5 Persiapan Orangtua untuk Toilet Training Anak, Pasti Sukses!

Ajak dia beli pakaian dalamnya sendiri!

Bagi balita, memulai toilet training itu bukan hal yang mudah. Melansir Very Well Family, kesiapan setiap anak untuk toilet training itu berbeda-beda. Ada yang siap dari umur 18 bulan, ada yang perlu menunggu sampai umur tiga tahun.

Dan sebaiknya, jangan memaksa anak untuk memulai toilet training. Sebaliknya, ikuti tanda kesiapan anak untuk menghindari trauma. Nah, supaya toilet training anak sukses, sebisa mungkin ini yang perlu disediakan orangtua.

1. Membaca buku ke anak tentang toilet training

5 Persiapan Orangtua untuk Toilet Training Anak, Pasti Sukses!ilustrasi membaca buku (pexels.com/RODNAE Productions)

Buku dan lagu, terutama yang ada videonya, merupakan sarana yang baik untuk mengenalkan ke anak soal toilet training. Di sini orangtua bisa membuat kegiatan toilet training menjadi menyenangkan.

Namun perlu diingat, perlu waktu yang lama mulai dari anak membaca buku soal toilet training hingga anak benar-benar siap melakukannya. Tidak ada hasil yang instan, namun melalui buku orangtua bisa menggambarkan kurang lebih apa yang akan dilakukan anak. Sehingga anak tidak merasa takut karena mengerti apa yang harus dilakukan.

2. Mencontohkan kebutuhan untuk ke toilet

5 Persiapan Orangtua untuk Toilet Training Anak, Pasti Sukses!ilustrasi menggunakan kamar mandi (pexels.com/Michelle Leman)

Anak belajar dari melihat contoh langsung. Karena itu saat anak siap toilet training, orangtua perlu sesekali membiarkan anak melihat prosesnya. Terutama kalau dari gender yang sama, jadi anak laki melihat ayah dan anak perempuan melihat ibu.

Bukan cuma melihat contoh saja, anak perlu konsep dan paham 'oh seperti ini rasanya'. Jadi setiap anak buang air besar, orangtua bisa mengatakan kalimat seperti "Wah, adik pupup". Atau anak buang air kecil saat mandi, orangtua bisa mengatakan, "itu namanya pipis, pintar sudah mencoba."

3. Ajak anak membeli peralatan untuk toilet training

5 Persiapan Orangtua untuk Toilet Training Anak, Pasti Sukses!ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Ron Lach)

Toilet orang dewasa yang tinggi, menjadi salah satu penyebab anak takut memulai toilet training. Kaki melayang yang tidak bisa menggapai apa-apa, membuat anak takut jatuh. Karena itu untuk bisa sukses toilet training, ajak anak membeli peralatannya sendiri.

dm-player

Bisa jadi tangga dudukan toilet, atau toilet plastik kecil untuk anak. Selain itu, ajak anak untuk memilih pakaian dalam yang diinginkan sebelum dibeli. Dengan begini, anak ada ketertarikan untuk menggunakannya dan melepaskan popok karena dia punya kuasa untuk memilih barangnya sendiri.

Baca Juga: Ini 6 Bukti Anak Siap Toilet Training, Tak Perlu Memaksa!

4. Mengatur jadwal ke toilet

5 Persiapan Orangtua untuk Toilet Training Anak, Pasti Sukses!ilustrasi anak (pexels.com/Elina Fairytale)

Bagi kita orang dewasa, urgensi untuk ke toilet sudah tidak perlu dijadwal lagi. Kalau kita ingin, maka kita langsung pergi ke toilet. Berbeda dengan anak kecil, kalau ditanya mau ke toilet tidak, pasti jawabannya tidak. Hal itu karena dia masih belum paham apa pentingnya ke toilet.

Untuk mengajarkannya, orangtua bisa mengatur jadwal ke toilet. Ada yang pakai cara setiap dua jam sekali, ada yang mengajaknya pada saat-saat tertentu seperti setelah bangun, setelah makan, dan sebelum bermain. Dan pada masa toilet training, jangan marah ke anak jika pipisnya bocor di luar sebelum sampai kamar mandi. Ingat mereka masih proses belajar, tentu masih belum mampu menahan seperti orang dewasa.

5. Mengurangi baju yang dipakai anak

5 Persiapan Orangtua untuk Toilet Training Anak, Pasti Sukses!ilustrasi memakai popok (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika baju yang dipakai terlalu rumit untuk dilepas, anak akan kesulitan belajar toilet training. Jadi ketika memulai toilet training, kurangilah baju yang digunakan anak. Bahkan melansir Motherly, anak disarankan cukup menggunakan celana dalam saja. Tanpa popok, tanpa celana luar.

Kenapa begitu? Karena perasaan buang air kecil atau besar di popok dan celana dalam itu berbeda. Anak akan merasa basah dan tidak nyaman, sehingga membuatnya cepat untuk transisi pergi dari popok ke toilet. Namun apakah cara ini akan membuat rumah berantakan dan kotor? Tentu saja!

Meski akan berantakan dan kotor, tetap jangan marahi anak. Ingat ini semua masih proses belajarnya. Saat anak buang air kecil atau besar di suatu tempat yang bukan kamar mandi, orangtua perlu mengatakan, "Yay, kamu sukses pipis. Lain kali kita coba pipisnya di kamar mandi, ya." Dan ingat, jangan pernah meninggalkan anak sendiri di masa-masa ini. Supaya orangtua juga bisa paham tandanya anak ingin ke kamar mandi.

Mengajarkan toilet training itu tak mudah. Namun pada akhirnya, semua orang pasti akan menggunakan toilet. Karena itu, sebaiknya jangan membuat masa pembelajaran toilet training ini jadi menyeramkan. Tunggu tanda kesiapan dari anak. Ketika anak sudah siap, prosesnya akan cepat, kok!

Baca Juga: 5 Kesalahan Parenting saat Membesarkan Anak Sulung, Wajib Dihindari!

Liem Ling Photo Verified Writer Liem Ling

"Don't let the muggles get you down." -Ron Weasley

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya