Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi latihan bela diri
ilustrasi latihan bela diri (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

  • Bela diri menyalurkan energi anak yang sehat dan mencegah kejenuhan akibat pelajaran.

  • Anak belajar bela diri dapat jaga diri, bantu teman yang diganggu, dan meningkatkan kepercayaan diri.

  • Latihan bela diri membantu anak menghindari perilaku malas dan mempersiapkannya untuk berprestasi di bidang lain.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memperkenalkan bela diri pada anak bukan tanda pendidikan yang keras. Justru ada baiknya anak mulai belajar bela diri sejak dini. Kalau setelah ia besar baru didorong untuk latihan karate, silat, taekwondo, atau yang lain belum tentu mau.

Tubuhnya juga terasa lebih kaku sehingga remaja atau orang dewasa ragu-ragu buat melakukan berbagai gerakan. Sementara bagi anak, latihan bela diri terasa lebih menyenangkan. Ini seperti permainan yang menantang.

Bela diri juga bukan hanya untuk anak laki-laki. Anak perempuan pun sebaiknya diikutkan les bela diri. Jangan takut anak akan kehilangan ciri keperempuanannya. Latihan bela diri tidak dikhususkan buat jenis kelamin tertentu. Inilah tujuh manfaat anak belajar bela diri.

1. Menyalurkan energinya

ilustrasi latihan tinju (pexels.com/cottonbro studio)

Anak yang sehat salah satunya ditandai dengan energinya yang cukup besar. Ia tidak terlihat lesu. Anak justru aktif bergerak, tetapi juga bukan hiperaktif. Di rumah anak tampak lincah. Energi anak kalau gak disalurkan dengan tepat malah bikin orangtua salah paham.

Anak terkesan nakal karena bergerak ke sana kemari bahkan di malam hari. Terkadang aksinya juga menimbulkan suara berisik seperti bersepeda atau berlarian di dalam rumah. Solusinya bukan anak diminta diam tidak bergerak. Daftarkan anak ke les bela diri supaya energinya tersalurkan dengan baik.

2. Biar anak gak mager, doom scrolling, atau nonton TV terus

ilustrasi latihan bela diri (pexels.com/cottonbro studio)

Selain untuk menyalurkan energi anak, bela diri juga efektif mencegah anak mager. Apalagi sekarang ada gadget. Anak bisa ingin terus rebahan sambil mengakses berbagai konten. Juga menonton tayangan kartun dari pagi sampai malam.

Jika kecilnya saja telah malas bergerak, tambah umur tambah sukar untukmu mendorong anak bergerak lebih aktif. Kesehatan anak dapat terdampak. Posturnya juga menjadi kurang bagus. Bela diri melatih anak buat terbiasa bergerak. Bahkan anak mesti melakukan gerakan-gerakan dengan kekuatan penuh seperti tendangan dan lompatan.

3. Bisa jaga diri

ilustrasi latihan bela diri (pexels.com/RDNE Stock project)

Orangtua pasti ingin menjaga anak di mana pun dan kapan pun. Namun, kenyataannya baik kamu maupun pasangan tidak 24 jam penuh bersama anak. Padahal bahaya mengintai anak di mana-mana. Tak jarang bahaya justru muncul di lingkungan terdekat anak.

Seperti sekolah serta sekitar tempat tinggal. Tanpa kemampuan bela diri sama sekali, anak makin rawan menjadi target kejahatan atau kenakalan teman sebaya. Dia cuma bisa berteriak. Itu pun kalau ada orang lain yang mendengarnya dan segera menolong. Dengan anak mampu bela diri, ia dapat menyelamatkan diri dengan lebih cepat.

4. Juga bantu temannya yang diganggu

ilustrasi latihan bela diri (pexels.com/RDNE Stock project)

Bila kawan-kawannya tahu anakmu rutin latihan bela diri barangkali mereka gak berani macam-macam. Akan tetapi, salah seorang temannya yang dianggap lemah bisa menjadi sasaran. Termasuk oleh orang asing di jalan. Kasihan jika tak ada orang yang membantunya.

Anakmu yang menguasai bela diri dapat memberikan pertolongan dengan tepat. Sekalipun itu hanya teriakan lantang seperti ketika anak bertanding atau tendangan cepat ke bagian tubuh tertentu dari pelaku. Anak belajar buat melindungi orang yang lemah dan gak bersikap egois atau penakut.

5. Mengurangi kejenuhan akibat pelajaran

ilustrasi latihan bela diri (pexels.com/cottonbro studio)

Orangtua biasanya paling suka mengikutkan anak les pelajaran. Pelajaran terutama matematika dan bahasa asing dinilai sangat penting untuk kelancaran studinya. Akan tetapi, anak bisa bosan setiap hari harus belajar baik di sekolah maupun di tempat les.

Les bela diri dapat menjadi pilihan agar anak refreshing sekaligus masih mendapatkan manfaat yang besar. Ketika anak berlatih bela diri tentu juga ada sesi pemanasan, berlari, push up, dan sebagainya. Ini bikin anak merasa lebih bugar. Ia harus tetap berkonsentrasi, tetapi tak perlu banyak berpikir.

6. Bisa menjadi jalannya berprestasi

ilustrasi latihan bela diri (pexels.com/cottonbro studio)

Anak yang sejauh ini gak punya prestasi apa-apa tidak berarti minim kemampuan. Boleh jadi bidangnya belum ada yang cocok. Seperti orangtua mengharapkan anak berprestasi di mata pelajaran. Akan tetapi, kemampuan terbaiknya bukan di situ.

Anak perlu menjajal bidang-bidang lain untuk mengetahui mana yang paling tepat buatnya. Salah satunya, bela diri. Siapa tahu anak gak sekadar menjadi bisa menjaga diri, tapi juga mengikuti berbagai pertandingan dan menang. Dengan prestasi, ke depan anak lebih mudah diterima di berbagai sekolah bahkan memperoleh beasiswa.

7. Menambah kepercayaan dan penguasaan diri

ilustrasi latihan bela diri (pexels.com/cottonbro studio)

Beberapa orangtua mungkin takut anak bakal berkarakter kasar jika diikutkan les bela diri. Nanti dia malah menyakiti temannya di kelas atau adiknya ketika di rumah. Justru sebaliknya, anak yang sudah berlatih bela diri sejak dini lebih tahu caranya menguasai diri.

Pelatih tentu tidak sembarangan mengajarkan berbagai teknik dalam bela diri dan penggunaannya. Anak yang dididik dengan tepat tahu kapan dan pada siapa dia perlu mengeluarkan jurus-jurusnya. Setiap pukulan serta tendangannya juga terukur.

Seperti hanya untuk melumpuhkan orang jahat. Karakternya malah lebih tenang daripada anak yang sekadar suka berantem. Selain penguasaan diri, kepercayaan dirinya juga tumbuh. Anak tahu ia memiliki kemampuan yang belum tentu dipunyai anak-anak lain.

Beragam manfaat anak belajar bela diri tentunya baik untuk mereka. Meski begitu, orangtua mesti sabar dalam memantau progres latihan anak. Jangan menuntutnya untuk menjadi atlet profesional kalau anak tidak berminat sampai ke situ. Terpenting anak menikmati latihannya dulu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team