#MahakaryaAyahIbu: Pahlawan Wanita Terhebat Itu Kami Sebut "Mama"

Demi mama, kami akan berjuang sebagaimana semangat hidup yang mama tularkan kepada kami.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Tak ada orang tua di dunia ini yang ingin menjadi orang tua tunggal, semua di awali dengan kebahagiaan, melangkah bersama melalui gerbang pernikahan. Hidup dengan orang yang dicintai hingga akhirnya memiliki anak, lembar kehidupan yang begitu indah bukan?! Namun saat takdir berkata lain, kenyataan tak sesuai harapan, inilah kehidupan yang harus dijalani. Sepeninggal ayah, mama hidup berjuang membesarkan kelima anaknya seorang diri. Mama dengan segala keterbatasan beliau memantapkan hati dan bertekad untuk memberikan kami kehidupan yang lebih baik.

Masih kuingat jelas satu pesan mama kepada kami anak-anaknya “Mama bukan orang kaya yang bisa memberikan warisan karena harta bisa habis seiring waktu namun sekuat tenaga Mama akan berjuang membiayai pendidikan kalian sebagai bekal agar nantinya kalian bisa mendapatkan kehidupan yang layak”. Tekad yang begitu kokoh, mengakar dengan kuat di sanubari kami, menjadi penuntun di setiap langkah yang kami jalani.

dm-player

Pahit dan kencangnya badai kehidupan yang menerpa, tak sekalipun menggoyahkan tekad mama, demi kami anak-anaknya yang masih kecil saat itu beliau mengesampingkan semua kesenangan hidup. Meniti tahun demi tahun, berjuang begitu keras, tak mengenal lelah dan waktu, sementara dalam hati kami semua menangis melihat bagaimana kasih sayang mama yang begitu tulus kepada kami.

Jam tidur mama sangat sedikit karena di malam hari beliau membuat kue untuk dijual keesokan harinya, sementara siang harinya beliau berdagang barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan hasil penjualan yang seringkali membuat mama harus memutar otak memikirkan bagaimana cara membagi uang antara kebutuhan sehari-hari, dana pendidikan anak belum lagi mengembalikan modal untuk barang dagangan. Akankah suatu saat kami bisa membalasnya?

Belasan tahun berlalu, kini senyum beliau merekah kembali, mama bisa tidur dengan tenang. Mama sukses mengantarkan kami menjadi sarjana dan memiliki karir masing-masing. Hasil memang tak pernah mengkhianati usaha, mama akhirnya memetik hasil jerih payahnya selama ini. Melihat anak sukses adalah kebahagiaan beliau, meski hingga kini kami belum bisa membalas kebaikan mama walau hanya seujung kuku.

Begitu pula aku, aku yang masih pemula dalam meniti karir ini, aku belum bisa memberikan apapun untuk mama. Sepenuh hatiku bertekad saat sukses nanti ingin kupersembahkan sebuah mahakarya untuk mama berupa sebuah toko kue modern, karena ku tahu memiliki toko kue adalah impian mama sejak dulu. Mama memiliki hobi bereksperimen dengan aneka bahan kue, tertantang untuk mencoba resep-resep baru namun selama ini terkendala peralatan yang sederhana serta terbatasnya waktu dan tenaga yang beliau miliki.

Bersama saudara-saudara kami sepakat menyisihkan uang dan menabung setiap bulannya demi mewujudkan mimpi ini, demi senyum seorang pahlawan wanita yang begitu berjasa dalam kehidupan kami, demi seorang wanita yang jatuh bangun berjuang membesarkan kami, demi seorang wanita yang kulitnya mulai keriput dimakan usia, demi seorang wanita yang pernah lupa akan makna bahagia dan bagaimana menikmati hidup. Demi mama, kami akan berjuang sebagaimana semangat hidup yang mama tularkan kepada kami.

Lili Ferdian Photo Writer Lili Ferdian

Ibu rumah tangga bahagia :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya