Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak marah
ilustrasi anak marah (unsplash.com/Alexander Dummer)

Intinya sih...

  • Tetap tenang saat anak dramatis, jangan ikut terprovokasi

  • Validasi perasaan anak, bukan dramanya, untuk menurunkan intensitas dramanya

  • Tetapkan batasan dengan konsisten agar anak belajar cara yang lebih sehat dalam mengekspresikan emosinya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap anak mungkin memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengekspresikan perasaannya. Sebagian anak mungkin melakukan hal tersebut dengan cara yang cukup dramatis. Mereka bisa saja menangis lama, merengek, hingga bahkan bereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal kecil yang sebetulnya tidak terlalu serius.

Bagi orangtua, menghadapi anak yang penuh drama mungkin akan sangat menguji kesabaran. Tak jarang orangtua memerlukan pendekatan yang tepat. Oleh sebab itu, berikut ini merupakan beberapa tips untuk menghadapi anak yang penuh drama agar orangtua bisa tetap tenang.

1. Tetap tenang dan jangan ikut terprovokasi

ilustrasi anak marah (pexels.com/RDNE Stock project)

Pada saat anak mulai menunjukkan sikap dramatis, maka penting bagi orangtua untuk tetap berusaha tenang agar situasinya tidak semakin memanas. Anak sering kali mungkin meniru respons yang dilakukan oleh orangtua, sehingga jika ikut emosi, maka drama yang ada justru hanya akan bertambah panjang. Alih-alih membalas dengan kemarahan, coba tarik napas dalam dan gunakan suara lembut ketika akan berbicara. Cara ini cukup efektif untuk menenangkan anak dan memberikan contoh bahwa emosi sebetulnya bisa dikelola dengan baik.

2. Validasi segala perasaan anak, bukan dramanya

ilustrasi anak menangis (unsplash.com/Zahra Amiri)

Anak yang penuh drama biasanya hanya ingin didengar dan juga dipahami oleh orangtuanya, bukan hanya sekadar mencari perhatian. Tidak heran apabila penting bagi orangtua untuk selalu memvalidasi perasaan anak dengan mengatakan bahwa segala emosi yang dirasakannya merupakan sesuatu yang wajar. Dengan memvalidasi perasaan anak, maka nantinya anak akan tetap merasa dihargai dan dimengerti, sehingga intensitas dramanya pun akan menurun. Setelah itu, orangtua bisa mengarahkan anak pada cara yang lebih sehat dalam mengekspresikan segala emosinya.

3. Tetapkan batasan dengan konsisten

ilustrasi anak dan ibu (unsplash.com/Amy Humphries)

Drama anak bisa muncul karena mereka ingin menguji seberapa jauh orangtua bisa mentoleransi perilaku tersebut. Tidak heran apabila orangtua perlu menetapkan batasan yang jelas dan konsisten agar anak memahami mana yang memang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Contohnya pada saat anak menangis berlebihan karena tidak mendapatkan mainan, maka orangtua bisa tetap tegas untuk menjelaskan alasan penolakannya. Konsistensi tersebut bisa membuat anak belajar bahwa drama bukan cara efektif untuk memeroleh apa yang mereka inginkan.

4. Ajak anak mengekspresikan emosi dengan cara yang positif

ilustrasi anak marah (pexels.com/RDNE Stock project)

Alih-alih membiarkan anak terus terjebak dalam dramanya, sebaiknya orangtua bisa mengajak mereka untuk menyalurkan perasaan dengan cara yang lebih sehat. Orangtua bisa mengajarkan anak untuk menggambar ketika marah, menulis ketika sedih, atau membuat cerita pada saat sedang merasa kecewa. Dengan cara yang tepat, maka anak akan belajar bahwa ada berbagai cara untuk mengekspresikan emosi tanpa terkesan berlebihan. Cara ini jugalah yang dapat membantu anak untuk membangun keterampilan emosional yang nantinya bermanfaat hingga dewasa.

Menghadapi anak yang penuh drama memang memerlukan kesabaran ekstra, namun bukan berarti mustahil dilakukan. Pada akhirnya drama anak bisa menjadi pintu masuk bagi orangtua untuk lebih memahami terkait karakter dan kebutuhan emosionalnya. Melalui pendekatan yang tepat, maka hubungan antara orangtua dan anak pun jadi lebih harmonis, serta penuh kehangatan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team