Di Balik Keluarga Ceria, Ada Ayah Hebat di Belakangnya

Namaku M.Ilham Nurhakim bisa di panggil Ilham umurku sekarang 21 tahun, aku mempunyai 1 saudara yaitu adiku sendiri bernama Najwa yang masih duduk di bangku SMP kelas 1. Ayah ku bernama Sujiono beliau sekarang bekerja sebagai guru di salah satu SMP di Tulungagung, sedangkan Ibu ku sendiri bernama Nurul beliau tidak bekerja hanya ibu rumah tangga dirumah. Keluargaku memang sangat sederhana, namun aku tak pernah mengeluhkan segala apa yang terjadi hingga aku kuliah di salah satu Universitas di Malang pun aku harus bekerja keras dan juga belajar yang tekun untuk membanggakan orangtua ku. Sebenarnya, aku sedih kenapa tidak dari dulu aku berjuang keras untuk menggapai mimpi mimpiku.

Dulu ketika aku masih kecil dari Sekolah Dasar (SD) sampai di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) aku kurang menonjol di bidang akademik maupun non-akademik. Boleh di bilang aku kurang dari segala hal dengan anak anak lain aku masih suka bermain-main dan menghiraukan belajar padahal bapak saya adalah seorang guru. Namun aku malah menyia nyiakan itu jarang aku belajar dengan bapak bahkan tidak pernah. Aku sibuk dengan duniaku sendiri padahal beliau selalu berpesan untuk selalu menambah ilmu.

Beliau hanya menyuruhku untuk membantunya bekerja di kolam ikan, dan selalu mengajarkan kedisiplinan serta taat pada agama. Beliau sosok yang sangat aku idolakan, beliau sangat lah taat kepada agama. Hingga beliau selalu memipin jamaah sholat di mushola dekat rumahku.

Alhamdulilah ketika menginjak kelas 3 Madrasah Aliyah aku pun sadar. Apa yang telah aku lakukan selama ini ? orang tua ku banting tulang menghidupiku, berdoa setiap malam untukku. Apa yang bisa aku berikan kepada beliau. Seketika aku mulai merubah gaya hidupku yang suka bermain main. Aku mulai dengan belajar yang rajin, pindah ke tempat duduk depan guru. Mendengarkan apa perkataan guru. Dan saat itu aku bilang kepada ayahku. Ayah aku pengen les untuk masuk ke salah satu Universitas di Malang. Langsung ayahku kaget, loh iya kamu mau kuliah dan belajar? Dan beliau mengucapkan alhamdulilah anaku sadar juga.

Itulah yang menyebabkan aku berubah hingga akhirnya mau belajar terus. Prestasi demi prestasi aku dulang hingga kancah Nasional karya karya yang aku buat aku pamerkan kepada ayahku. Ayah ini adalah buah karya kreasi ku sontak ayahku bangga dengan ku, alhamdulilah didikanku selama ini tidak sia-sia.

Bila memang bisa aku mengulang kembali waktu yang ada, sejak kecil seharusnya aku sudah bermimpi besar belajar dengan tekun melawan rasa malas yang menderu, mengorbankan sedikit waktu bermainku untuk banyak belajar untuk menambah pengetahuanku. Dibarengi dengan ikhtiar kepada tuhan, boleh dibilang keagaamaan ku pada saat kecil masih tergolong pas pas an bahkan kurang, waktu aku kecil jarang sekali sholat tepat waktu, jarang berjamaah.

Padahal orangtuaku sendiri adalah imam di salah satu mushola dekat rumah. Malu, rasanya bila mengingat masa lalu kecilku banyak hal yang membuatku sedih, perjuangan keras ayahku masih belum bisa aku balas sepenuhnya, masih banyak yang harus aku balas kepada orang tua ku. Cita citaku atau salah satu keinginanku adalah pergi ke Jepang untuk study, aku yakin bila aku bisa pergi kesana ayahku akan bangga. Anak pertamanya bisa belajar di luar negeri.