Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik.
Saat aku mengenal dia yang begitu mencintaiku, aku mulai sadar apapun yang dia ajarkan adalah yang terbaik bagiku. Ya, dia adalah mama. Dia yang selalu mengajarkan banyak hal di rumah, di jalan, dan dimana pun aku berada baik saat aku dekat atau jauh darinya tentang hal mengampuni.
Mama adalah wanita tangguh yang menjalani hidup rumah tangganya dengan penuh perjuangan dan apa adanya. Kadang aku binggung, bagaimana mama dapat menghidupi keluarga dengan sepuluh anak hanya dengan gaji seorang suami yang bekerja sebagai guru PNS di SDN 112172 Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu yang waktu itu hanya sekitar satu jutaan saja. Hal yang lebih mencengangkanku lagi adalah dia mampu membuang jauh-jauh rasa malunya untuk mencari uang tambahan agar semua kebutuhan keluarganya terpenuhi.
Akhir bulan pun tiba, uang mulai menipis. Tapi mama tak habis akal untuk membuat kami tetap hidup. Dia mulai berhutang di warung dekat rumah untuk kebutuhan rumah tangganya. Kadang aku menangis melihat mama yang sekuat itu memperjuangkan kami. Mengatur semua hal yang serumit itu membuatku akhirnya memberanikan diri bertanya kepada mama.
"Ma, bagaimana mama bisa tenang saat berjuang untuk kami?"
Mama tersenyum dan menjawabku, "Hidup adalah pilihan, pilihlah apa yang bisa diperjuangkan. Karrna tak ada hal yang tak mungkin, mengapa harus pusing? Kalau kita tulus hati dalam melakukan hal yang terbaik untuk orang-orang yang kita cintai".
Sungguh kuat sekali tekad mamaku bukan? Bak semen Gresik yang digunakan untuk pondasi bangunan.