5 Kiat Bersikap Adil pada Anak-anak, Jangan Ciptakan Luka Masa Kecil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat kita baru memiliki satu anak, tugas kita adalah mencegahnya menjadi manja dan egois. Jika kedua sifat itu telanjur menguat dalam diri anak, nanti dia kesulitan ketika memiliki adik atau sekadar berteman. Namun, punya dua anak atau lebih juga gak berarti tidak ada tugas khusus bagi orangtua.
Selain bertambahnya tanggung jawab, kita pun wajib menjaga sikap di depan anak-anak. Jangan sampai ada anak yang merasa kita gak adil sebagai orangtua. Perlakuan kita ternyata menimbulkan luka yang terus dipendam oleh anak. Lima hal ini wajib selalu diperhatikan.
1. Paham kelebihan dan kekurangan tiap anak tanpa membandingkannya
Kita tidak menutup mata terhadap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap anak. Akan tetapi, jangan sampai kita membandingkan anak yang satu dengan saudaranya. Lisan ini harus benar-benar dijaga.
Sebagai contoh, kita cukup mengatakan bahwa anak sulung sangat suka dengan pelajaran matematika, IPA, dan sebagainya. Sementara adiknya lebih berminat di bidang seni dan olahraga. Jangan pernah mengatakan kakaknya jauh lebih pintar daripada adiknya.
2. Adik harus punya beberapa barang baru, jangan semuanya bekas kakak
Kebiasaan sebagian orangtua memberikan pakaian, sepatu, atau tas kakak untuk adiknya tidak sepenuhnya salah. Pakaian dan sepatu itu mungkin sudah kekecilan untuk kakak, tetapi masih cukup bagus. Daripada dibuang, tentu lebih baik dipakai adiknya.
Akan tetapi, bayangkan rasanya menjadi sang adik yang gak pernah punya barang baru. Teman-temannya bahkan bisa tahu kalau dia selalu mengenakan baju bekas kakaknya. Tetaplah membelikan adik beberapa barang sesuai kebutuhannya agar dia lebih bahagia ketika memakainya.
Baca Juga: 5 Dampak Jangka Panjang Larang Anak Berbuat Salah, Menanamkan Anxiety
3. Hindari meminta salah satu anak untuk selalu mengalah
Editor’s picks
Jika ada dua anak saja di rumah, suara mereka berebut sesuatu pasti kerap terdengar. Saban ini terjadi, siapa yang biasanya diminta untuk mengalah? Apakah kakak karena dia lebih besar atau justru adik sebab kakaknya sulit untuk diberi tahu?
Usahakan tidak selalu meminta salah satu anak agar mengalah. Lihat setiap kasusnya dan bersikaplah netral. Kita cuma boleh berpihak pada kebenaran. Anak yang terlalu egois atau serakah harus belajar mengubah sifatnya. Jangan dibuat tambah parah dengan kita mendesak saudaranya buat mengalah terus.
4. Jangan menyalahkan kakak saat adik yang berbuat keliru
Setiap anak harus diajari tentang tanggung jawabnya. Termasuk mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri yang keliru. Bukan malah orangtua mengajari salah satu anak buat mengambinghitamkan orang lain.
Kakak gak punya tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan adiknya. Apalagi adik sudah cukup besar dan dia dengan sengaja melakukan perbuatan yang kurang baik. Perilaku buruk adik cuma bisa dicegah menjadi kebiasaan dengan membiarkannya memikul sanksi.
5. Hindari kelak meminta kakak untuk menggantikan peran orangtua
Sebagian orangtua secara terang-terangan meminta kakak agar menggantikan peran ayah atau ibu untuk adiknya apabila terjadi sesuatu pada mereka. Bahkan anak sulung kadang dipersiapkan supaya kelak bisa menggantikan tugas orangtua dalam membiayai adik-adiknya.
Sikap demikian sangat tidak bijaksana. Anak yang diserahi tanggung jawab sebesar itu tentu menjadi tertekan. Kalaupun kelak kita tiada, tanggung jawab kakak pada adiknya sebatas sebagai saudara tua. Peran dan kemampuannya jangan disamakan dengan orangtua asli.
Kita pasti akan selalu menemukan pembenaran atas sikap yang kurang adil pada anak. Waspadai kecenderungan tersebut dengan tidak mengabaikan protes atau sekadar perubahan raut wajah dan sikap anak. Rasa kesal anak yang bertumpuk-tumpuk dan terus kita abaikan dapat menjadi luka yang dibawanya hingga dewasa.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Silent Treatment pada Anak, Sering Terjadi!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.