5 Gejala Perundungan yang Sering Terlewatkan oleh Orangtua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perundungan atau bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang oleh seseorang atau kelompok terhadap orang lain yang lebih lemah atau tidak berdaya. Perundungan bisa berupa kata-kata, tindakan fisik, atau perilaku sosial yang merugikan korban secara emosional, fisik, atau psikologis.
Perundungan bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah. Anak-anak yang mengalami perundungan di sekolah bisa mengalami dampak negatif yang berkepanjangan, seperti depresi, kecemasan, rendah diri, gangguan tidur, gangguan makan, penurunan prestasi akademik, isolasi sosial, bahkan pikiran atau tindakan bunuh diri.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui tanda-tanda anak mengalami perundungan di sekolah dan segera mengambil tindakan pencegahan atau penanganan yang tepat. Berikut adalah lima gejala umum yang bisa menunjukkan bahwa anak menjadi korban perundungan di sekolah.
Baca Juga: 5 Cara Elegan Hadapi Perundungan di Tempat Kerja, Jangan Diam
1. Luka atau kerusakan barang tanpa penjelasan
Anak yang mengalami perundungan fisik, seperti dipukul, ditendang, dicubit, didorong, atau dilempari barang oleh teman-temannya di sekolah, bisa pulang dengan luka-luka yang tidak bisa dijelaskan secara logis. Misalnya, memar, lecet, goresan, atau luka bakar pada tubuhnya. Selain itu, anak yang menjadi sasaran perundungan juga bisa kehilangan atau mengalami kerusakan pada barang-barangnya, seperti pakaian, buku, elektronik, atau perhiasan.
Jika kamu melihat adanya luka atau kerusakan barang pada anak kamu tanpa alasan yang masuk akal, jangan langsung menuduh anak kamu berbohong atau ceroboh. Cobalah untuk menanyakan secara halus dan bersahabat apa yang terjadi pada anak kamu dan barang-barangnya. Jika anak kamu enggan atau takut untuk menjawab pertanyaan, itu bisa menjadi indikasi bahwa anak mengalami perundungan di sekolah.
2. Sakit kepala atau sakit perut yang sering
Anak yang mengalami perundungan di sekolah bisa merasa stres dan cemas sehingga mempengaruhi kondisi kesehatannya. Anak bisa sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut tanpa sebab medis yang jelas. Anak juga bisa sering merasa mual atau pura-pura sakit agar tidak perlu pergi ke sekolah.
Jika kamu melihat anak kamu sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut tanpa alasan medis yang jelas, jangan langsung menganggap anak kamu hanya mencari alasan untuk tidak sekolah. Cobalah untuk memeriksakan kesehatan anak kamu ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah fisik yang serius. Jika dokter tidak menemukan adanya penyakit fisik pada anak kamu, kemungkinan besar penyebab sakit kepala atau sakit perut tersebut adalah faktor psikologis akibat perundungan.
3. Perubahan pola makan dan tidur
Editor’s picks
Anak yang mengalami perundungan di sekolah bisa mengalami gangguan makan dan tidur akibat tekanan emosional yang dialaminya. Anak bisa tiba-tiba melewatkan makan atau makan berlebihan. Anak juga bisa pulang dari sekolah dengan perut kosong karena tidak makan siang akibat takut diperundung di kantin. Selain itu, anak yang menjadi korban perundungan juga bisa mengalami kesulitan tidur atau mimpi buruk yang sering.
Jika kamu melihat adanya perubahan pola makan dan tidur pada anak kamu, jangan langsung mengkritik atau memaksa anak kamu untuk makan atau tidur sesuai dengan kebiasaan sebelumnya. Cobalah untuk menanyakan secara perhatian dan pengertian apa yang membuat anak kamu tidak nafsu makan atau tidak bisa tidur dengan nyenyak. Jika anak kamu mengaku tidak ada masalah, kamu bisa mencoba untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada anak kamu agar tetap menjaga kesehatan tubuh dan pikirannya.
Baca Juga: 5 Tanda Bahwa Perundungan Telah Merusak Mental, Jangan Abaikan!
4. Penurunan nilai atau ketertarikan terhadap sekolah
Anak yang mengalami perundungan di sekolah bisa kehilangan motivasi dan konsentrasi untuk belajar. Anak bisa mengalami penurunan nilai akademik atau ketertarikan terhadap pelajaran-pelajaran yang sebelumnya disukainya. Anak juga bisa enggan atau menolak untuk pergi ke sekolah dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal.
Jika kamu melihat adanya penurunan nilai atau ketertarikan terhadap sekolah pada anak kamu, jangan langsung menyalahkan atau menekan anak kamu untuk belajar lebih keras atau lebih rajin. Cobalah untuk menanyakan secara sabar dan mendukung apa yang menjadi kesulitan atau kendala anak kamu dalam belajar. Jika anak kamu mengaku tidak ada masalah, kamu bisa mencoba untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada anak kamu agar tetap semangat dan berprestasi di sekolah.
5. Kehilangan teman atau menghindari situasi sosial
Anak yang mengalami perundungan di sekolah bisa kesepian dan terisolasi dari lingkungan sosialnya. Anak bisa kehilangan teman-teman yang biasanya dekat dengannya atau menghindari situasi-situasi sosial yang melibatkan banyak orang. Anak juga bisa merasa tidak berdaya atau rendah diri akibat perlakuan buruk yang diterimanya dari teman-temannya.
Jika kamu melihat adanya kehilangan teman atau penghindaran situasi sosial pada anak kamu, jangan langsung menganggap anak kamu pemalu atau tidak bersosialisasi. Cobalah untuk menanyakan secara ramah dan peduli apa yang membuat anak kamu tidak nyaman berinteraksi dengan teman-temannya. Jika anak kamu enggan atau malu untuk menjawab pertanyaan kamu, itu bisa menjadi tanda bahwa anak kamu mengalami perundungan di sekolah.
Jika kamu sudah yakin bahwa anak kamu menjadi korban perundungan di sekolah, jangan diam saja atau berpura-pura tidak tahu. Segera lakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi dan membantu anak kamu, seperti berbicara dengan guru, kepala sekolah, orangtua pelaku perundungan, konselor, psikolog, atau pihak berwenang lainnya. Ingatlah bahwa perundungan bukanlah hal yang sepele atau biasa terjadi, tetapi merupakan masalah serius yang bisa merusak masa depan anak.
Baca Juga: Gunakan 5 Cara Ini untuk Menghadapi Perundungan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.