6 Tips jika Mewarisi Utang Orangtua, Pikul Bersama Saudara

Meski berat, ahli waris wajib melunasinya

Tidak semua orangtua yang meninggal dunia meninggalkan warisan berupa harta benda untuk anak-anaknya. Kamu termasuk yang kurang beruntung karena justru mewarisi utangnya yang tak sedikit. Mau tidak mau, utang ini harus dilunasi juga. 

Masih mending apabila pinjaman tersebut dipakai untuk hal-hal yang baik seperti menyekolahkanmu dan adik-adik. Namun, bisa juga orangtua berutang sampai menumpuk buat hal-hal yang buruk seperti berjudi, mengonsumsi minuman keras, hidup konsumtif, dan sebagainya. Tapi seperti apa pun pemakaiannya, lagi-lagi ahli waris mesti tetap bertanggung jawab atas penyelesaian utang tersebut.

Kecuali, pihak pemberi pinjaman mengikhlaskan uangnya sehingga dirimu tak perlu membayar sisa utang orangtua. Butuh ketenangan dalam menghadapi situasi begini dan usahakan untuk tidak bertengkar dengan saudara kandung atau keluarga besar orangtuamu. Jika kamu mewarisi utang orangtua, coba selesaikan dengan enam tips berikut ini.

1. Komitmen yang kuat untuk melunasinya

6 Tips jika Mewarisi Utang Orangtua, Pikul Bersama Saudarailustrasi menghitung tagihan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Meski orangtua sendiri, ketika kamu mengetahui besaran pinjamannya barangkali ada perasaan ragu buat melunasinya. Terlebih kalau penggunaan uangnya tidak jelas seperti disinggung dalam pembuka artikel. Akan tetapi, utang tetaplah utang.

Bila utang tidak diselesaikan di dunia oleh orangtuamu sendiri atau kamu sebagai ahli warisnya maka akan menjadi tanggungan dalam kehidupan berikutnya. Pun pemberi utang bisa gak tahu apa-apa mengenai pemakaian uangnya. Maka dirimu tak boleh mengorbankan haknya atas uangnya sendiri.

Semua berawal dari niat yang baik dan kesungguhan. Sebesar apa pun utang yang harus dilunasi, berangkat dari dua hal itu saja dulu. Kemudian bekerja keraslah agar kamu bisa mengumpulkan uang. Dengan niat dan kesungguhan, biasanya utang akan lunas juga. Sebaliknya, walau sebetulnya dirimu dapat membayarnya bila tak sungguh-sungguh juga gak bakal tercapai.

Baca Juga: 5 Alasan Psikologi Kenapa Kamu Gak Suka Dikelilingi Banyak Orang

2. Membicarakannya dengan ayah atau ibu yang masih hidup

6 Tips jika Mewarisi Utang Orangtua, Pikul Bersama Saudarailustrasi berbicara dengan ibu (pexels.com/Jsme MILA)

Jika orangtua yang meninggal hanya satu, tanggung jawab melunasi utang sebenarnya gak langsung jatuh padamu. Misalnya, ayahmu meninggal dunia dan meninggalkan utang. Maka ibumu sebagai istrinya lebih bertanggung jawab atas pelunasan utang itu.

Namun, bila ibumu tidak bekerja pasti akan kesulitan menjalankan tanggung jawab tersebut. Kamu harus ikut memikirkannya dan menyedikan beberapa opsi. Dirimu dapat bersama-sama ibu mendata semua peninggalan ayahmu. Mendiang memang punya utang, tapi bukan berarti pasti tidak memiliki apa pun yang dapat diuangkan.

Contohnya, ayahmu masih mempunyai sejumlah tabungan di bank, mobil, dan tanah. Terkadang orang berutang bukan karena gak punya uang atau aset yang bisa dicairkan. Akan tetapi, semata-mata ia tak mau simpanannya berkurang buat suatu keperluan serta yakin bisa melunasinya dengan mudah.

Bila ada peninggalan apa pun lebih baik digunakan semuanya untuk melunasi utang atau minimal membayar sebagiannya. Termasuk menjual rumah orangtua. Jika ibumu menjadi bingung perihal biaya hidup dan tempat tinggalnya kemudian, ajak ikut tinggal bersamamu saja. Lebih ringan untukmu menanggung kehidupan satu orang lagi daripada dikejar-kejar utang dan bunga yang diwariskan ayah. 

3. Menghubungi pemberi pinjaman

6 Tips jika Mewarisi Utang Orangtua, Pikul Bersama Saudarailustrasi mendengarkan penjelasan (pexels.com/RDNE Stock project)

Begitu kamu tahu orangtuamu meninggal dalam keadaan masih punya utang, segera hubungi pemberi pinjaman. Jangan menunggu mereka yang menghubungimu karena dirimu memiliki kewajiban untuk menyelesaikannya. Dengan langsung berkomunikasi kamu menjadi lebih jelas tentang sisa pinjaman, cicilannya, serta mekanisme pembayarannya.

Datanglah dengan maksud baik supaya pemberi pinjaman juga respek padamu. Bahkan bila pemberi pinjaman bukan lembaga alias perorangan, jangan malah membuatnya takut dengan sikap yang kasar. Bila kamu berniat baik dan memohon sedikit kelonggaran karena masih dalam suasana duka, pemberi pinjaman barangkali juga tak keberatan.

Walaupun kalian dapat berkomunikasi melalui telepon atau chat, bertemu secara langsung lebih baik. Tatap muka biasanya akan melahirkan empati yang jauh lebih besar ketimbang pemberi utang cuma mendengarkan suaramu. Yakinkan dia bahwa kamu akan berusaha melunasinya supaya dia pun tak panik kemudian meneror seluruh keluargamu.

4. Bagi tanggung jawab dengan saudara-saudaramu

6 Tips jika Mewarisi Utang Orangtua, Pikul Bersama Saudarailustrasi berdiskusi (pexels.com/Kampus Production)

Apabila kamu memiliki beberapa saudara kandung dan mereka sudah bekerja, pikul tanggung jawab besar ini bersama-sama. Meski dirimu merupakan anak sulung, semua adikmu bisa berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing. Pakai prinsip patungan dengan tiga cara.

Pertama, membagi rata jumlah utang orangtua dengan jumlah anak. Contoh, utang yang belum dibayar berikut bunganya mencapai 100 juta rupiah dengan jumlah anak 4 orang. Maka setiap anak punya kewajiban menyetor 25 juta rupiah baik secara tunai ataupun bertahap.

Cara kedua, membagi cicilan plus bunga per bulannya sehingga terasa lebih ringan bagi kalian. Umpamanya, cicilan dan bunga bulanannya berjumlah 4 juta rupiah. Berarti tiap orang per bulan menyetorkan 1 juta rupiah. Cara ketiga adalah beriuran dengan persentase tertentu dari penghasilan masing-masing.

Cara ini dapat dipakai apabila jumlah cicilannya luwes dan terpenting akhirnya lunas. Misal, tetapkan setiap anak menyetorkan 20 persen dari pendapatannya per bulan buat mencicil utang orangtua. Memang otomatis anak yang berpendapatan lebih besar juga akan mengeluarkan jumlah uang paling besar.

Tapi cara ini masuk akal kalau saudaramu yang berpenghasilan terkecil keberatan dengan dua sistem sebelumnya. Siapa pun yang mempunyai gaji lebih tinggi harus ikhlas dengan besaran setorannya. Daripada saudara yang ekonominya kurang baik sampai gak bisa makan demi melunasi utang orangtua. 

5. Berkomunikasi dengan pasangan

6 Tips jika Mewarisi Utang Orangtua, Pikul Bersama Saudarailustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Untukmu yang sudah punya pasangan, warisan utang ini mesti diketahui bersama. Suami atau istrimu memang tidak punya kewajiban buat ikut menyelesaikannya. Akan tetapi, ia bisa bersikap lebih pengertian serta suportif kalau tahu situasi dalam keluargamu. 

Dia menjadi gak marah apabila untuk sementara kamu mengajaknya lebih berhemat. Atau, ia bahkan bersedia ikut membantu seandainya utang itu harus secepatnya dibereskan. Misalnya, dengan dia memberikan pinjaman tanpa bunga padamu karena toh, orangtuamu juga mertuanya.

Kebaikan pasangan begini mesti amat dihargai. Menutupi kewajibanmu menanggung utang orangtua hanya meningkatkan stresmu. Kamu menjadi tidak punya teman berdiskusi. Tanggung jawab memang tetap ada di pundakmu, tapi minimal ada orang yang bisa memberimu support.

6. Sebaiknya kamu tak mengambil atau menambah utang pribadi dulu

6 Tips jika Mewarisi Utang Orangtua, Pikul Bersama Saudarailustrasi memegang kartu kredit (pexels.com/Antoni Shkraba)

Mengingat beratnya tanggung jawab perihal utang serta risikonya kalau kamu sampai gagal bayar, sebaiknya dirimu tidak menambah beban finansial dengan utang pribadi. Kalau dirimu belum telanjur berutang, gak usah mengambilnya dulu. Dengan demikian, 30 persen dari pendapatanmu bisa sepenuhnya digunakan buat mencicil utang orangtua.

Jika pun kamu telanjur punya cicilan dan sudah memakan 30 persen penghasilan, coba tanyakan pada pemberi pinjaman apakah cicilanmu bisa diturunkan dan waktu pelunasannya menjadi lebih panjang. Sampaikan masalahmu terkait utang orangtua yang juga mesti dilunasi. Bila tetap tak ada keringanan buatmu, mau gak mau dirimu berhemat di pos yang lain.

Termasuk, kamu memperkecil jatah tabungan dan hiburan. Bahkan belanja kebutuhan sehari-hari juga dapat dihemat sedemikian rupa. Andai pun pendapatanmu besar, menanggung dua utang sudah berisiko. Gak usah menambah cicilan dulu hingga salah satu di antara utang pribadi atau orangtua lunas.

Mewarisi utang orangtua dan melunasi utangnya tentu butuh komitmen yang tinggi. Meski begitu, keberhasilanmu melunasi utang orangtua juga akan memberikan kebaikan yang amat besar. Semoga setelah ini rezekimu kian lancar dan mendapatkan ganti yang berlipat-lipat dari jumlah uang yang dikeluarkan buat membayar pinjaman mendiang.

Baca Juga: Doa agar Mudah Melunasi Utang, yuk Amalkan!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya