ilustrasi memeluk anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
Selain itu, membiarkan anak menangis saat tantrum juga memberikan kesempatan bagi orangtua untuk memahami penyebab sebenarnya dari tantrum tersebut. Setiap anak itu unik, dan alasan dibalik tantrumnya bisa bervariasi. Dengan membiarkan anak menangis dan mengamati perilakunya, kamu bisa lebih memahami apa yang memicu tantrum tersebut. Mengetahui penyebab sebenarnya, bisa membantumu menemukan cara yang lebih efektif untuk mencegah atau mengatasi tantrum di masa depan.
Selain itu, usahakan untuk berkomunikasi dengan anak setelah tantrum selesai. Ajak dia berbicara tentang apa yang dirasakan dan apa yang memicu emosinya. Dengan cara ini, anak belajar untuk mengenali dan menyebutkan perasaannya sendiri.
Menghadapi anak yang tantrum memang gak mudah, ya. Semua orangtua pasti pernah berada di situasi ini. Akan tetapi, percayalah, dengan pendekatan yang tepat, situasi ini justru bisa jadi kesempatan untuk membantu anak mengembangkan keterampilan emosional yang penting. Terpenting adalah orangtua harus tetap tenang dan sabar saat menghadapi anak menangis dan tantrum. Siap membantu anak mengelola emosi dengan lebih baik dan tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional?