#MahaKaryaAyahIbu: Juang untuk Seni dan Budaya Indonesia di Mancanegara

Teruntuk ayah yang telah tiada, seandainya dapat memutar waktu, inilah yang ingin kupersembahkan padamu.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Tahun 2015 lalu, saya mendapat kesempatan melaksanakan program Student Exchange and Internship Programme antara UNIKOM Bandung dengan Universiti Utara Malaysia selama 1 bulan penuh, selain belajar dan magan kerja, saya mendapat banyak pengalaman menarik dimana harus adaptasi dengan kebudayaan dan bahasa yang tidak sama seperti di Indonesia, awalnya sempat mengalami Culture Shock, namun seiring berjalannya waktu, hal itu dapat diatasi.

dm-player

2 minggu terakhir, kami diberitahu bahwa akan adanya pertunjukkan budaya dalam program survival di Kampong Jeruju yang diikuti oleh mahasiswa Internasional se Asia. teman-teman yang berasal dari Indonesia menunjuk saya untuk menampilkan tari Tradisional Sunda karena saya memang seorang pelaku seni sunda, pada tanggal 22 Maret 2015, kami pergi ke Jeruju dan berkenalan dengan seluruh Mahasiswa Asia.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, setiap perwakilan Negara menampilkan ciri khas Seni/Budaya nya masing-masing, dan saya menampilkan Tari Tradisional Jawa Barat, sontak tepuk tangan penonton membuat saya terharu, dimana beberapa orang sampai berdiri, tak sampai disitu, ada Mahasiswa asal Jepang yang menghampiri saya dan mengatakan bahwa ia ingin belajar Kebudayaan Indonesia. Meski acara itu tidak resmi seperti ajang perlombaan Internasional, meski acara itu hanya berlangsung satu malam, tapi saya merasa sangat dihargai, dan sangat bangga bisa membawa Seni Kebudayaan kebanggaan saya keluar Negeri. Bagi saya hal yang sudah saya lakukan adalah sebuah Mahakarya untuk Indonesia dan untuk keluarga

Mendengar kabar beberapa tahun kebelakang mengenai plagiat atau pengakuan secara sepihak atas Kebudayaan Indonesia oleh Negara tetangga membuat saya terpukul dan sakit hati, itulah yang membuat saya terpicu untuk memperjuangkan Kebudayaan Indonesia agar diakui oleh dunia keasliannya dan agar kokoh tak tertandingi. Saya ingin mendapat kesempatan lagi pergi ke luar negeri sebagai penampil kesenian dan kebudayaan Indonesia, apalagi di acara yang resmi. 

Akhir Desember lalu, saya kehilangan sosok Ayah yang selama ini menjadi tumpuan/ tulang punggung keluarga .Betapa terpukulnya saya, di mana kini saya yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Seandainya dapat memutar waktu, inilah yang ingin kupersembahkan kepadamu ayah, sebuah Mahakarya yang menjunjung tinggi nilai Seni Tradisi Indonesia, semoga saya bisa membanggakan Ayah.

Mochammad Ramdan Photo Writer Mochammad Ramdan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya