#MahakaryaAyahIbu: Papa Sudah Tak di Sini, Perjuanganmu Tidak Terhenti Biarkan Aku yang Menggantikan

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik.
Pagi itu sedikit terjadi perdebatan antara aku dan Papa Apapun itu, Papa selalu dahulukan kepentingan anak-anak walau harus mengesampingkan kebutuhan Papa sendiri. Suksesnya kalian adalah suksesnya Papa. Keinginan mu, bukan Papa tidak ingin memenuhi tapi Papa sudah kalkulasikan dengan kebutuhan kita yang sedang banyak saat sekarang. Jadi lebih baik kita tunda dulu. Jum'at pagi (11 November 2016).
Memang aku sedikit egois meminta hal-hal yang tidak sesuai kemampuan Papa saat itu, maaf hanya satu kata maaf yang aku dapat ucapkan sekarang pa. Jika aku tau itu akan menjadi ucapan dan nasehat terakhirmu aku tidak akan membuat kesedihan dan kesusahan pada Papa. Malamnya Papa sulit, penyakit yang Papa derita kambuh. Aku melihat pada detik terakhirpun papa masih memikirkan kami, "Bagaimana kalian akan hidup jika sekarang Papa pergi?" Kalimat singkat yang mengandung ungkapan kasih sayang dan perhatian masih engkau ucapkan disaat itu . Aku tau Papa berjuang bahkan aku rasa Papa menentang saat malaikat Utusan-Nya menjemput Papa. Sangat tergambar dari wajah tegar Papa, tapi ini memang takdir Yang Kuasa tidak satupun yang mampu menentangnya.
Wajah tegar itu sekarang hanya bayangan, menjadi ingatan yang tidak akan pernah terlupakan dan juga ku jadikan Mahakarya terindah ku diantara lukisan wajah yang pernah aku lukis. Papa sekarang telah tenang tinggal aku disini yang berjuang.
Angin besar yang mungkin datang tidak akan menjadikan ku goyah dalam melanjutkan setiap perjuangan mu, aku yang akan menyelesaikan pendidikan adik-adik, aku janji menjadikan mereka anak-anak yang membanggakan mu dari sana. Tetap akan kulanjutkan setiap pola dan budaya yang telah Papa patrikan didalam keluarga ini.
Mama tidak akan ku beri ruang untuk berjuang sendiri tidak akan kubiarkan bidadarimu menjadi susah, aku yang akan menggantikan peran mu, walau bagaimanapun caranya. Tekad ku Kokoh tak tertandingi untuk mewujudkan setiap harapan-harapan dan cita-cita yang sering Papa utarakan dahulu.
Sedalam apapun jurang aku tidak akan pasrah terjatuh kedalamnya, akan kujadikan setiap kegagalan suatu langkah maju untuk bangkit tentunya tetap dengan satu tujuan untuk melanjutkan perjuangan mu. Jika bisa memutar balik waktu, tidak akan aku biarkan Papa kelelahan berjuang sendiri untukku dan adik-adik, tidak akan aku izinkan keriput menggores diwajah Papa, dan tidak akan ku utarakan keinginan-keinginan bodoh pagi itu. Aku sedang berjuang pa, memantapkan hati ku terlebih dahulu untuk merantau mencari kehidupan yang layak untuk didapatkan Mama dan adik-adik.
Dengan segenap do'a dan sederet nasehat yang pernah Papa berikan, aku yakin akan menjadi modal bagiku dalam menjalankan setiap perjuangan dalam menggapai sukses sesuai keinginan Papa. Segala kemudahan akan ku raih tidak akan bisa dunia menjatuhkanku. Tidak akan aku sia-sia kan setiap usaha dan perjuanganmu. Akan ku tunjukkan hasilnya dengan kesuksesan kami anak-anakmu.