5 Novel tentang Perceraian yang akan Mengubah Cara Pandangmu

- Novel tentang perceraian menawarkan pandangan baru terhadap kehidupan pascaperpisahan.
- Ex-Wife, The Divorcées, dan The Not Wives menggambarkan fase setelah perceraian dan pengalaman emosional yang kompleks bagi para tokohnya.
- Seven Days in June dan novel pendek César Aira menunjukkan bahwa cinta bisa datang lagi setelah luka perpisahan.
Perceraian sering dianggap sebagai akhir yang menyakitkan, penuh air mata dan kehilangan. Namun, ada beberapa novel yang justru membalikkan pandangan itu. Semua novel tentang perceraian ini menunjukkan bahwa hidup setelah pernikahan bisa menjadi ruang untuk tumbuh, tertawa, dan bahkan jatuh cinta lagi.
Masing-masing cerita membawa kita ke dunia yang berbeda, tapi semuanya menghadirkan suara-suara yang kuat tentang orang yang belajar menemukan dirinya kembali. Perceraian, dalam novel-novel ini, bukan sekadar luka, melainkan juga lompatan menuju kebebasan. Siap-siap untuk melihat perpisahan dari sudut pandang yang benar-benar baru?
1. Ex-Wife–Ursula Parrott

Ditulis pada tahun 1929, Ex-Wife adalah novel yang mencengangkan di masanya karena membahas topik perceraian secara terbuka, hingga penulisnya menerbitkan buku ini secara anonim. Tokoh utamanya, Pat, adalah seorang perempuan muda yang baru bercerai dan mencoba memahami identitas barunya sebagai seorang mantan istri.
Lewat dialog tajam dan satir sosial yang jitu, novel ini menyampaikan bahwa menjadi seorang mantan istri bukan hanya status, tapi pengalaman emosional yang rumit dan sering kali penuh paradoks. Pat bukan hanya mencari kebebasan, tapi juga sedang berdamai dengan luka, kemarahan, dan kenangan dari pernikahan yang gagal.
Novel ini menggambarkan berbagai fase setelah perceraian, mulai dari rasa bebas, kesepian, sampai pencarian jati diri. Meskipun berlatar era Jazz Age, Ex-Wife terasa relevan hingga hari ini karena jujur menggambarkan gejolak batin perempuan yang baru merdeka dari pernikahan yang mengekang.
2. The Divorcees–Rowan Beaird

Di masa lalu, Reno di Nevada dikenal sebagai “Ibu Kota Perceraian Dunia” karena hukum perceraiannya yang lebih longgar dibanding negara bagian lain di Amerika. The Divorcées mengambil latar waktu dan tempat ini, mengikuti kisah Lois, seorang perempuan muda yang pergi ke Reno untuk mengakhiri pernikahannya.
Tinggal di sebuah ranch perceraian, Lois bertemu dengan perempuan-perempuan lain yang juga ingin memulai hidup baru. Selama di sana, Lois mulai mengenal dirinya lebih dalam, jauh dari bayang-bayang suami dan keluarganya.
Novel ini bukan hanya soal berpisah, tapi juga tentang bagaimana seorang perempuan bisa mengambil kendali atas hidupnya meski dengan risiko sosial yang besar. Beaird menghadirkan suasana hangat dan penuh harapan dalam cerita tentang pembebasan pribadi yang berani.
3. The Not Wives–Carley Moore

The Not Wives menawarkan pendekatan yang liar, puitis, dan penuh gairah terhadap hidup setelah perceraian. Berlatar New York era Occupy, kisah ini mengangkat tiga perempuan yang tidak lagi terikat peran tradisional istri. Mereka adalah seorang ibu tunggal yang baru bercerai, seorang perempuan muda yang hidup di jalanan, dan seorang biseksual.
Novel ini menggabungkan kehidupan seks yang bebas, perjuangan politik, dan pencarian identitas baru dengan gaya penulisan yang segar. Moore menunjukkan bahwa perceraian bukan akhir, tapi pintu menuju kebebasan berekspresi dan eksistensi baru. Di tengah kekacauan dan ketidakpastian, para tokohnya justru menemukan kekuatan untuk menciptakan hidup baru.
4. Seven Days in June–Tia Williams

Meski lebih sering dikategorikan sebagai roman, Seven Days in June juga menggambarkan pengalaman pascacerai dengan begitu hangat dan realistis. Eva adalah ibu tunggal yang telah lama bercerai dan lebih fokus membesarkan anaknya serta membangun karier menulis. Trauma dari pernikahan lamanya masih membekas kuat.
Namun hidup Eva berubah saat ia bertemu kembali dengan cinta lama yang pernah membuatnya jatuh hati. Cerita ini menyentuh perasaan mereka yang pernah merasa terlalu rusak untuk dicintai lagi. Dengan gaya yang lucu dan emosional, Williams mengingatkan kita bahwa cinta bisa datang lagi, bahkan setelah luka perpisahan.
5. The Divorce–Cesar Aira

Dalam novel pendek ini, César Aira mengangkat kisah seorang pria yang baru bercerai bernama Kent, yang menghabiskan libur Natal di Buenos Aires. Kisahnya penuh dengan kebetulan aneh dan keajaiban kecil. Dimulai dari pertemuannya secara tak sengaja dengan seorang pengendara sepeda yang ternyata punya keterkaitan misterius dengannya.
Meski terdengar aneh, Aira menyajikan gambaran yang sangat nyata tentang kekacauan batin setelah perceraian. Segalanya terasa ganjil, kehilangan arah, dan dunia tampak berbeda seperti hidup di semesta paralel. Novel ini cocok bagi pembaca yang menyukai pendekatan filosofis dan imajinatif untuk memahami rasa kehilangan dan pencarian makna baru setelah perpisahan.
Kalau kamu kira cerita tentang perceraian pasti menyedihkan, kelima novel ini akan membuatmu berpikir ulang. Kelima novel tentang perceraian menunjukkan bahwa berakhirnya sebuah pernikahan bukan berarti akhir dari segalanya, lho! Tertarik untuk membacanya?