7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasa

Diamnya anak tak berarti ia baik-baik saja

Di balik kepolosan dan sedikitnya pengetahuan anak, jangan kira ia tidak bisa merasakan kekecewaan yang mendalam. Justru perasaannya sering kali lebih sensitif daripada orang dewasa. Apalagi terkait sikap orang-orang dewasa di dekatnya seperti cara orangtua memperlakukannya.

Sikap orangtua yang mengecewakan anak bahkan bisa dibawa hingga dewasa, lho. Padahal, orangtua malah belum tentu menyadari hal itu. Yuk, belajar buat lebih menjaga perasaan anak biar gak jadi luka batin yang bertahan lama.

Sikap Orangtua Mengecewakan Anak

1. Menganggapnya sebagai beban

7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasailustrasi anak menangis (pexels.com/Victoria Rain)

Seberat apa pun tugas sebagai orangtua, jangan sekali-kali menyalahkan anak. Membesarkannya dengan sebaik mungkin telah menjadi kewajiban kita yang tak boleh dikeluhkan terlebih sampai terdengar olehnya. Bisa-bisa anak membenci dirinya dan terus dihantui pertanyaan kenapa ia harus terlahir ke dunia ini.

Anggapan orangtua bahwa anak adalah beban, sekaligus menunjukkan kurangnya penerimaan kita padanya. Kita seperti menyesal telah memilikinya. Padahal, anak pun tak minta dilahirkan atau diciptakan.

Sebagai orangtua, kita harus bersuka hati dalam membesarkan anak. Tugas yang terasa berat ini cukup dibagikan dengan pasangan. Jangan sampai kita terus mengeluhkannya di depan anak.

2. Tidak bangga dengan dirinya

7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasailustrasi anak murung (pexels.com/cottonbro studio)

Kebanggaan orangtua adalah hal terpenting bagi anak. Ini menjadi salah satu motivasinya dalam mencapai prestasi. Bahkan bila prestasi anak kurang menonjol, rasa bangga kita padanya tidak boleh hilang.

Di samping prestasinya, hargai pula setiap usaha serta sikapnya yang positif. Bukan malah kita sibuk membanggakan anak orang lain yang dapat membuatnya terluka.

Namun, membanggakan anak sendiri juga gak boleh berlebihan. Nanti anak akan menjadi sombong, terlalu mudah puas dengan dirinya, dan tidak terdorong buat meningkatkan prestasi. Kita tak meremehkan anak dan membandingkannya dengan teman-temannya pun telah membuatnya merasa diterima. Apalagi ditambah dengan pengakuan kita atas sisi-sisi positif dirinya, seperti rajin membantu orangtua.

3. Bukannya memperjuangkan, malah memadamkan mimpi anak

7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasailustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika suatu saat mimpi anak harus padam, paling tidak kita telah memperjuangkannya dengan sekuat tenaga. Anak pun pasti mengerti bahwa kita gak membiarkan mimpinya hancur begitu saja. Atau, anak sendiri yang memutuskan buat mengubah mimpinya.

Jika kita dengan mudahnya berkata bahwa mimpinya mustahil diraih, anak akan kecewa dua kali. Pertama, kecewa setelah membayangkan tertutupnya jalan menuju mimpi tersebut. Kedua, kecewa karena kita tidak menemaninya berjuang.

Anak tak harus mendapatkan setiap keinginannya. Akan tetapi, mimpinya mesti dihargai dan disikapi seolah-olah itu mimpi kita juga. Lakukan semua hal yang kita mampu untuk mendukung cita-citanya, sembari mengajak anak mempersiapkan mental dan mimpi lain bila jalannya memang bukan di situ.

Baca Juga: Peran Orangtua Dukung Tumbuh Kembang Anak, Gak Boleh Dilewatkan!

4. Ayah menyakiti ibunya atau sebaliknya

7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasailustrasi pertengkaran (pexels.com/cottonbro studio)
dm-player

Inilah alasan mengapa rasa sayang kita pada pasangan juga mesti dijaga. Putusnya cinta kasih di antara suami istri apalagi hingga diikuti dengan perbuatan-perbuatan yang menyakiti satu sama lain bakal mengecewakan anak. Terlepas dari kebencian di antara kita dengan pasangan, anak menyayangi ayah serta ibunya.

Jika ia melihat kita menyakiti pasangan dan sebaliknya, dia pun menderita. Anak tidak tahan melihat hal ini, tetapi juga tak tahu mesti membela siapa. Ujung-ujungnya ia putus asa kemudian menyalahkan diri seakan-akan dia penyebab dari ketidakharmonisan orangtua.

Setelah anak sedikit lebih besar, ia pun dapat membenci kedua orangtua. Dia menyadari bahwa kita sangat egois hingga tak mempertimbangkan dampak ketidakharmonisan orangtua pada hidupnya. Ia kecewa sebab kita tak mampu bersikap lebih dewasa serta mengutamakan kesejahteraannya melalui hubungan suami istri yang rukun.

5. Sering mengingkari janji

7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasailustrasi anak bersedih (pexels.com/Ivan Samkov)

Anak cenderung mudah percaya pada janji-janji. Tak heran orang dewasa kerap menggunakan janji buat membujuknya melakukan sesuatu. Di sinilah letak bahaya karena makin banyak janji yang dikatakan, makin sukar pula untuk kita memenuhinya.

Walaupun bagi kita janji tersebut merupakan sesuatu yang sepele, untuk anak itu bisa terasa amat serius. Dia telah sangat berharap janji itu dipenuhi. Namun, untuk kesekian kalinya kita lupa atau sengaja tidak menepatinya.

Dengan cepat ia akan kehilangan kepercayaan pada kita. Gara-gara kerap mengingkari janji, kita menjadi penyebab kekecewaannya yang pertama serta berulang-ulang. Jarang berjanji dan lebih banyak memberi kejutan lebih baik bagi anak daripada janji yang selalu diingkari.

6. Tidak melindungi dan membela anak ketika ia terancam

7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasailustrasi anak bersedih (pexels.com/Pixabay)

Anak-anak hingga remaja belum mampu melindungi dirinya dengan baik. Peran orangtua sebagai pelindung masih sangat diperlukan. Jangan abaikan ceritanya tentang perbuatan buruk yang diterimanya dari orang lain.

Kita wajib mencari tahu kebenarannya dan memastikan keamanan anak. Orangtua merupakan harapan terbesar anak dalam mencari perlindungan. Kita perlu berdiri di depan anak yang merasa terancam.

Tiadanya perlindungan dan pembelaan kala anak dalam bahaya bakal membuatnya terus ketakutan sekaligus putus asa. Pada siapa lagi ia akan meminta pertolongan? Setiap cerita terkait hal-hal yang bikin anak merasa gak aman wajib diperhatikan.

7. Pilih kasih

7 Sikap Orangtua yang Mengecewakan Anak, Kadang Disimpan sampai Dewasailustrasi sikap pilih kasih (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Hadirnya adik juga bisa menyebabkan kakaknya merasa kecewa apabila kita menunjukkan sikap yang pilih kasih. Kita seolah-olah lebih menyayangi si bungsu dan kerap kesal oleh tingkah kakaknya. Bukan tak mungkin, kita sebenarnya cuma capek dan melampiaskan kekesalan pada anak yang lebih tua.

Sikap pilih kasih orangtua membuat anak merasa dianaktirikan. Anak dapat tumbuh dalam perasaan haus akan kasih sayang. Penjelasan kita pun belum tentu memperbaiki pandangannya terhadap kasih sayang yang terbagi.

Pahami kecemburuan anak dan berusahalah ada baik untuk adik maupun kakaknya. Dengarkan protes anak ketika kita lebih memperhatikan saudaranya. Jangan memaksanya buat terus mengalah sebab ini membuatnya kesal dan merasa gak diprioritaskan.

Beda kekecewaaan pada anak dengan orang dewasa ialah kemampuan dalam mengatasinya. Orang dewasa dapat  secara aktif mengobati rasa kecewanya dengan memperluas cara pandang. Sementara itu, anak dengan segala keterbatasannya belum mampu melakukan hal ini sehingga rasa kecewanya kerap bertahan lama.

Sebagai orangtua, kita mesti peka dengan perasaannya. Jangan sampai beberapa sikap yang tanpa disadari orangtua, bisa mengecewakan anak. Pahami anak dan ajak berdiskusi sampai jelas, apa harapannya pada kita dan bagaimana kita bisa serius mengusahakannya.

Baca Juga: 5 Cara Bangun Karakter Tanggung Jawab pada Anak, Orangtua Wajib Tahu!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya