6 Perusak Hubungan dengan Mertua, Waspadai Kesalahpahaman

Hindari selalu berpikir buruk tentang mertua

Bisakah hubunganmu dengan mertua berjalan baik-baik saja? Jangan sampai seperti cerita beberapa orang yang kerap mengeluhkan ketidakharmonisannya dengan mertua, hingga akhirnya juga memengaruhi interaksinya dengan pasangan.

Tentu saja kemungkinan buatmu berhubungan baik dengan mertua terbuka lebar. Apalagi bila kamu memulai perkenalan dengan keduanya secara baik-baik. Begitu pula saat meminta restu untuk menikah.

Pada dasarnya, mertua juga orangtua sehingga pasti punya naluri untuk menerimamu bak anak sendiri. Tanpa menutup mata dari adanya mertua yang bersikap kelewatan pada menantunya, kamu wajib mewaspadai enam hal berikut yang dapat merusak hubungan dengan mereka.

1. Berharap mertua sepengertian orangtua kandung

6 Perusak Hubungan dengan Mertua, Waspadai Kesalahpahamanilustrasi bersama mertua (pexels.com/Ron Lach)

Untuk dua orang saling bisa mengerti dengan baik, perlu perkenalan dan kebersamaan yang panjang. Antara kamu dengan saudara kandung saja tidak selalu ada rasa pengertian, apalagi mertua padamu yang baru beberapa tahun ini saling mengenal. Sekeras apa pun usaha mertua untuk memahamimu, rasa pengertiannya tentu tidak sebesar orangtua kandung.

Kendala yang sama juga dialami oleh orangtuamu terhadap pasanganmu. Hanya karena pasanganmu gak mengeluhkan apa pun, bukan berarti dia tidak merasa kurang dimengerti oleh mertuanya. Kuncinya adalah membangun komunikasi antara kamu dengan mertua.

Kalau kamu punya keinginan atau perlu menjelaskan sesuatu, sampaikan saja dengan tetap menjaga kesopanan. Jangan cuma disimpan dalam hati atau mertua menjadi keliru memahami. Bila ada hal-hal yang sungkan kamu sampaikan pada mertua, mungkin bisa melalui pasangan dulu.

2. Tidak berusaha memahami maksud baik di balik perbuatan mertua

6 Perusak Hubungan dengan Mertua, Waspadai Kesalahpahamanilustrasi nenek dan cucunya (pexels.com/Mikhail Nilov)

Perilaku mertua barangkali sering membuatmu kurang nyaman. Kalau fokusmu hanya pada apa yang dilakukannya, kesabaranmu menjadi setipis kulit ari. Tentu, akan lebih bijak apabila kamu mencoba melihat lebih jauh pada maksud baik mertua.

Contohnya, mertua menegur dan menasihati anakmu. Secara naluri, kamu tentu ingin cepat-cepat membela anak yang tampak tertekan. Namun, tahan rasa tidak terima dan cermati dulu kira-kira apa maksud baik di balik teguran serta nasihat tersebut.

Mertua tentu juga sayang pada cucunya. Mereka gak bisa membiarkan anakmu bersikap kurang baik karena itu dapat menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Walau cara mertua mengatasi masalah berbeda denganmu, pemahaman akan maksud baiknya bikin kamu gak cepat tersinggung.

3. Terpengaruh konten atau unggahan tentang mertua jahat

6 Perusak Hubungan dengan Mertua, Waspadai Kesalahpahamanilustrasi bersama mertua (pexels.com/Kampus Production)

Hubungan menantu dengan mertua seperti sudah menjadi momok dalam pernikahan. Pengalaman yang kurang baik dalam interaksi keduanya lebih kerap diangkat di media sosial, dibandingkan kisah hangat mertua dan menantu yang tentu saja bukannya tidak ada.

Meski kisah mertua menyebalkan mudah viral, sebaiknya kamu jangan menggeneralisasikannya. Kamu perlu mengimbangi curhatan orang tentang hubungannya yang buruk dengan mertua dengan cerita-cerita sebaliknya.

Jika sulit menemukannya di media sosial, kenapa tidak menanyakannya secara langsung pada orang-orang di sekitarmu? Boleh jadi lebih banyak kenalanmu yang punya kesan baik mengenai mertuanya. 

Seperti mertua yang lebih sering memasak untuknya, jago memijat ketika dia kurang enak badan, masih saja memberikan uang seakan-akan ia dan pasangannya masih anak-anak, dan sebagainya.

dm-player

Kalau sejak awal kamu sudah dikuasai pandangan buruk terhadap mertua, apa pun yang dilakukannya dapat tampak salah di matamu. Jangan terlalu percaya dengan cerita negatif tentang mertua karena itu biasanya hanya bersumber dari menantu, sehingga subjektivitasnya amat tinggi.

Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Mertua, Biar Hubungan Semakin Erat

4. Kurang memahami perbedaan budaya

6 Perusak Hubungan dengan Mertua, Waspadai Kesalahpahamanilustrasi kakek dan cucunya (pexels.com/Mikhail Nilov)

Budaya yang dimaksud di sini ada dua. Pertama, berkaitan dengan adat istiadat sesuai asal daerah mertua. Kedua, mengenai semua kebiasaan yang ada dalam kehidupan mertua.

Dua-duanya dapat menimbulkan kesalahpahaman apabila kamu tidak lebih berusaha untuk memahaminya. Pasanganmu tentu juga terpengaruh baik oleh adat istiadat maupun kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan dalam keluarganya. Bedanya, usia yang jauh lebih muda serta besarnya rasa cintanya padamu, memudahkannya buat beradaptasi dengan adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang berbeda.

Oleh karena itu, lebih gampang untukmu dan pasangan saling menemukan kecocokan. Sementara itu, mertua sebagai generasi yang lebih tua juga lebih sulit untuk beradaptasi dengan latar belakang budaya yang lain. Kamu perlu lebih mengalah dan mempelajari budaya mertua dengan bantuan pasangan.

5. Tak memperhatikan faktor usia lanjut

6 Perusak Hubungan dengan Mertua, Waspadai Kesalahpahamanilustrasi mertua dan menantu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tentu tidak hanya mertua yang sudah memasuki usia lanjut. Orangtua kandungmu pun mungkin sama halnya. Hanya saja, kedekatanmu dengan orangtua sudah menciptakan rasa saling mengerti yang kuat. 

Serewel-rewelnya orangtua sendiri yang dipengaruhi oleh usia lanjutnya, kamu masih mudah memahami kemauannya. Sedang keinginan mertua dan lonjakan emosinya lebih sulit buat diatasi. Walaupun kendalamu adalah belum pernah merasa tidak nyaman menjadi lansia, kamu perlu belajar tentang apa yang umum terjadi pada usia tersebut.

Biasanya ada kesulitan komunikasi antara mertua yang sudah lanjut usia, dengan kamu sebagai generasi muda. Mereka juga lebih mudah panik ketika terjadi sesuatu, sehingga responsnya kurang tepat atau berlebihan. Belum lagi masalah kesehatan yang membuatnya tidak sebebas saat lebih muda dan merasa stres.

6. Masalah keuangan

6 Perusak Hubungan dengan Mertua, Waspadai Kesalahpahamanilustrasi mengunjungi mertua (pexels.com/Kampus Production)

Baik masalah keuanganmu sendiri maupun mertua bisa menjadi penyebab rusaknya hubungan. Saat keuanganmu dengan pasangan tidak stabil, lama-lama itu juga akan menjadi masalah keluarga besar.

Saudara mungkin gak terlalu ambil pusing, tetapi orangtuamu maupun mertua biasanya turun tangan. Padahal, kemampuan finansial mertua pada usia ini juga terbatas, karena sudah pensiun dan punya masalah kesehatan yang memerlukan biaya tinggi. Belum lagi saudara ipar dapat iri apabila mertua terus membantu rumah tanggamu. Persoalan yang serius dan melibatkan banyak orang pun timbul.

Begitu pula, jika mertua yang mengalami kesulitan keuangan ketika kamu dan pasangan belum bebas finansial. Kamu mungkin kepayahan kalau harus membiayai mertua secara penuh. Terlebih lagi, kamu juga punya tanggung jawab serupa pada orangtua kandung.

Banyaknya hal yang bisa memicu permasalahan antara kamu dengan mertua perlu diantisipasi sejak masih pacaran. Baik sebelum maupun sesudah menikah, kamu harus terus merawat komunikasi dengan pasangan dan mertua. Supaya dapat bersama-sama mewujudkan hubungan yang rukun serta saling menyayangi. Mertua memang gak dapat menggantikan posisi orangtua di hatimu, tetapi hidup bersama sebagai sebuah keluarga tentu masih bisa.

Baca Juga: 5 Sisi Plus Tinggal Bareng Mertua Setelah Menikah, Keluarga Makin Erat

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya