Menjaga Psikososial Anak Usia Dini Selama COVID-19 

Orangtua, guru, dan masyarakat harus berperan!

Tak ada yang tahu kapan pandemik COVID-19 berakhir. Karenanya, banyak orang membuat konsep 'the new normal' untuk beradaptasi dengan dunia baru yang kita hadapi. Meski begitu, adaptasi ini tentunya gak mudah untuk dijalankan, terutama bagi anak-anak di usia dini.

Menanggapi fenomena ini, Tanoto Foundation menyelenggarakan webinar “Menjaga dan Mengembangkan Aspek Psikososial (Psikologi dan Sosial) Anak Usia Dini dalam Situasi COVID-19” pada Senin (18/5). Dalam momen ini, dapat disimpulkan bahwa anak butuh dukungan dari orangtua, guru, hingga masyarakat agar tetap sehat secara psikologis selama masa pandemik.

1. Pandemik menyebabkan berbagai perubahan dalam rutinitas yang bisa membuat anak usia dini bingung

Menjaga Psikososial Anak Usia Dini Selama COVID-19 unsplash/Marcos Paulo

Selama ini, umumnya anak-anak usia dini pergi ke sekolah, bertemu guru dan teman-temannya, lalu pulang dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun, di masa pandemik, dunia mereka berubah.

Terdapat larangan untuk beraktivitas di luar rumah sehingga mereka hanya berinteraksi dengan keluarga saja. Perubahan ini berlangsung cukup lama dan bisa membuat anak stres.

"Anak-anak usia dini tidak sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi. Ia mengalami perubahan rutinitas yang bisa menimbulkan cemas bahkan stres," ungkap Fitriani Herarti, Spesialis Perkembangan Anak dari ChildFund Internasional di Indonesia.

2. Orangtua perlu memberi perhatian penuh dan melakukan disiplin positif untuk mengelola perilaku anak

Menjaga Psikososial Anak Usia Dini Selama COVID-19 pexels/August de

Peran orangtua akan sangat berpengaruh untuk menjaga anak usia dini tetap merasa aman, nyaman, dan bahagia meski di rumah saja. Orangtua perlu untuk memberikan perhatian penuh kepada anak agar kondisi psikologis mereka tetap terjaga.

Meskipun begitu, gak bisa dipungkiri bahwa orangtua juga mengalami kesulitan untuk mendidik anak agar patuh dalam masa pandemik. Apalagi, kalau orangtua juga perlu tetap bekerja dari rumah sambil menjaga anak.

Dari sini, Fitriani menyarankan pola disiplin positif untuk mengelola perilaku anak. "Disiplin positif jadi lebih menggunakan hal-hal positif dalam menjelaskan situasi pandemik. Bisa menggunakan kata-kata positif, bisa juga dengan menjadi contoh, karena nak-anak itu lebih belajar dari apa yang dilihat bukan didengar," ungkapnya.

3. Guru perlu melakukan adaptasi pola belajar secara online dan berfokus pada kelebihan serta kekuatan diri anak

Menjaga Psikososial Anak Usia Dini Selama COVID-19 pexels/Julia M Cameron

Selain orangtua, guru juga menjadi sosok yang sering ditemui anak. Di masa pandemik ini, anak terpaksa belajar dari rumah secara online. Perubahan ini tentunya menuntut guru untuk melakukan adaptasi pola belajar secara online.

dm-player

Nindyah Rengganis, Direktur EECD RC (Early Childhood Care and Development Resource Center) menyarankan agar guru dapat melakukan desain ulang pembelajaran agar sesuai dengan kondisi pandemik. 

"Jangan sampai guru hanya memindahkan pola belajar konvensional ke online. Guru harus lebih adaptif dan memahami kondisi anak," tuturnya.

Selain itu, untuk menjaga psikologi anak, guru juga bisa memfokuskan pembelajaran pada kelebihan serta kekuatan diri anak untuk menambah rasa semangatnya.

Baca Juga: Bayi dan Anak Kecil Terkena COVID-19? Simak Cara Penanganannya

4. Masyarakat perlu menyebarkan informasi yang tepat dan positif

Menjaga Psikososial Anak Usia Dini Selama COVID-19 pexels/kaboompics

Saat ini, akses informasi dapat diperoleh dengan sangat mudah. Kita bisa mendapatkan berbagai info terbaru mengenai COVID-19 dengan cepat. Namun, karena kemudahan inilah informasi menjadi simpang siur di dunia maya.

Dari sini, masyarakat pun juga turut berperan untuk menjaga psikososial anak usia dini. Masyarakat perlu menyebarkan informasi yang tepat. Tak hanya itu, masyarakat juga disarankan untuk lebih membagikan informasi yang positif.

Ingat! Informasi yang salah dapat memengaruhi orangtua dan guru, yang akhirnya juga dapat berdampak pada anak lho!

5. Meski memiliki peran masing-masing, seluruh komponen tetap harus mematuhi aturan dan terus mengikuti perkembangan COVID-19

Menjaga Psikososial Anak Usia Dini Selama COVID-19 pexels/August de

Sinergi orangtua, guru, dan masyarakat dapat membuat anak merasa aman meski menghadapi pandemik. Namun, meski memiliki peran masing-masing, seluruh komponen masyarakat tetap wajib mengikuti protokol kesehatan di era pandemik.

Asisten Deputi Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Kebutuhan Masyarakat Kemenko Kesra, Dr. Femmy Eka Kartika Putri M.Psi, mengungkapkan pedoman yang bisa dilakukan seluruh komponen dalam menjaga psikososial anak usia dini.

"Pastikan selalu ikuti perkembangan informasi tentang COVID-19, kenali gejala awal stres yang muncul pada anak, cuci tangan dengan benar, dan yang terpenting bantu anak menghilangkan rasa jenuh selama di rumah," katanya.

Baca Juga: Penelitian UNICEF, Anak-anak Alami Tiga Krisis Akibat Pandemi COVID-19

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya