6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!

Waspadai akibat dari kemapanan orangtua

Generasi stroberi dicirikan dengan karakternya yang tidak tahan terhadap tekanan. Meski anak kreatif, pintar, dan menguasai teknologi. Anak pun jadi lebih menyerah, di mana itu menjadi hambatan besar di masa depannya nanti. Generasi stroberi juga mudah stres dan merasa sakit hati oleh sikap orang-orang di sekitarnya.

Sifat sensitif yang berlebihan ini mesti dikurangi bahkan dicegah, agar mentalnya lebih tahan banting. Kemapanan orangtua dan kehidupan yang lebih mudah berkat kemajuan teknologi berpengaruh besar pada munculnya generasi stroberi. Imbangi dengan menerapkan enam tips pengasuhan berikut supaya anak bermental kuat.

1. Membiasakan bersikap tegas pada anak

6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Ron Lach)

Ketegasan orangtua penting agar anak merasakan "benturan" pertamanya. Ia tidak bisa terus bernegosiasi di dalam rumah. Apa yang bisa dinegosiasikan antara anak dengan orangtua ada batasnya.

Bila sesuatu telah mencapai batas itu, anak mesti patuh. Bukan orangtua yang terus berkompromi sehingga lama-kelamaan justru membentuk anak menjadi ingin berbuat semaunya sendiri. Terpenting ketegasan ini diikuti dengan penjelasan. Supaya anak mengerti, bahwa orangtua tidak asal dalam melarang atau menyuruhnya melakukan sesuatu.

'Benturan' di dalam rumah penting karena nantinya anak akan bertemu lebih banyak orang dan peraturan di luar sana. Ketegasan orangtua  sejak awal melatih anak terbiasa tidak mendapatkan seluruh keinginannya. Ada batas-batas yang tak boleh dilanggar.

2. Dorong anak untuk lebih mandiri

6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!ilustrasi belajar mandiri (pexels.com/Nicola Barts)

Mengajarkan kemandirian pada anak sama dengan memperkuat mentalnya dalam menghadapi kehidupan. Di dalam kemandirian ada banyak kemampuan yang dipelajari oleh anak. Walau orangtua bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri atau menggunakan jasa ART, tetaplah melibatkan anak.

Anak mesti belajar mengerjakan banyak hal yang berkaitan dengan kebutuhannya sendiri. Jangan membiasakan anak cuma tahu beres sedangkan orangtua sampai kelelahan mengurus segala hal. Hindari terus menunda waktu untuk anak belajar tentang kemandirian.

Bila nanti dia sudah mulai merasa malas, dorongan agar ia belajar mandiri tak akan berhasil. Dengan kemandirian, anak menjadi terbiasa mengukur kebutuhan dan keinginannya dibandingkan dengan kemampuannya sendiri. Jika kemampuannya kurang, maka dia akan belajar meningkatkannya sampai berhasil untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan itu.

Baca Juga: 5 Sifat Positif Generasi Stroberi, Penuh Kreativitas!  

3. Jika anak ditegur atas perilakunya, jangan terlalu membela

6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!ilustrasi anak bermain (pexels.com/cottonbro studio)

Sikap orangtua yang terlalu melindungi anak juga menyebabkan mentalnya lemah. Padahal, teguran juga tak akan disampaikan orang dewasa pada anak tanpa alasan yang kuat. Pasti ada perilaku anak yang kurang baik, seperti ribut sekali ketika bermain sampai mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Atau anak memainkan sesuatu yang bisa membahayakan dirinya, tidak sopan pada orang yang lebih tua, dan sebagainya. Orangtua tak boleh merespons teguran seperti di atas dengan kemarahan dan rasa tidak terima. Mari fokus pada perilaku anak yang memang kudu diperbaiki.

Orangtua memang gak perlu ikut menyalahkan anak atas apa yang terjadi. Akan tetapi, bantu ia memahami apa yang kurang tepat dalam sikapnya sampai orang lain merasa perlu menegurnya. Sebagai orangtua, kalian wajib membimbing anak agar berperilaku lebih tepat.

dm-player

4. Menumbuhkan kegigihannya dalam mencapai keinginan

6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!ilustrasi anak bermain (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seperti disebutkan dalam pembuka artikel, terbentuknya generasi stroberi dipengaruhi oleh kemapanan orangtua meski bukan faktor tunggal. Dengan kemampuan ekonomi yang cukup tinggi ditambah sikap kurang tepat dalam menyayangi anak, orangtua cenderung melakukan apa saja sesuai keinginan anak. Bisa dibilang, ia tak perlu melakukan apa pun dan orangtua yang akan melakukan sesuatu untuknya.

Meski orangtua menyayangi anaknya, sikap seperti itu malah membuat kegigihannya tidak tumbuh. Dia tidak terdorong buat berusaha memperoleh keinginannya dengan upaya sendiri. Ia selalu berpaling pada kalian sebagai orangtua untuk meminta bantuan. 

Bila orangtua tak membantu anak, dia pun menyerah karena yakin gak akan bisa. Mari menumbuhkan kegigihan anak sejak dini. Orangtua hanya boleh memberi contoh. Namun, bukan menggantikan anak dalam perjuangannya untuk mendapatkan apa pun.

Contoh cara sederhana membentuk kegigihan anak melalui permainan adalah menyemangatinya untuk menyusun balok mainan sesuai gambar. Ketika anak kesulitan merangkai, jangan selalu mengambilnya lalu menyelesaikannya. Biarkan anak mencoba-coba sendiri dan orangtua hanya memberi instruksi secukupnya.

5. Membatasi fasilitas

6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!ilustrasi anak belajar (pexels.com/Iyke Ibeh)

Menyediakan fasilitas untuk anak memang salah satu kewajiban orangtua. Hanya saja hindari keliru mengartikannya sebagai berlomba-lomba memberikan sesuatu melebihi apa yang sesungguhnya dibutuhkan anak.

Contohnya, ketika anak membutuhkan gawai pintar buat mendukung proses belajarnya di sekolah. Meski orangtua mampu membelikan yang paling mahal sekali pun, ukuran perangkat yang tepat untuk anak adalah sekadar bisa buat mengerjakan tugas. Gadget dengan harga yang standar saja sudah cukup buatnya. Anak tetap memperoleh fasilitas yang dibutuhkannya, tapi orangtua gak jorjoran dalam pemenuhannya.

Orangtua harus selalu berfokus pada apa yang dibutuhkannya, bukan kemampuan kalian pribadi. Kelak ada waktunya anak memerlukan gadget dengan spesifikasi yang lebih tinggi, misalnya, setelah ia berkuliah di jurusan tertentu. Kalian sebagai orangtua mesti bijaksana dalam memberikan fasilitas apa pun pada anak.

6. Mendampingi anak hadapi rasa sakit dan masa sulit

6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Artem Podrez)

Generasi stroberi terkenal rapuh. Ia tidak tahan dengan rasa sakit dan kesulitan. Padahal, kedua hal ini tak terelakkan dalam hidup serta interaksi antar manusia, sehingga penting sekali memperkenalkannya pada anak.

Ketika anak merasa kecewa karena sikap teman atau keinginannya tidak tercapai, jadilah teman bicara yang membantunya menerima rasa kecewa itu, tanpa perlu menjadi trauma. Beri tahu anak, bahwa rasa sakit bisa sembuh, seperti halnya luka ketika ia terjatuh. Ia perlu membiasakan diri berhadapan dengan situasi yang berbeda dari harapannya.

Hidup tidak selalu mudah sehingga penting untuk anak memiliki daya tahan dalam masa sulit. Ajarkan anak buat bersabar. Hindari terobsesi bikin anak bahagia terus dengan segala cara.

Setiap zaman biasanya memang akan membentuk karakter khas generasinya. Namun, ini tidak berarti semua anak yang lahir ketika kehidupan orangtua sudah mapan bakal menjadi generasi stroberi. Pengasuhan di dalam rumah sejak awal kehidupan anak lebih berpengaruh pada kondisi mental dan karakternya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik tentang Generasi Stroberi, Hebat Tapi Gampang Rapuh 

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya