5 Faktor Penyebab Tantrum Anak dan Tips Mengatasinya

Jangan langsung marah atau menghukum, ya mom 

Tantrum adalah perilaku yang sering terjadi pada anak-anak usia 1-3 tahun. Tantrum bisa berupa menangis, berteriak, menendang, atau melarikan diri. Tantrum adalah cara anak-anak mengungkapkan emosi mereka yang belum teratur. Tantrum juga bisa menjadi tanda bahwa anak-anak ingin mandiri dan mengontrol lingkungan mereka, tetapi tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Tantrum bisa membuat orangtua merasa frustasi, marah, atau bingung. Namun, tantrum adalah hal yang normal dan bisa diatasi dengan cara yang tepat. Berikut adalah lima penyebab umum tantrum pada anak-anak, beserta solusinya.

Baca Juga: 5 Cara Tenangkan Balita Tantrum, Jangan Ikutan Emosi, ya!

1. Anak lapar 

5 Faktor Penyebab Tantrum Anak dan Tips Mengatasinyailustrasi anak tantrum (unsplash.com/Ryan Franco)

Kadang-kadang, penyebab tantrum bisa sepele, yaitu anak lapar. Anak-anak yang lapar bisa menjadi rewel dan mudah tersinggung. Mereka mungkin tidak bisa menunggu sampai waktu makan atau tidak suka dengan makanan yang disajikan. Jika kamu melihat anak kamu menunjukkan tanda-tanda lapar, seperti menggosok perut atau menunjuk makanan, segera beri mereka makanan yang bergizi dan sehat.

Makanan yang baik untuk anak-anak adalah yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Hindari memberi mereka makanan yang mengandung gula, kafein, atau pewarna buatan. Jangan lupa untuk memberi mereka minum air putih juga. Air putih membantu menjaga hidrasi dan kesehatan tubuh anak-anak.

2. Anak lelah 

5 Faktor Penyebab Tantrum Anak dan Tips Mengatasinyailustrasi anak tantrum (unsplash.com/Mick Haupt)

Anak-anak yang lelah juga bisa menjadi penyebab tantrum. Anak-anak yang lelah mungkin tidak bisa mengomunikasikan bahwa mereka ingin tidur atau istirahat. Mereka mungkin menjadi lambat dan mudah tersinggung atau menolak bermain atau melakukan aktivitas lainnya. Jika kamu melihat anak kamu menunjukkan tanda-tanda lelah, seperti menguap, menggosok mata, atau bersandar pada kamu, bawa mereka ke tempat tidur atau tempat yang tenang.

Buatlah rutinitas tidur yang konsisten dan nyaman untuk anak kamu. Pastikan mereka tidur cukup sesuai dengan usia mereka. Anak usia 1-2 tahun membutuhkan 11-14 jam tidur per hari, sedangkan anak usia 3-5 tahun membutuhkan 10-13 jam tidur per hari. Buatlah suasana tidur yang gelap, sejuk, dan tenang. Baca buku cerita atau nyanyikan lagu pengantar tidur untuk membantu mereka rileks.

3. Anak overstimulasi 

5 Faktor Penyebab Tantrum Anak dan Tips Mengatasinyailustrasi anak tantrum (unsplash.com/Zahra Amiri)
dm-player

Anak-anak yang overstimulasi bisa menjadi penyebab tantrum juga. Anak-anak yang overstimulasi mungkin merasa kewalahan oleh cahaya terang, suara keras, atau banyak orang di sekitar mereka. Mereka mungkin tidak bisa menyesuaikan diri dengan situasi baru atau menangani terlalu banyak informasi sekaligus. Jika kamu melihat anak kamu menunjukkan tanda-tanda overstimulasi, seperti menutup mata, menutup telinga, atau menghindari kontak mata, bawa mereka ke tempat yang lebih tenang dan nyaman.

Beri mereka waktu untuk menenangkan diri dan berikan perhatian dan pelukan. Jangan memaksakan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain jika mereka tidak mau. Ajari mereka cara-cara sederhana untuk mengatasi overstimulasi, seperti bernapas dalam-dalam, memeluk boneka kesayangan, atau mendengarkan musik lembut.

Baca Juga: 5 Penyebab Tantrum yang Kerap Terjadi pada Anak

4. Anak frustrasi 

5 Faktor Penyebab Tantrum Anak dan Tips Mengatasinyailustrasi anak tantrum (unsplash.com/Zahra Amiri)

Anak-anak yang frustrasi bisa menjadi penyebab tantrum pula. Anak-anak yang frustrasi mungkin merasa tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan atau tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik. Mereka mungkin merasa dibatasi oleh aturan orang tua atau lingkungan. Jika kamu melihat anak kamu menunjukkan tanda-tanda frustrasi, seperti menggigit bibir, menghentak kaki, atau memukul mainan, cobalah untuk memahami apa yang membuat mereka frustrasi dan bantu mereka menyelesaikannya.

Jangan memberi mereka apa yang mereka mau jika itu tidak pantas atau tidak aman. Misalnya, jika mereka ingin makan permen sebelum makan siang, jangan beri mereka permen, tetapi beri mereka pilihan lain yang lebih sehat. Ajari mereka cara-cara positif untuk mengatasi frustrasi, seperti bernapas dalam-dalam, berbicara dengan tenang, atau mencari solusi bersama.

5. Anak ingin perhatian 

5 Faktor Penyebab Tantrum Anak dan Tips Mengatasinyailustrasi anak tantrum (unsplash.com/Tadeusz Lakota)

Anak-anak yang ingin perhatian bisa menjadi penyebab tantrum juga. Anak-anak yang ingin perhatian mungkin merasa kurang diperhatikan atau dicintai oleh orangtua atau orang lain di sekitar mereka. Mereka mungkin merasa cemburu dengan adik atau teman-teman mereka. Jika kamu melihat anak kamu menunjukkan tanda-tanda ingin perhatian, seperti memeluk kamu erat-erat, meminta kamu untuk bermain bersama, atau meniru perilaku kamu, berikanlah perhatian dan kasih sayang kepada mereka.

Luangkan waktu untuk bermain dan bercanda dengan mereka setiap hari. Tunjukkan minat dan antusiasme pada apa yang mereka lakukan. Puji mereka ketika mereka berperilaku baik dan tunjukkan bahwa kamu bangga dengan mereka. Jangan mengabaikan atau menghukum mereka ketika mereka tantrum, tetapi beri mereka kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan apa yang mereka rasakan.

Tantrum adalah hal yang wajar pada anak-anak usia dini. Orangtua tidak perlu panik atau marah ketika anak-anak tantrum. Yang penting adalah orangtua tetap tenang dan sabar dalam menghadapi tantrum anak-anak. Dengan begitu, orangtua bisa membantu anak-anak belajar mengatur emosi mereka dan tumbuh menjadi anak-anak yang bahagia dan sehat.

Baca Juga: 5 Cara Tenangkan Balita Tantrum, Jangan Ikutan Emosi, ya!

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya