5 Pemicu Sikap Pilih Kasih Orangtua, Waspadai dan Belajarlah Adil

#IDNTimesLife Kadang tidak disadari, tapi anak merasakannya

Jika orangtua ditanya, mereka pasti ingin bersikap adil pada anak-anak. Namun, penerimaan anak atas sikap orangtuanya belum tentu demikian. Anak tunggal tentunya tidak perlu mengkhawatirkan hal ini.

Akan tetapi, adanya sejumlah saudara bakal membuat sedikit saja perbedaan sikap orangtua pada anak-anak tampak begitu jelas. Celakanya, beberapa orangtua juga ada yang merasa punya alasan kuat buat membedakan perlakuan mereka terhadap anak-anak.

Apa pun alasan orangtua, sikap pilih kasih bakal membuat ada anak yang merasa tersisih dan tidak disayang. Luka ini dapat bertahan bahkan terus membesar sampai ia dewasa. Untuk sikap yang lebih adil pada anak, yuk, jangan lagi pilih kasih dengan alasan sebagai berikut.

1. Status anak kandung atau bukan

5 Pemicu Sikap Pilih Kasih Orangtua, Waspadai dan Belajarlah Adililustrasi keluarga (pexels.com/Jrfotosgrand Fotografia)

Orangtua yang memiliki anak tiri atau anak angkat harus lebih berhati-hati dalam bersikap. Pastikan orangtua tak membedakan perlakuan di antara anak kandung dengan anak tiri atau anak angkat. Status tersebut wajib dilebur menjadi satu kata yang menyatukan semua orang di rumah, yaitu keluarga.

Bukankah kehadiran anak tiri atau anak angkat tersebut juga atas persetujuan sepasang suami istri? Seseorang yang menikah dengan single parent kudu siap menjadi orangtua sambung yang baik buat anak pasangannya.

Demikian pula ketika sepasang suami istri memutuskan untuk mengangkat seorang anak sebelum memiliki anak sendiri. Kelak mereka dikaruniai momongan, sikap terhadap anak angkat tidak boleh berubah. Anak kandung, anak angkat, atau anak tiri harus diperlakukan dengan sama baiknya.

2. Jenis kelamin anak

5 Pemicu Sikap Pilih Kasih Orangtua, Waspadai dan Belajarlah Adililustrasi memotret anak (pexels.com/PNW Production)

Keluarga yang masih kuat menganut budaya patriarki hendaknya mengubah pandangannya. Sebab kalau tidak, perbedaan jenis kelamin anak akan membedakan pula cara orangtua bersikap terhadap anak perempuan serta anak laki-laki.

Dalam hal apa pun, anak laki-laki bakal diutamakan. Soal pendidikan, misalnya. Anak laki-laki didorong agar mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Sedang anak perempuan sepintar apa pun dipandang tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi. Hal ini sangat menyakitkan bagi anak perempuan, lho.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Orangtua yang Pilih Kasih, Bahaya untuk Anak!

3. Perbedaan fisik anak

5 Pemicu Sikap Pilih Kasih Orangtua, Waspadai dan Belajarlah Adililustrasi keluarga (pexels.com/Arina Krasnikova)
dm-player

Perbedaan fisik anak yang bisa memicu sikap pilih kasih orangtua pada anak ada dua. Pertama, dari kondisi kesehatannya. Kedua, dari kerupawanan atau kesempurnaan fisiknya. Anak dengan kondisi kesehatan yang kurang baik sering kali terlalu dilindungi oleh orangtua.

Tak cuma dilindungi dari potensi sakit fisik melainkan juga segala bentuk ketidaknyamanan. Akibatnya, anak yang lebih sehat sering diminta mengalah dalam segala hal. Ini dilakukan semata-mata supaya saudaranya yang sakit-sakitan tidak tambah menderita oleh rasa kecewa.

Namun, sikap pilih kasih dapat pula ditujukan pada anak yang sehat lantaran saudaranya lebih terasa sebagai beban orangtua saja. Sementara itu, sikap pilih kasih orangtua yang disebabkan oleh kerupawanan atau kesempurnaan fisik anak akan sangat menurunkan kepercayaan diri anak yang dipandang kurang tampan atau cantik.

4. Kepandaian anak secara akademis dan perbedaan minat

5 Pemicu Sikap Pilih Kasih Orangtua, Waspadai dan Belajarlah Adililustrasi ibu dan anak (pexels.com/RODNAE Productions)

Orangtua perlu berpandangan seluas mungkin. Hindari terpaku hanya pada satu atau dua kelebihan sehingga anak yang tidak memilikinya seketika tersingkir dari perhatian orangtua. Jangan cuma anak yang pintar di sekolah yang senantiasa dipuji-puji di depan orang lain. 

Anak yang secara akademis kurang menonjol juga perlu didukung dan dibanggakan. Saudaranya yang prestasi akademisnya biasa saja pasti juga punya kelebihan yang layak dibanggakan. Misalnya, sifatnya yang supel serta sikapnya yang baik pada siapa saja.

Perbedaan minat di antara anak-anak juga jangan memecah kasih sayang orangtua menjadi berat sebelah. Walaupun saat ini orangtua berpikir minat salah satu anak lebih prospektif ketimbang minat saudaranya, di masa depan belum tentu begitu. Asal setiap minat diberi kesempatan untuk berkembang bahkan didukung, hasilnya pasti optimal.

5. Urutan kelahiran

5 Pemicu Sikap Pilih Kasih Orangtua, Waspadai dan Belajarlah Adililustrasi keluarga (pexels.com/Keira Burton)

Ada orangtua yang cenderung memanjakan anak bungsu karena dia paling kecil di antara saudara-saudaranya. Anak bungsu biasanya juga lahir ketika kondisi ekonomi keluarga telah jauh lebih baik sehingga keinginannya lebih sering dipenuhi. Hal ini tentunya dapat membuat kakaknya iri.

Akan tetapi, ada juga orangtua yang bersikap menganakemaskan anak sulung. Alasannya, anak sulung akan menjadi pengganti orangtua bagi adik-adiknya kelak apabila mereka tiada. Dengan mencurahkan lebih banyak perlakuan istimewa pada si sulung, dia diharapkan lebih cepat mapan dan siap menopang adik-adiknya.

Sayangnya, sering kali strategi ini malah gagal total. Anak sulung cenderung menjadi manja, egois, dan selalu menuntut keinginannya dipenuhi alias suka memaksakan kehendak. Ia tidak pemah bisa bersikap lebih dewasa daripada adik-adiknya sesuai harapan awal orangtua.

Tidak mudah untuk orangtua menjaga sikapnya agar selalu adil di mata anak-anak. Sebab adil bagi satu anak, boleh jadi terasa pilih kasih menurut anak yang lain. Orangtua perlu terbuka pada protes dan kritikan dari anak serta segera berintrospeksi. Dengan adanya diskusi dan niat orangtua supaya adil, anak-anak pasti merasa puas atas kasih sayang yang diberikan.

Baca Juga: 6 Tips Rekatkan Hubungan dengan Orangtua, Bangun Kedekatan Lagi

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya