6 Etika saat Orangtua Pinjam Uang pada Anak, Kembalikan Segera!

Jangan buat anak kesal karena celengannya diusik

Soal menabung di celengan, anak memang juaranya. Anak-anak biasanya sangat bersemangat dan disiplin dalam menabung, terlebih di sekolah selalu diajarkan untuk berhemat dan menyisihkan uang saku. Dibandingkan dengan isi dompet orangtua saat tanggal tua, isi celengan anak barangkali lebih banyak.

Tak heran kalau tabungan anak kerap seketika dilirik ketika orangtua punya kebutuhan ekstra atau jatah uang belanja sudah habis, padahal belum waktunya gajian. Dalam situasi kepepet, pinjam uang pada anak memang boleh-boleh saja, daripada suatu kebutuhan tidak terpenuhi. Namun, pastikan orangtua melakukannya dengan cara-cara yang baik.

Ingat, bahwa orangtua yang seharusnya bertanggung jawab atas berbagai kebutuhan dalam keluarga. Meski anak tidak pelit, jangan abaikan keenam hal di bawah ini. Kurangnya etika orangtua ketika meminjam uang anak bisa membuatnya kesal bahkan marah dan menangis. Tetap perhatikan enam etika berikut ini, saat orangtua ingin meminjam uang pada anak.

1. Minta izin dulu dan jelaskan alasannya

6 Etika saat Orangtua Pinjam Uang pada Anak, Kembalikan Segera!ilustrasi berbicara dengan anak (pexels.com/Monstera Production)

Sekali anak diajarkan tentang nilai-nilai kesopanan, ia akan memegangnya kuat-kuat. Bukankah orangtua yang sejak anak kecil selalu mengajarinya, agar minta izin dulu kalau hendak meminjam apa pun pada orang lain? Jangan langsung mengambilnya karena itu sama dengan perbuatan mencuri.

Bayangkan apabila justru orangtua sendiri yang melanggar ajaran tersebut dengan suatu hari mengambil dan memakai isi celengannya. Misalnya, selagi anak bersekolah. Pulang-pulang dia mendapati isi tabungannya sudah berkurang banyak.

Wajar kalau anak menjadi kesal dengan ulah orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua wajib selalu minta izin pada anak jika perlu berutang. Meski anak tidak setiap saat di rumah, ini bisa diantisipasi, kok.

Bila gaji telah hampir tak bersisa padahal masih ada beberapa hari lagi sebelum awal bulan, ajak anak bicara baik-baik. Jelaskan kondisi keuangan orangtua, sampaikan keperluanmu meminjam tabungannya, dan uang itu akan digunakan untuk apa saja. Asal orangtua memintanya dengan sopan serta menjelaskan alasannya, anak umumnya mau meminjamkan uangnya.

2. Tidak boleh memaksa

6 Etika saat Orangtua Pinjam Uang pada Anak, Kembalikan Segera!ilustrasi berbicara dengan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kalaupun anak keberatan, orangtua tidak boleh memaksanya. Selain anak tak punya tanggung jawab untuk menafkahi, di usia mereka memang sangat berat untuk melepaskan sesuatu. Apalagi ia susah payah mengumpulkan uang buat ditabung.

Sedang orangtua sekali meminjam celengannya bisa langsung dalam jumlah besar mengingat kebutuhan rumah tangga tidak pernah sedikit. Jangan malah orangtua yang kesal pada anak gara-gara urusan uang. Kalau terpaksa sekali, pasti masih ada aset yang dapat dijual seperti perhiasan atau kendaraan.

Terburuk, orangtua berutang pada orang lain dengan terlebih dahulu berusaha keras mencari tambahan penghasilan. Walau anak menolak memberikan pinjaman, sikap orangtua padanya sama sekali tidak boleh berubah. Tetaplah membuatnya ceria dan jauhkan ia dari beban kehidupan yang telah semestinya orangtua pikul.

3. Segera kembalikan begitu ada uangnya

6 Etika saat Orangtua Pinjam Uang pada Anak, Kembalikan Segera!ilustrasi mengembalikan uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Apabila anak berbaik hati memberi orangtua pinjaman, jangan terlampau santai dalam pengembaliannya. Meski tak ada tempo atau bunga, menyegerakan membayar utang pada anak sendiri akan menjaga kepercayaannya pada orangtua. Berusahalah lebih keras untuk segera menutup utang agar anak tidak terus mencemaskan nasib uangnya.

Andai pun anak bersikap acuh tak acuh seolah-olah lupa, orangtua tetap wajib melunasinya secepatnya. Ini sekaligus buat mengajari anak tentang pentingnya menjadi pribadi yang bertanggung jawab, serta mampu menjaga kepercayaan orang lain. Tunjukkan bahwa kalian tahu diri untuk selekasnya membayar utang, tanpa perlu ditagih oleh anak. 

Mencicil juga dapat dilakukan apabila orangtua belum dapat melunasinya. Sikapi pinjaman dari anak seperti pinjaman dari pihak mana pun. Pembayarannya mesti tertib agar di masa depan, bila anak juga harus meminjam uang dari orang lain, dia pun melakukannya secara bertanggung jawab.

Baca Juga: 5 Langkah Membangun Komunikasi Efektif saat Meminjam Uang

4. Jangan jadikan kebiasaan dan tumpuan harapan

6 Etika saat Orangtua Pinjam Uang pada Anak, Kembalikan Segera!ilustrasi menabung (pexels.com/cottonbro studio)

Tidak tepat apabila orangtua menjadikan anak sebagai sumber dana darurat. Kalau sampai suatu saat orangtua terpaksa meminjam uangnya, jadikan ini pengalaman berharga biar ke depan orangtua mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Orangtua harus berusaha keras untuk tidak kembali meminjam uang pada anak.

Anggaplah anak tak punya celengan supaya orangtua gak seketika mengingatnya saat ada kebutuhan. Orangtua juga bisa memiliki celengan sendiri di rumah sehingga bila sewaktu-waktu ada keperluan tak beralasan malas mengambil uang di ATM. Sebanyak apa pun tabungan anak, biarlah itu menjadi haknya. 

Orangtua gak usah menghitung-hitung uang yang diberikan oleh kakek dan neneknya. Biarkan anak sendiri yang kerap menghitungnya. Orang dewasa dengan banyak kebutuhan yang harus dipenuhi bisa sangat tertarik dengan celengan anak yang selalu utuh bahkan terus bertambah karena hampir tak pernah dipakai.

5. Jika anak sampai mengorbankan keinginannya, kelak beri hadiah

6 Etika saat Orangtua Pinjam Uang pada Anak, Kembalikan Segera!ilustrasi memberi hadiah (pexels.com/Any Lane)

Tentu anak juga punya tujuan dalam menabung, seperti ingin membeli sesuatu dengan uang tersebut. Sebentar lagi mungkin jumlahnya sudah mencukupi, tapi orangtua ternyata mendahului dengan mengutarakan maksud pinjam uang. Anak yang juga ingin membantu orangtua pun tidak keberatan memberikan sebagian uangnya.

Berapa pun jumlah uang yang orangtua pinjam, anak sudah melakukan pengorbanan yang begitu besar di usia yang semestinya belum memikirkan kebutuhan keluarga. Kesediaannya berkorban wajib diapresiasi oleh orangtua. Selain ucapan terima kasih, orangtua pun dapat memberinya hadiah sesuai dengan sesuatu yang amat diinginkannya. 

Nanti begitu gajian, hal pertama yang wajib dilakukan adalah mengembalikan uangnya. Jika masih ada kelonggaran rezeki, belikan sesuatu yang tengah diinginkan anak sehingga tabungannya utuh.

Beritahu anak mengapa kalian akhirnya membelikannya, meski ia bakal mampu memenuhinya sendiri. Katakan bahwa itu merupakan penghargaan atas sikap murah hatinya kala melihat orangtua mengalami kesulitan keuangan.

6. Pinjam sedikit saja

6 Etika saat Orangtua Pinjam Uang pada Anak, Kembalikan Segera!ilustrasi angpau (pexels.com/Angela Roma)

Sekalipun kebutuhan orangtua banyak, usahakan buat meminjam uang dari anak sesedikit mungkin. Kalau masih kurang, harus ada pengorbanan yang lebih besar dari orangtua seperti menggadaikan perhiasan, melepas salah satu kendaraan, atau bekerja sampingan. Sekalipun isi celengan anak banyak, dia bakal sedih sekali bila hampir semuanya diambil orangtua.

Anak berhasil mengumpulkan uang sebanyak itu tentu tidak mudah. Selain menabung semua uang pemberian saudara, ia juga sangat jarang jajan saat di sekolah. Dia akan merasa usahanya menahan diri dalam membelanjakan uang berujung sia-sia bila malah orangtua yang memanfaatkan uang tersebut.

Untuk ukuran anak sekolah, uangnya dipinjam puluhan ribu saja sudah banyak. Jangan meminjam hingga ratusan ribu kecuali untuk urusan hidup dan mati seperti berobat. Andai, orangtua perlu beli beras dan lauk, pinjam uangnya disesuaikan saja dengan kebutuhan untuk satu atau dua hari, agar orangtua lebih termotivasi mencari cara bertahan hidup selain mengandalkan celengan anak. 

Kebutuhan satu keluarga memang banyak dan terkadang orangtua dihadapkan pada kondisi yang betul-betul sulit. Gak apa-apa kalau terpaksa mesti berutang pada anak. Namun, pastikan kalian melakukannya secara etis. Bukan seperti merampas isi celengannya, apalagi setelah itu berpura-pura lupa dan tak pernah mengembalikannya.

Baca Juga: 5 Penyebab Anak Bersikap Apatis, Orangtua Harus Peka!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya