#MahakaryaUntukAyahIbu: Terimakasih Ya Allah, Menempatkanku di Antara Orang yang Penuh Cinta dan Kasih Sayang

Filosofi atau pelajaran hidup yang ayah dan ibu ajarkan padaku.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Semuanya berjalan seperti biasa begitupun dengan kehidupanku yang sama seperti orang lain. Beraktivitas sehari-hari, bekerja, bersosialisasi dengan tetangga dan teman-teman lainnya. Aku tumbuh dan berkembang diantara keluarga yang sederhana yang penuh cinta dan kasih sayang. Ya, bapakku seorang tentara dan ibuku sebagai ibu rumah tangga pada umumnya, sedaridulu bapak bekerja sambilan menjadi satpam atau penjaga di apotek yang dekat dengan tempat kerjanya. Hal ini beliau lakukan untuk menutupi kebutuhan kami 3 orang anaknya.

Terkadang Ibu meminta aku dan kakakku untuk membawa makan malam untuk Bapak ke apotik dengan berjalan kaki saat sore hari. Selain itu Ibu juga berjualan kue basah yang biasa dititipkan ke warung atau kantin, sorenya baru bisa diambil beserta uang hasil penjualan. Begitulah sebagian masa kecilku.

Aku terus tumbuh menjadi gadis dewasa yang siap menjalani pendidikan yang lebih tinggi yaitu dunia perkuliahan. Setelah lulus perkuliahan di Bandung, pergi merantau adalah salah satu pilihannya. Orang tuaku pun tidak begitu saja mengizinkan anaknya pergi, "asal bisa jaga diri" begitu kata Bapak. Sebenarnya aku ini tidak terlalu mandiri, maka dengan perantauan ini menjadikanku lebih mandiri, berhati-hati dalam memilih teman, tidak hanya itu karena aku pun belajar untuk mengenal bahasa, watak, dan kebiasaan orang lain.

Aku merantau ke Batam selama dua tahun dan pindah ke Jakarta selama setahun. Saat merasa kesulitan, aku selalu teringat pesan Ibu "selalu berbuat baik sama orang lain, lain waktu ketika kamu sulit semoga ada orang lain yang membantu".

Ini yang sering aku rasakan ketika aku bepergian dan merasa sulit selalu saja ada yang membantu, seperti saat kelelahan berjalan dan ingin makan di salah satu tempat makan yang begitu penuh di Palembang lalu perempuan itu berkata "duduk disini aja mba, kosong kok". Tidak hanya itu mereka pun mengantarkan aku ke pusat oleh-oleh  dan pulang ke penginapan setelah tahu kalau ternyata aku berjalan sejauh itu dari penginapan ke tempat makan tadi. Nasihatmu benar Bu, alhamdulillah banyak orang yang membantuku.

dm-player

Dewasa kini ada yang membuatku sedih Bu, tepat di bulan September bulan kelahiranku. Dokter menyampaikan hal itu dengan tegas, aku positif mengidap Tuberculosis Tulang Belakang atau Spondilitis TB. Sebenarnya bukan itu yang membuatku sedih, terlebih karena aku melihatmu menangis melihatku merintih kesakitan tiap malam.

Maafkan aku membuatmu terjaga di malam hari karena menunggu anakmu ini hingga terlelap ataupun terbangun mendengar tangisanku karena sulit bergerak dan menahan rasa nyeri yang semakin menjadi ini. Dengan kondisi kesehatan yang semakin menurun, orangtua lah yang tetap mengulurkan tangan membantuku berjalan meskipun tertatih.

Ibu...Bapak...aku sempat mendengar doamu untuk kesembuhanku, begitu tulus dan lembut. Bapak yang setiap pagi membantu aku untuk bangun karena tak kuat mengangkat tubuhku sendiri dan menyiapkan obat TB yang rutin diminum setiap pagi. Ibu lah yang setiap hari menjagaku, menyiapkan segala keperluanku. Sepertinya benar bahwa aku telah banyak menyita waktu kedua orang tuaku. Ya, benar aku mengidap TB Tulang dan aku tak kecewa karenanya, bukankah segalanya sudah ditakdirkan oleh Allah maka aku akan menerimanya dengan lapang dada semoga aku mendapatkan hikmahnya. 

Jika kamu mengerti ada beberapa hal yang tidak bisa diungkapkan secara langsung, bukankah cinta itu tersirat dan bukan tersurat. Aku merasakan hal itu dari Ibu dan Bapakku, yang selalu mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Mereka memintaku untuk tetap kuat dan tabah menghadapi penyakit TB tulang ini, meyakinkan aku untuk bisa sembuh asal kita tetap percaya dan terus berusaha.

Hingga saat itu tiba, kesehatanku semakin menurun dan dokter menyarankan untuk operasi bedah tulang mengingat terdapat kantung nanah di pinggir tulang dan tulang yang rusak serta memipih karena termakan bakteri. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, infeksi yang membentuk kantung nanah sudah dibersihkan dan terpasang enam implant di tulang belakang. Lagi-lagi nasihatmu benar Bu, Pak...anakmu yang penakut ini semakin mengerti jika usaha dan doa itu berjalan beriringan tentunya disertai rasa percaya..ya, percaya kita pasti sembuh dan Allah akan memampukan kita untuk melewatinya.

Terimakasih Ya Allah memampukan aku untuk melewati masa kritisku yang sekarang berganti menjadi masa pemulihan. Terimakasih telah menempatkan aku diantara orang yang penuh cinta dan kasih sayang yaitu Ibu dan Bapakku yang begitu kokoh mendidik anaknya untuk tetap kuat menjalani hidup.

Merekalah yang membentuk keluarga ini menjadi kokoh tak terdandingi. Entahlah tulisan ini bisa menjadi salah satu Mahakarya untuk kedua orang tuaku atau tidak, aku menulisnya sebagai bentuk ucapan terimakasih yang sebenarnya tak sebanding dengan apa yang beliau berikan. Pelajaran hidup yang Ibu dan Bapak ajarkan padaku akan selalu ku kenang. 

Leny Dwijayanti Photo Writer Leny Dwijayanti

simple

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya