihan ini dapat menunjukkan kepada anak apa yang pantas untuk dilakukan saat berinteraksi dengan orang lain. Anak juga akan belajar tentang pentingnya melakukan kontak mata saat seseorang berbicara.
2. Berikan hewan peliharaan

Penelitian menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus yang memiliki hewan peliharaan dapat mengembangkan keterampilan sosial dengan lebih mudah. Secara khusus, mereka lebih baik dalam memperkenalkan diri, menjawab pertanyaan, dan meminta informasi kepada orang lain.
Dilansir Integrityinc, hewan peliharaan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk membentuk ikatan emosional dan menanggapi emosi orang lain. Mereka juga merupakan objek bermain anak sehingga anak mempunyai cerita seru untuk dibagikan ke teman sebayanya mengenai pengalamannya bermain dan berinteraksi bersama hewan.
Sebuah studi dari University of Missouri menyatakan, bahwa anak berkebutuhan khusus cenderung terlibat dalam situasi sosial di mana ada hewan peliharaan. Anak-anak dengan hewan peliharaan di rumah juga dilaporkan lebih cenderung mudah memperkenalkan diri, meminta informasi, atau menanggapi pertanyaan orang.
Interaksi seperti anak biasa mungkin bisa jadi sulit bagi anak berkebutuhan khusus, tetapi karena mereka tinggal dengan hewan peliharaan, kepercayaan dirinya bisa lebih tinggi. Jika seorang anak memiliki ikatan dengan hewan peliharaannya, saat seseorang bertanya tentang hewan tersebut, anak akan lebih mungkin untuk menjawab pertanyaan dan di sinilah interaksi terjadi.
3. Menjelaskan interaksi yang dapat diterima secara sosial

Anak-anak tidak dilahirkan untuk langsung mengetahui tentang perilaku yang baik serta keterampilan sosial yang tepat. Anak cenderung mempelajari keterampilan sosial dengan mengamati sekitar mereka. Anak melihat bagaimana orang berinteraksi satu sama lain di depan umum dan akan meniru perilaku tersebut.
Budaya tempat anak tumbuh dapat mengambil peran besar dalam memengaruhi perilaku anak. Sebagai orangtua atau wali dari anak berkebutuhan khusus, tentu perlu mengamati dan membantu mereka melihat apa yang dianggap pantas dan tidak pantas oleh masyarakat.
Perlu usaha untuk menjelaskan apa saja dan bagaimana keterampilan sosial yang tepat kepada mereka, meskipun anak-anak ini cenderung lebih sulit menafsirkan apa yang mereka lihat di depan mereka. Sehingga, kemungkinan mereka tidak menangkap isyarat sosial atau norma sosial dengan cepat.
Pastikan untuk membantu mereka dalam menjelaskan apa norma-norma yang perlu dijaga dan mengapa itu penting, berikan penjelasan dan alasannya. Alat bantu visual seperti video, gambar, atau lukisan juga bisa sangat membantu untuk menjelaskan kepada anak melalui berbagai skenario.
4. Berikan afirmasi positif

Afirmasi positif dapat menjadi alat yang hebat dalam meningkatkan keterampilan sosial pada anak berkebutuhan khusus. Faktanya, ini adalah alat ampuh yang digunakan dalam terapi ABA (Applied Behaviour Analysis), yaitu program terapi dengan pendekatan untuk memahami dan mengubah perilaku seseorang untuk keterampilan sosial.
Misalnya, jika melihat anak menunjukkan keterampilan sosial tertentu yang positif di depan umum, beri mereka hadiah dan pujian dengan membelikan makanan kesukaannya atau membiarkan dia melakukan hal yang disukai. Selain memberikan afirmasi positif pada anak, kamu juga perlu mengajarkan pada anak untuk mengatakan hal baik untuk dirinya sendiri.
Ketika anak mendengar, membaca, atau mengulang afirmasi positif, hal ini dapat membantu membentuk pandangan positif tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
"Ketika anak-anak menggunakan frasa positif tentang diri mereka sendiri, ini membantu membentuk dan memperkuat suara batin mereka sendiri yang akan menyertai mereka seumur hidup," kata Kelly Oriard, salah satu pendiri Slumberkins dan terapis keluarga berlisensi, dilansir Parents.
5. Memanfaatkan teknologi

Teknologi di zaman modern ini menawarkan peluang baru bagi anak berkebutuhan khusus untuk berlatih berbicara. Bahkan, jika anak memiliki pendengaran, penglihatan, dan keterampilan motorik yang baik, belajar berbicara akan terasa sulit bagi mereka. Hadirnya aplikasi smartphone, membuat anak-anak dapat menggunakannya untuk belajar berbicara.
Banyak perangkat dari smartphone memiliki program yang mengubah teks menjadi suara atau menggunakan simbol lain untuk berkomunikasi. Hal ini jelas dapat digunakan sebagai program untuk melatih komunikasi verbal dan keterampilan lain di lingkungan yang aman dan bebas stres.
6. Belajar melalui video

Memberikan tontonan video yang menunjukkan klip perilaku positif yang diinginkan kepada anak-anak dapat memberikan dampak positif bagi mereka. Studi menunjukkan, bahwa anak berkebutuhan khusus yang menonton video ini lebih mudah meniru perilaku yang digambarkan dan menerapkannya pada keadaan baru.
Mereka juga cenderung mengingat video dalam kurun waktu yang lama setelah menontonnya. Lewat tontonan positif, dapat memperkuat keterampilan sosial mareka ketika anak-anak belajar meniru perilaku.
Dilansir Verrywell Health, Lisa Jo Rudy, seorang penulis dan pengacara autisme menyatakan, bahwa visual memudahkan siswa dan orang dewasa dengan autisme untuk memahami apa yang dikatakan atau diajarkan. Bahkan, hal tersebut terjadi tanpa mereka harus memahami kata-kata yang diucapkan dengan cepat.
7. Latih mereka memimpin

Anak-anak dengan autisme juga perlu belajar cara berinteraksi dengan teman sebaya untuk mengembangkan social skill. Namun, terlalu banyak interaksi di lingkungan yang tidak dikenal dapat membuat anak menjadi overstimulasi.
Untuk mengajarkan sosialisasi pada anak berkebutuhan khusus, atur permainan dan kegiatan kelompok di mana anak memiliki kesempatan untuk memimpin. Menempatkan mereka sebagai penanggung jawab aktivitas dapat membuat anak menilai batas mereka sendiri, tahu cara berhenti ketika mereka melampaui batas, dan secara bertahap belajar untuk berinteraksi secara efektif.
8. Melatih dengan sabar

Melatih anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka tentu membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat. Perlu disadari dan selalu diingat, bahwa peningkatan anak berkebutuhan khusus itu bertahap.
Sangat tidak realistis jika mengharapkan mereka dapat mengubah cara berinteraksi dengan orang lain dalam semalam. Dengan bersabar, orangtua memberikan kesempatan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensinya. Kesabaran orangtua juga dapat membantu mereka mencapai pencapaian yang lebih besar dalam perkembangan sosial, komunikasi, dan perilaku.
Kesabaran dan dedikasi dari orangtua ataupun wali akan membuat anak memiliki keterampilan interaksi sosial yang lebih kuat. Waktu yang dihabiskan akan lebih dari sepadan.