#MahakaryaAyahIbu: Izin Rantau untuk Sebuah Kesuksesan

Kesuksesan itulah mungkin yang di pikirkan oleh seorang mahasiswa rantau pada umunya, termasuk Aku yang datang dari ujung Indonesia

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Mendambakan kesuksesan itulah mungkin yang di pikirkan oleh seorang mahasiswa rantau yang datang dari ujung barat Indonesia, meninggalkan semua keindahan kampung halaman demi sebuah kesuksesan, meninggalkan sanak saudara, teman bahkan keluarga itu semua dilakukan demi sebuah mimpi dan cita-cita yang rasanya harus digapai

Pagi itu seperti biasa, setelah bangun pagi dia langsung menuju ke toilet untuk mencuci muka dan berwuduk sebelum melaksanakan shalat subuh, cuaca ketika itu juga tidak berbeda hawa dingin pagi di kampung halaman yang akan menjadi kenangan yang tidak bisa terlupakan, harus disadari bahwa pagi itu adalah hawa denginya rumah terakhir sebelum harus berangkat merantau

dm-player

Waktu menunjukan pukul 08.00 WIB, semakin dekat sudah jadwal keberangkatan, sebelum berangkat sang ibu banyak memberi nasihat, rasanya seperti sudah mengira bahwa si anak akan meninggalkannya dalam waktu yang lumayan lama, banyak nasihat-nasihat yang terus di berikan, sembari si anak dengan tenanya mendengarkan juga mengiyakan sembari mengata Insya Allah akan saya laksanakan

Tidak terasa jadwal keberangkatan pun tiba, di waktu itu ada sedikit haru ketika sang ibu memeluk anaknya sebelum anaknya harus meninggalkanya dalam waktu yang lama tentunya, sambil mengangkat langkah menuju pesawa terus terbesit di hati akan semua nasihat yang baru di berikan sang ibu, sembari juga berjanji akan bersungguh sungguh demi memabwa pulang sebuah kesuksesan yang nantinya menjadi mahakarya untuk Ayah dan Ibu.

Janji itu selalu terbungkus rapi dalam pikirnya, setiap hal yang akan dilakukan diawali berdoa semoga berkah dan menjadi sebuah jalan menuju sukses baginya,namun terkadang  ada masa dimana dia harus kecewa merasakan pahitnya kegagalan. Namun kata-kata yang sering dikataka oleh sang ibu selalu di Ingat, bahwa “ketika kamu gagal ingatlah itu adalah hal terbaik bagi kamu, karena apapun jalan Allah itulah yang terbaik, yang tepenting kamu sudah berusaha dan jangan pernah putus Asa”

Walau begitu tetap saja terkadang tetesan air mata mengalir beriringan dengan bacaan  berdoa dalam hatinya, dia berdoa semoga dia bisa membahgiakan kedua orang tunya, dari jalan lain kekokohan doalah yang mungkin membuat dia untuk pertama kalinya bisa melihatkan piala yang dia dapatkan dari sebuah kompetisi

Piala tersebut di harapkan menjadi titik cerahnya hari di hari yang akan datang, piala tersebut memang tidaklah berharga namun yang berharga itu adalah usaha yang telah dilakukan bisa hasil, hasil berupa prestasi. Dari sambungan telepon dia mengatakan kepada orang tuanya bahwa Alhamdulillah hari ini sebuah piala bisa saya bawa pulang Bu, doakan ini menjadi titik awal kesuksesan besar yang akan aku raih, doakan aku terus, Bu.

Muhammad Multazam Photo Writer Muhammad Multazam

Blogger Sejak 2012 | www.mltazam.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya